Kuharap Rufus memang tidak tahu ada persiapan yang kami lakukan untuk menghalau serangannya, atau keputusanku membiarkan Rufus masuk akan sia-sia.
"Dia di Morze!" kuserukan hal tersebut pada yang lainnya. Demi membantu menghemat tenaga para penyihir, aku dan Beast membantu proses teleportasi. Segera, dalam sekali jentikan jari, kami semua tiba di tujuan. Di tengah pacuan adrenalin yang mengalir deras, rasa mual tak lagi terpikirkan olehku.
Aku bisa melihat keterkejutan di wajah Rufus. Dia berada dekat dengan kediaman Salvatore, sementara kedua tangannya telah menyiagakan energi untuk dilepaskan. Beast tidak menunggu lama untuk menarik napas panjang dan mengembuskan apinya.
Lidah api yang seharusnya kemerahan itu justru berwarna ungu pekat, menguarkan panas yang membuat naga lainnya terkejut. Kupasangkan pelindung di sekitar agar apinya tidak menghancurkan objek lain. Suara deru api yang tak kunjung henti disertai awan debu dan asap yang mulai mengepul membuatku menanti waswas. Berhubung para naga menjadi panik akibat serangan besar-besaran dari nagaku, aku meraih peluit dan meniupkan perintah pada penunggang lain untuk segera pergi dan mengevakuasi warga.
Ketika Beast berhenti, sisa-sisa percik api masih beterbangan di sekitar. Pasir terempas ke segala arah, menciptakan penghalang bagi pandangan kami. Dengan sihirku kusapu awan debu itu, tepat ketika Rufus melompat tinggi, hendak menyerang kami dengan energi yang dibentuk bak pedang di tangannya. Mata pemuda itu terkunci padaku.
Sekalipun telah menyiapkan perlindungan, aku sendiri tidak mengantisipasi serangan tersebut. Ketika Rufus menghujam energinya, ujung dari pedang itu menembus perlindunganku dan Beast, hampir membelah kepalaku jika aku menghindar lebih lambat sedikit saja. Aku mendorong tangan ke atas, melepas gelombang energi lain untuk melemparnya menjauh, tetapi Rufus justru menghindar dan melompat ke bawah.
Beast melancarkan serangan berikutnya dengan menyapu daerah di sekitar kami dengan apinya. Rufus menghindar, kemudian melontarkan diri ke atas sekali lagi. Kulihat bilah energinya bertambah lebar dan besar sewaktu dia melontarkannya ke arahku bak tengah melempar cakram raksasa.
Kupikir mempertebal perlindungan di sekitar kami akan cukup, namun Rufus tidak menggantungkan diri pada satu serangan itu. Dia menghilang sebelum bilah yang satu sempat menyentuh kami, kemudian muncul lagi di belakang dan mengeluarkan serangan serupa. Terlambat sedikit saja, aku dan Beast niscaya terbelah menjadi dua. Akan tetapi, lagi-lagi ketidaksiapan membuatku tersapu udara menyengat yang barangkali merupakan sisa-sisa dari energi yang lolos.
"AYO, CASSIE!" Rufus meraung. "KAU MAU BERTARUNG, BUKAN? TURUN DAN BERTARUNGLAH!"
"Jangan dengar dia," desis Beast.
Mendadak tubuh Beast oleng. Ketika menoleh ke bawah, kudapati pasir-pasir tengah mengisap keempat kaki nagaku. Beast meraung, tajam dan singkat.
"Kenapa?!"
"Dia hampir menyerangku dari bawah," Beast berkata. "Tidak apa-apa, aku sudah memperkuat perlindungan."
Kuperiksa kaki Beast sekali lagi, mendapat lapisan sihirnya berhasil mengusir pasir-pasir yang mengganggu itu. Pandanganku beredar ke sekeliling, mencari keberadaan Rufus. Dia praktis menghilang, membuatku harus menoleh ke sekitar dengan kalut. Kegelapan sama sekali tidak membantu sehingga kubentuk cahaya di sekitar kami, sekadar membantu proses pencarian. Kulihat di kejauhan orang-orang sudah mulai berlarian keluar rumah. Para penunggang dan penyihir membantu melindungi mereka.
Raungan naga dari jauh membuatku dan Beast menoleh ke arah yang sama. Beast memimpin teleportasi terlebih dahulu segera setelah dia melihat kilatan cahaya dari balik karang. Para naga ur beterbangan pergi, membuat situasi di langit kian ramai, penuh naga yang berusaha kabur.
![](https://img.wattpad.com/cover/286083733-288-k34304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iltas 3: A Dance of Fire and Sorcery
FantasyApi dan sihir. Penunggang naga dan penyihir. Persahabatan dan pengkhianatan. | • | Hampir dua tahun berlalu, Cassidy dan Beast masih menjalankan tugas mereka sebagai duta Andarmensia bagi Dracaelum. Namun, keanehan terjadi. Naga Agung ingin menghent...