Faradita - Bab 46

1.9K 372 86
                                    

Kalian pasti udah muak banget denger aku minta maaf karena update super telat mulu╥﹏╥, but still, i hope you guys can enjoy this chapt (semoga nggak pada lupa sama Kai-Gish😭)

Kalian pasti udah muak banget denger aku minta maaf karena update super telat mulu╥﹏╥, but still, i hope you guys can enjoy this chapt (semoga nggak pada lupa sama Kai-Gish😭)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kai berdiri menyamping di badan mobil yang sedang ia cuci saat sebuah motor berhenti di pekarangan rumah. Helm dengan stiker simbol peace dan logo kepala beruang yang menjadi identitas grup basket di sekolah lamanya itu bergerak terbuka saat pemiliknya turun dari motor dan berjalan menghampiri posisi Kai.

"Semangat banget yang mau nyamper kencan. Ini baru jam setengah empat, janji kalian jam empat, kan?" Kai menyeringai lebar pada Res. Penampilan cowok itu terlihat all-out. Dari kepala hingga kaki, meski rambutnya sedikit berantakan karena helm, secara kesuluruhan Res terlihat seperti 'bukan Res yang biasanya'. "Lo pake parfume berapa botol deh, Res? Penuh banget idung gue sama scent mandarin lo itu."

Res terkekeh. "Masih inget aja lo sama spesifik scent parfume gue, Kai."

Kai memutar bola mata. "Lo nggak pernah ganti parfume selama bertahun-tahun ya, tolong. Tiap mau gue kasih kado selalu request duluan pengen parfume dengan merk dan jenis yang sama. Nggak tahu diri emang, udah tahu parfume lo itu mahal. Sialan."

Res terbahak. Dia ikut bersandar pada badan mobil di sebelah Kai.

Kai buru-buru menahannya. "Bagian itu belum gue cuci, astaga. Liat-liat dulu bisa, nggak?"

"Gue pake jaket mahal anti kotor." Res mengibaskan jaket kulit yang dipakainya. Debu tipis di bagian mobil yang ia sandari tidak akan langsung membuatnya kotor. Alih-alih, dia malah memperhatikan penampilan Kai dari atas ke bawah. Rambutnya dicepol asal, bagian yang tidak ikut terikat terlihat lembap. Lalu kaus bagian depannya hampir semuanya sudah terkena air dan sisa busa sabun. "Lagian kebiasaan lo nyuci mobil sendiri gini kapan ilangnya, sih? Lo kayak nggak punya duit aja buat ngajak mobil kesayangan lo ini ke car wash."

"Asik tahu nyuci mobil. Bisa sekalian main air, adem."

Res menarik sejumput rambut Kai yang keluar dari ikatan. "Dasar bocah."

Kai meraih kembali selang di ujung kakinya. "Lo nunggu di dalem aja, gih. Tamu terhormat masa nggak dikasih minum sama camilan."

Res menarik selang yang Kai pegang hinga jatuh. Untung keran airnya belum gadis itu nyalakan lagi. "Gue nunggu di sini aja, deh."

"Dan ganggu kerjaan gue?" Kai berdecak malas. Dia mendorong kuat lengan Res. "Nggak, masuk sana!"

Res terkekeh melihat raut sebal sahabatnya. "Udah lama gue nggak bikin lo sensi kayak gini, Kai. Nggak kangen apa?"

"Nggak ada yang harus gue kangenin dari lo. Hidup gue tentram banget akhir-akhir ini, thanks to you. Jadi, tolong biarin gue ngelarin kerjaan di sini dan lo bisa duduk manis nunggu adek gue di dalem. Banyak makanan di sana, kalau mau ngerokok juga boleh. Sekalian ajak bokap gue."

Faradita; The Moment We Meet, We Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang