Faradita - Bab 21

2K 412 62
                                    

Aku gak tahu bab ini cukup refreshing atau nggak, yang pasti aku mau bilang... please try to enjoy it🌹

Sedikit saran : balik dulu aja ke bab sebelumnya kalau ada yang udah lupa ಥ⁠_⁠ಥ

Sedikit saran : balik dulu aja ke bab sebelumnya kalau ada yang udah lupa ಥ⁠_⁠ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Reports berulah lagi.

Kai baru saja hendak membuka pintu loker saat notifikasi berita baru itu muncul di ponselnya. Secepat notifikasi itu datang, secepat itu pula suara riuh di sekitarnya terdengar. Kesiap tajam, pekikan kaget, hingga umpatan pun turut menjadi respon pertama orang-orang saat membaca hot news yang sedang panas-panasnya itu.

Kai sedikit was-was ketika membuka laman utama web tersebut tadi. Jujur saja, semenjak wajahnya pernah ada di website itu, telinga dan perhatian Kai menjadi lebih tajam setiap kali ada orang yang menyebutkan kata 'Reports' dan 'berita baru'. Rasa khawatir itu masih ada, terlebih ketika masih ada saja segelintir orang yang bahkan sama sekali tidak ia kenal, memanggilnya 'burung baru' ketika berpapasan dan membaca name tagnya.

Menyebalkan memang, tapi Kai bisa apa selain tutup telinga dan tidak menggubrisnya?

"Ini adik kelas gue," ucap Nai begitu mereka berdiri bersisian di depan loker Kai. Gadis itu masih menatap fokus layar ponselnya sambil sesekali menyernyitkan dahi, memastikan dengan jelas.

"Ini gila. Berita Reports paling gila sejak dua taun terakhir," balas Zai menanggapi ucapan Nai dengan raut wajah tidak percaya.

Sangat gila, kalau Kai boleh menambahkan. Manusia mana yang tega menyebarkan privasi orang lain seperti ini hanya untuk hiburan semata? Dirinya saja yang pernah menjadi korban hanya karena hal sepele rasanya ingin menghajar siapapun pengirimnya, apalagi ini.

Kai tidak tahu harus berkata apa lagi. Yang jelas, ia bersimpati pada siapapun korbannya kali ini. Ini sudah keterlaluan, rasanya melapor ke kepala sekolah saja tidak akan cukup.

"Ini Giana... Gigi-Gigi itu, kan, Nai? Adik kelas lo yang pas kelas 10 dulu terkenal karena selalu gonta-ganti mobil sport?"

Kai baru saja menutup halaman utama Reports ketika Zai bertanya. Gadis itu sedang memperbesar salah satu foto di bagian wajah si perempuan agar terlihat lebih jelas meski rasanya percuma, karena foto itu diambil secara asal dan hasilnya blur.

Nai mengangguk. "Foto ketiga keliatan lebih jelas. Itu beneran si Gigi. Tapi masa iya, sih, dia kayak gitu cuma buat duit? Bokapnya diplomat, nyokapnya mantan artis senior. Nggak mungkin dia kekurangan dana buat menuhin gaya hidupnya yang hedon itu."

Zai menyernyit. "Jadi maksud lo ini editan?"

"Editan atau bukan, ini keterlaluan. Udah masuk ke ranah penyebaran pornografi non konsensual, pelanggaran privasi, sampe pencemaran nama baik. Gila aja yang upload, nggak takut dilaporin ke pihak berwajib apa? Apalagi bokap korban bukan orang sembarangan, kan?" Kai menyandarkan tubuhnya pada pintu loker, menatap satu persatu orang di sekitar mereka yang terlihat 'terhibur' oleh konten intim tanpa konsen itu. Miris sekali.

Faradita; The Moment We Meet, We Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang