Bab 42

66 15 1
                                    

Aku seharusnya tidak meremehkan khasiat dari tidur yang cukup. Ketika bangun pada keesokan hari, rasanya aku sudah siap lagi untuk mengguncang dunia. Selepas sarapan, kami mengulang latihan kemarin. Jacob dan Varos kembali menguji kemampuanku dalam membentuk perlindungan.

"Biar kuberi tahu sesuatu yang unik soal penyihir," ujar Jacob, saat kami tengah beristirahat. "Selama ini kita mengira perlindungan mereka satu-satunya adalah yang berada di luar, padahal mereka juga perlindungan di bagian dalam, yang juga dikenal sebagai perlindungan internal."

"Perlindungan internal?" ulangku. "Apa bedanya dengan yang kita praktikkan tadi?"

"Yang sebelumnya kita pelajari adalah perlindungan di luar tubuh," jelas Jacob. "Tetapi, kau butuh lapisan energi untuk melindungi diri dari serangan diam-diam yang fatal. Misalnya, sesuatu yang membuatmu dicekik dari kejauhan, atau organ tubuhmu diledakkan-—"

Aku sontak memegang perutku. "Itu bisa terjadi?"

"Risiko ini akan lebih rentan bagi mereka yang bukan penyihir. Sementara jika berlawanan dengan penyihir, butuh energi yang besar untuk bisa menembus sedalam itu," jawabnya. "Intinya, perlindungan ini membantumu agar kau tidak terlalu rawan terhadap serangan internal yang fatal. Malahan, segel sihir juga bisa dilawan dengan perlindungan ini, dengan syarat sang perapal punya kekuatan yang sebanding atau hanya sedikit lebih tinggi darimu."

"Kalau selevel Rufus?"

"Well, aku yakin semesta ini bisa dijungkirbalikkan dengan sihir Draig yang kau miliki. Yah... itu pun kalau si pemegang pusaka cukup kuat untuk menanggung tekanan sihir." Jacob termenung dengan wajah skeptis. "Tapi, kita tahu sendiri tidak akan semudah itu."

Aku mengangguk paham. Sekalipun kekuatan pusaka ini memang sebesar itu, mana mungkin dewa memberiku kemudahan untuk menguasainya secara menyeluruh dalam waktu singkat?

"Kita kembali ke perlindungan internal. Kau tinggal membiarkan energi sihir meliputi setiap jengkal tubuhmu dari atas sampai bawah, biasanya ditandai dengan penyebaran panas dari energi tersebut. Kalau kau merasa hangat secara menyeluruh, berarti tubuhmu sudah cukup terlindungi dari sihir-sihir jarak jauh yang dapat menyerang titik vitalmu."

Setelah mendengar penjelasan panjang-lebar itu, kucoba untuk menyebar kehangatan dari energi sihir yang semula hanya terasa di dada dan tanganku menjadi ke sekujur tubuhku. Kendati kedengaran sederhana, ternyata hal ini tidak semudah itu. Entah kenapa pikiranku malah ikut bercabang karena harus mempertahankan banyak hal dalam sekali waktu.

"Lakukan dengan tenang," nasihat Jacob. "Sekarang energi ini adalah bagian dari dirimu. Jangan jadikan sebagai beban."

Kucoba untuk menanamkan kata-katanya ke dalam benak. Alih-alih menganggap energi sihir ini sebagai sesuatu yang perlu kuawasi dan pertahankan terus-menerus, aku menganggapnya sebagai selimut yang bertugas menghangatkanku. Pemikiran tersebut memang lumayan membantu, walau sesekali konsentrasiku masih terancam buyar.

"Kau mulai merasakannya?" tanya Jacob.

Aku mengangguk. "Sudah, tapi sulit memastikan kalau tidak ada serangan yang kualami."

"Paling tidak kau tahu," ujar Jacob seraya memunguti batu. "Pertahankan perlindungan internalmu sementara aku memberi serangan."

Sebelum lemparan pertama mengenai sasaran, aku telah membentuk perlindungan luar dengan lebih cepat berkat energi yang sudah menyebar ke seluruh tubuhku. Pada serangan-serangan berikutnya, tidak ada lagi masalah yang kualami dalam hal melindungi diri.

"Kerja bagus!" Jacob memuji. Dia mengambil kerikil dari tanah. "Seperti yang kau lihat, perlindungan internal turut mempercepat reaksimu terhadap serangan eksternal. Sekarang, lindungi Beast!"

Iltas 3: A Dance of Fire and SorceryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang