Utang aku di lapak ini banyak banget. Maapin😭
"Lo matiin hp?"
Gish menoleh saat langkahnya terayun meninggalkan area gedung High Edu menuju lapangan parkir. Di sampingnya, Kirei tengah mengangkat ponsel miliknya sendiri ke udara, membuat Gish menatap benda itu dengan kernyitan dahi.
"Tante Astrid nelepon gue, mastiin kalo lo bener-bener berangkat buat les. Dia bilang, hp lo nggak bisa dihubungin," ujar Kirei dengan bahu terangkat. "Takut lo mabal kali."
"Hp gue mati." Gish menghela napas malas. "Dia pikir setelah gue dapet kursi paling mahal di kelas Fisika tadi, gue bisa seenaknya mabal? Gini-gini gue perhitungan kali."
High Edu memiliki tingkatan kelas di setiap bimbingan mata pelajaran yang tersedia. Misalnya, kelas Fisika. Terdapat dua jenis kelas yang dapat dipesan oleh wali murid untuk anak-anak mereka, menyesuaikan harga dan fasilitas yang akan mereka dapatkan.
Kelas 1, biasanya hanya diisi oleh paling banyak 10 murid, sehingga tutor bisa lebih fokus mengajar setiap anak. Sedangkan kelas 2, biasanya berisi maksimal 25 murid di satu ruangan. Meski dari segi kualitas pengajar tidak jauh berbeda, tentu saja tetap ada perbedaan dari nominal yang harus dikeluarkan untuk dua kelas tersebut.
Dan maksud Gish mengenai kursi mahal di sini yaitu merujuk pada kelas 1. Ia mendapat slot terbatas di kelas tersebut berkat Ibunya yang baik hati dan sangat royal.
Kirei membuat ekspresi seolah ingin muntah. "Perhitungan tai. Aby bilang lo berani bayar di atas seratus kalo dia dapet vinyl yang lo mau. Perhitungan diliat dari mananya coba gue tanya?"
Gish tertawa. "Kalo soal hobi, itu beda cerita."
Kirei berdecak. Salah satu buku paket tebal yang ia bawa, meluncur pelan di dada Gish. Dan cowok itu langsung tanggap mengambil alih semua buku yang ada di tangan Kirei untuk ia bantu bawa.
Gish meneliti semua judul buku yang kini ada di tangannya. Dari masing-masing sampul yang berbeda itu, ada satu kesamaan. Yaitu penanda buku yang terselip di beberapa halaman dengan materi yang sama. Menandakan kalau Kirei berniat atau sedang mempelajari materi tersebut dari empat buku paket yang berbeda.
"Lo harus berhenti bawa buku yang tebelnya nggak kira-kira gini, Rei. Gak kasian sama badan ukuran mini size lo itu? Kayak bisa masuk aja semua isinya di otak lo. Ohm, Kirchhoff, Lorentz. Lo mau belajar semua itu dalam sekali duduk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradita; The Moment We Meet, We Fall.
Teen Fiction[SEKUEL TRIPLETS SERIES #1 : EVERYTHING IN TIME] Kai benci mengatakan kalau kehidupan masa SMAnya akan berakhir seperti film-film bertema high school kebanyakan. Lingkungan pergaulan yang berlebihan, drama ini-itu, hingga terlibat dalam percintaan s...