Iltas 3: A Dance of Fire and Sorcery

Bacotan Author

Huhuhu, ga kerasa udah sampe di akhir 😭

Silakan skip ke bawah kalau kalian pengen tahu cerita apa lagi yang akan saya tulis berikutnya.

Oh, iya, yang pengen nanya-nanya silakan yaaa. Boleh juga kasih kritik dan saran, tapi yang sopan. Hati saya selembut tofu.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Inspirasi judul

Semula ada beberapa ide judul untuk cerita ini. Antara lain:
1. The Song or Forgotten Heirloom
2. The Forgotten Heirloom
3. The Battle of Fire and Sorcery
4. The War of Fire and Sorcery
5. A Dance of Fire and Sorcery

Akhirnya, saya memilih opsi nomor lima karena paling catchy.

"Author, lalu kenapa ada dance-nya di judul? Mana scene narinya?!" 😤😤😤

Saya juga awalnya merasa nama ini agak lucu. Tapi, saya terinspirasi dari Dance of the Dragons (atau juga dikenal sebagai Dying of the Dragons), yang merupakan salah satu peristiwa bersejarah di Game of Thrones dalam masa perebutan tahkta di dinasti Targaryen.

Jadi, dance itu sebenarnya lebih merepresentasikan 'pertempuran', tapi dengan pilihan kata yang lebih cakep lah. Sebenarnya bisa aja pakai kaya Battle atau War, tapi kan, biasa aja gitu. Hehehe. Hal ini bisa dilihat dari pertempuran sihir (pihak Rufus) dengan api (pihak Cassidy dan para naga).

Selain itu, dalam konotasi yang positif, dance juga diartikan sebagai perpaduan yang bersifat harmonis antara penyihir dan penunggang naga, tercermin dari kerja sama mereka dalam pertempuran ini. Ini juga menggambarkan bagaimana Cassie dan Beast sekalipun bisa memanfaatkan sihir untuk melindungi rekan-rekannya.

Karena dua alasan inilah saya memilih kata "dance".

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Cassidy and Rufus

Kalau kalian ingin tahu sedekat apa dua orang ini, saya bisa bilang kalau Rufus adalah orang yang akan dipacarin Cassie suatu saat nanti apabila: (1) Rufus tidak pernah ghosting-in persahabatan mereka dan (2) Cassidy tidak pernah ketemu Ben.

Rufus sebenarnya baik. Semua hal kejam yang dia lakukan bener-bener terjadi karena pengaruh permata sihir permata agung. Sihir yang terlalu kuat membuat pengendalian diri Rufus hilang dan dendam menguasai dirinya dengan lebih mudah.

Apakah Rufus sadar dengan hal tersebut? Tentu saja dia sadar, makanya dia berusaha mempertahankan kewarasan melalui Cassidy (satu-satunya teman waras dan setia yang pernah dia miliki). Akan tetapi, pengaruh sihir memang terlalu kuat dalam mengaduk-aduk pikiran Rufus sehingga sisi dendamnya lebih mendominasi.

Sebenarnya, ada beberapa alasan kenapa saya menjadikan Rufus berteman dengan Cassie di kehidupan keduanya.

1. Supaya Cassidy makin susah. HAHAHAHA. Pasti orang-orang heboh kalau tahu penunggang macem Cassidy pernah temenan sama orang sinting kayak Rufus.

2. Supaya Cassidy bisa melihat sisi lain dari Rufus. Cassidy tahu kalau Rufus sebenarnya punya sisi baik, bahkan di kehidupan keduanya. Semisal Cassie ga pernah kenal Rufus, kemungkinan besar dia akan lebih membela Naga Agung dan menganggap Rufus pembohong.

3. Supaya Rufus punya alasan untuk gak langsung gila. Kalau Rufus tidak pernah ketemu Cassie di Andarmensia, bisa dipastikan dia akan gila lebih cepat.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Beast

Selama ini kita melihat Beast sebagai sosok Iltas yang perkasa, tapi di seri ketiga ini saya ingin dia memposisikan diri sebagai sosok yang lemah dan berbeda dari biasanya.

Kita tahu Beast benci manusia, dan menjadi manusia membuat Beast belajar banyak hal sekaligus membuatnya sadar kalau sebenarnya banyak orang dan naga yang peduli pada dia.

Selain itu, kita bisa melihat sisi emosional yang jarang ditunjukkan secara terang-terangan oleh Beast, karena emosi naga memang tidak seintens manusia. Bahkan anxiety Beast juga berbeda jauh antara sosok naganya dengan sosok manusianya, di mana ketika dia menjadi manusia, responnya terhadap hal-hal yang memicu traumanya lebih jelas, bahkan berakibat ke panik attack.

Sekarang setiap kali melihat Pedro Pascal, saya jadi keingat Beast 😭 Apalagi dia bapak-able banget untuk anak-anak yang ga ada orang tua (contohnya aja Ellie dan Grogu)

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Tidak terasa, ya, kita sudah tiba di penghujung kisah. Saya berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada para pembaca yang setia mengikuti Iltas sampai 3 season. Terlebih bagi kalian yang sudah menunggu lama sampai sekuel Iltas rilis.

Tak lupa pula saya berterima kasih pada How To Train Dragon, sumber inspirasi untuk cerita iltas dan awal mula dari segala sesuatu. 

Iltas is a story that I hold dearly in my heart. Mau sebanyak apa pun cerita tentang naga yang saya tulis gak akan pernah menggantikan Cassidy dan Beast. Memang, cerita ini gak sempurna. Saya juga menulis season 1 saat masih belum terlalu pandai nulis. Tapi tetap saja, Cassidy dan Beast membawa perubahan besar dalam hidup saya.

Saya tidak ingin mengatakan bahwa ini akhir dari segalanya, walaupun sekarang saya belum punya ide lagi mengenai dunia Andarmensia. Tapi, siapa tau ya kan 😏 Percy Jackson and The Olympians aja tiba-tiba ada lanjutan setelah bertahun-tahun seriesnya selesai.

Jujur saja, gak enak mau ngerepotin keluarga Salvatore-Addams lagi. Namun, kalaupun ada kelanjutan cerita dari dunia ini, orang lainlah yang akan menjadi pemeran utama *UHUK* Steven *UHUK* Viorel *UHUK*

Sebenarnya saya ada kepikiran nulis cerita awal mula penunggang naga Andarmensia, tapi, ga tau deh, hmmm. Udah ada clue samar yang saya tebar, terlebih terkait Jacob Daur. Lihat aja ke depannya gimana. 😌

Sebenarnya saya banyak project dan ide, tetapi eksekusinya aja nih yang butuh waktu. Selain fantasi, saya juga punya rencana menulis genre supernatural, khusus untuk Halloween. (Tapi masih rencana yaa, hehe)

Maka dari itu, saya berharap kalian bersedia mencoba membaca cerita saya yang lain juga di luar Iltas. Siapa tau ada yang cocok, kan. 🥰🥰

Dukungan kalian berarti banget buat saya. Maka dari itu saya bersyukur atas kehadiran kalian, walau sekadar dari nama-nama yang biasanya muncul di notifikasi. Tak bosan-bosannya saya berterima kasih pada kalian semua 🖤🖤🖤🖤

Udah deh, gitu aja. Sampai bertemu di karya berikutnya 🖤💚

Salam,
Author 🐲