HALLO! Maaf mendadak ilang... tapi kabar baiknya aku kembali dan bawa 4 bab Faradita sekaligus!
Happy reading🌹
Minggu pagi menyapa dengan cepat. Setelah menghabiskan enam hari sebelumnya untuk keluar masuk sekolah dan tempat les, rasanya Kai layak mendapatkan waktu istirahat seharian penuh di hari terakhir weekend ini. Mendekam di dalam kamar dan mungkin nanti setelah matahari naik sesikit, ia akan keluar membawa sesajen untuk kebutuhan perutnya. Tapi itu nanti, masih lama. Saat ini Kai lebih memilih untuk melekatkan diri di atas tempat tidur dan berikrar tak ada satupun penghuni di rumah ini yang bisa membawa tubuhnya menjauh dari kasur.
Atau tidak...
Suara gaduh samar di lantai satu rupanya tidak setuju dengan gagasan gadis itu. Telinga sensitifnya menolak perintah dari otak untuk mengabaikan semuanya dan kembali bergelung di bawah selimut super nyaman ini.
Kai mengerang malas. Kali ini suara gaduh itu terdengar lebih jelas lengkap dengan suara pecahan benda dari kaca. Lalu disusul dengan teriakan lebay Nai yang sangat Kai hapal mati.
Astagaaaa, drama apa lagi kali ini?
Dengan enggan Kai menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur. Mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan lalu beranjak membuka pintu kamar. Kai menuruni tangga demi tangga dengan langkah lunglai sebelum berhenti tepat di tengah-tengah. Gadis itu menatap tidak tertarik drama keluarga yang tengah berlangsung di bawah sana.
Maminya sedang berkacak pinggang mengawasi aktivitas Nai yang sedang mengumpulkan serpihan kaca, sedangkan Papinya terlihat keluar masuk ruang kerja diikuti oleh langkah Zai. Samar-samar Kai mendengar ucapan seperti, "tadi aku udah masukkin berkas yang bener, kok. Di mobil juga nggak ada, Pi," keluar dari mulut Zai.
Kai menguap lebar. Ah, dia hampir lupa. Papinya ada semacam acara semi-formal di Bandung terkait pekerjaan. Karena sang Mami menolak ikut, sebagai gantinya Zai yang diajak. Sejak masuk SMA, gadis itu memang sangat passionate dalam urusan bisnis. Kapanpun ada kesempatan 'berguru' langsung dengan Mahessa, akan Zai ambil dengan sukarela. Salah satunya kesempatan hari ini.
"Good morning, fams," sapa Kai karena rupanya tidak ada satupun pasang mata yang menyadari kehadirannya di tengah-tengah anak tangga.
"Morning, Kai. Baru bangun?" balas Mahessa sambil lalu menuju meja makan menghampiri posisi Rasi. Langkahnya terlihat cepat dan terburu setelah meninggalkan ruang kerja dengan sebuah berkas di tangannya.
Kai berjalan menuruni tangga hingga berpapasan dengan Zai di anak tangga terakhir. Sebelah tangannya menoel bahu Zai dan berkata serak, "bikin masalah apa lo pagi-pagi?"
Gadis dalam balutan dress turqoise blue sepanjang lutut itu menoleh, lalu raut wajahnya langsung berubah begitu menilai penampilan Kai dari atas hingga bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradita; The Moment We Meet, We Fall.
Teen Fiction[SEKUEL TRIPLETS SERIES #1 : EVERYTHING IN TIME] Kai benci mengatakan kalau kehidupan masa SMAnya akan berakhir seperti film-film bertema high school kebanyakan. Lingkungan pergaulan yang berlebihan, drama ini-itu, hingga terlibat dalam percintaan s...