Faradita - Bab 5

2.7K 494 57
                                    

"Gue kaya nggak liat anak-anak baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue kaya nggak liat anak-anak baru." Kai bergumam dikala tangannya menutup pintu mobil bagian kemudi.

Setelah mencangklong ransel dan membawa map tipis berisi rangkaian jadwal belajar dan kegiatan sekolahnya yang lain, gadis itu melirik kedua saudarinya heran. Pasalnya, sepanjang perjalanan menuju area sekolah tadi, ia tidak melihat satupun anak-anak baru yang masih mengenakan seragam bekas SMP atau setidaknya baju hitam-putih untuk MPLS. Biasanya begitu, kan?

Nai menunjuk segerombolan murid di salah satu sisi tempat parkir yang tidak begitu jauh dari posisi mereka. "Itu anak-anak baru."

Kai menyernyit. Anak-anak yang ditunjuk Nai memakai seragam yang sama dengan mereka. Tidak ada kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, kah, di sini?

"Langsung pake seragam NIIS?"

Nai bergumam rendah dan menutup wajahnya dengan sebelah tangan, mencoba menghalau sinar matahari pagi yang menyorot tajam. "Yup."

"Bedanya, di blazer mereka belum terpasang pin garuda kebanggaan NIIS. Ada upacara simbolisnya dulu nanti setelah acara pengenalan lingkungan kampus kelar." Zai mulai melangkahkan kaki meninggalkan area parkir diikuti oleh Kai juga Nai di sisinya. "Jadi, kalo saat ini lo liat ada anak yang nggak masang pin di blazernya, bisa dipastikan dia murid baru."

Dengan sebelah tangannya yang lain, Nai menunjuk pin gambar garuda yang sudah terpasang rapi di blazer bagian dada kiri Kai. "Nggak berlaku buat lo. Murid pindahan taun tua kayak lo nggak bisa disamain sama adik-adik kinyis kayak mereka."

Kai berdecak.

Lalu pandangannya beralih menyelami badan gedung utama NIIS yang baru kali ini ia lihat dari dekat. Dulu sekali, saat Nai sedang sakit, Kai pernah diminta Rasi mengantar Zai yang akan menghadiri kegiatan hari sabtunya di sini. Pada saat itu, Kai hanya melihat sekilas gedung ini dari gerbang luar, jauh dari posisinya sekarang.

Saat mulai menaiki tangga pelataran, Kai baru sadar kalau mereka sedang menjadi pusat perhatian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat mulai menaiki tangga pelataran, Kai baru sadar kalau mereka sedang menjadi pusat perhatian. Tak sedikit pasang mata yang mengikuti langkah mereka dengan bermacam-macam tatapan. Ada yang melihat terang-terangan dengan sirat penasaran, ada yang terlihat takjub seakan sedang melihat spesies asing yang baru ditemukan, hingga... ini yang paling tidak Kai sukai, siulan memuakkan dari beberapa murid laki-laki yang sedang duduk di atas tembok rendah pembatas tangga.

Faradita; The Moment We Meet, We Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang