AGNAR
Agnar membenci segala sesuatu yang pemuda itu perbuat. Namun, lebih dari segala sesuatu, dia membenci dirinya sendiri.
Dirinya, yang terlebih dahulu menorehkan cacat ke dalam persahabatan mereka. Dirinya, yang sejak awal memulai segala masalah hanya karena ketakutan tak berarti. Kini, dirinya pula yang mewujudkan semua mimpi buruk itu.
Agnar sadar normalnya tidak ada makhluk yang bersedia mengakui betapa dirinya telah bersalah. Tapi, perasaan semacam itu menghantui Agnar sejak hari ketika Rufus mulai menyiksanya. Ketika melihat pemuda itu, dia teringat pada sorot ceria dan penuh semangat petualang yang kerap kali terpancar dari mata Rufus. Dia ingat pemuda kurus ceking dengan ketangguhan bak Famhaire. Semua itu lenyap sudah, digantikan sosok dingin tak berhati yang dengan entengnya menyayat tubuh Agnar sedikit demi sedikit, hanya untuk menyaksikan penderitaannya.
Agnar-lah yang menciptakan makhluk keji itu. Tiada guna menyangkalnya.
"Agnar," suara Gerick menyadarkannya. "Kau tidak perlu melakukan ini."
Ditatapnya naga bersisik merah yang telah menemaninya selama berabad-abad itu. Kesetiaan Gerick memang tidak bisa digantikan. Bahkan setelah semua yang dialaminya, Gerick masih mau menanggung beban sebagai pemimpin baru Dracaelum.
"Pemimpin yang baik melindungi kaumnya," Agnar membalas pahit. Padahal itulah yang selama ini dia lakukan. Akan tetapi satu kesalahannya langsung memutarbalikkan keadaan. "Aku tidak layak berada di sini."
"Itu tidak benar."
"Aku berterima kasih bila kau berpikir demikian, saudaraku. Tapi, aku tidak bisa tinggal di sini sambil menanggung rasa malu akibat perbuatanku." Agnar harus menguatkan dirinya sekali lagi, serta keputusan yang telah dia ambil.
Sejenak hanya ada suara percakapan para naga dari kejauhan, dipadukan dengan desau angin senja. Raungan-raungan cempreng dari naga muda menambah keributan samar. Kedamaian kembali ke negeri ini dalam waktu singkat dan semua naga kembali menjalani kehidupan mereka selayaknya biasa, kendati sebuah luka menganga tertoreh dalam hati mereka masing-masing.
"Apa kau melakukan ini karena sungguh merasa bersalah padanya?" tanya Gerick.
Agnar mengamati cahaya kejinggaan di cakrawala dalam diam, mencermati spektrum warna yang terpancar. Dia tidak ingat kapan terakhir kali dia benar-benar menikmati pemandangan matahari terbenam. "Dulu ketika membunuhnya, tidak ada rasa puas atau lega. Beratus tahun aku menyangkalnya, tetapi masa-masa itu telah berakhir."
Agnar menarik napas dalam, sebelum mengembuskannya dengan gemetar. Naga tidak biasa merasakan terpaan emosi yang kuat, tetapi tetap saja Agnar bisa merasakan sesuatu. "Aku menyesal, Gerick," dia berkata pelan. "Aku sangat menyesal, sampai-sampai saat melihat penunggang dan naga aku menjadi sangat marah karena aku teringat pada kami, serta kehidupan yang mungkin saja akan kami jalani bila aku tidak membunuhnya."
Mendengar semua itu membuat Gerick bungkam. Jelas terlihat bahwa naga itu tidak percaya bahwa kata-kata barusan keluar dari mulut Agnar. Biar bagaimanapun, memendam perasaan seburuk itu selama bertahun-tahun telah membuat Agnar terbiasa. Hingga tiba saatnya ketika semua pertahanannya runtuh.
"Aku hanya ingin kau tahu bahwa Dracaelum selalu terbuka untukmu," ujar Gerick, tak berniat mempertanyakan niat Agnar terlalu dalam lagi. "Kau membuat kesalahan, tapi semua itu kau lakukan demi kami. Selama berabad-abad Dracaelum tentram di bawah pimpinanmu."
Agnar mengangguk. "Tentu."
"Dan, ingatlah bahwa pemimpin selalu mengorbankan apa yang berharga baginya demi kepentingan yang lain," tambah Gerick. "Pengorbanan yang kau lakukan dulu mungkin terasa tidak sebanding dengan hasilnya. Akan tetapi, aku amat berharap kau bisa mendapatkan kesempatan kedua apabila itu yang kau inginkan."
![](https://img.wattpad.com/cover/286083733-288-k34304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iltas 3: A Dance of Fire and Sorcery
FantasyApi dan sihir. Penunggang naga dan penyihir. Persahabatan dan pengkhianatan. | • | Hampir dua tahun berlalu, Cassidy dan Beast masih menjalankan tugas mereka sebagai duta Andarmensia bagi Dracaelum. Namun, keanehan terjadi. Naga Agung ingin menghent...