Faradita - Bab 26

2K 387 119
                                    

Agak telat dikit...
But still, happy reading🌹

"Sehari semalam, 1 x 24 jam, dipotong sama waktu istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sehari semalam, 1 x 24 jam, dipotong sama waktu istirahat... berapa kali lo punya waktu buat ngecek hp, Kai?"

Kai mengalihkan perhatianya dari area taman yang ramai untuk menoleh ke arah samping. Di sana, dengan penampilan menarik seperti biasanya, Kai menemukan Gege yang sedang bersandar santai di meja koridor dinding kaca sambil mengulurkan satu kaleng minuman bersoda padanya.

Gadis itu tersenyum kecil. Bertanya-tanya dalam hati ada apa gerangan cowok ini repot-repot menemuinya di depan kelas seperti ini dengan segala obrolan basa-basi yang dirinya bawa serta.

"Pesan gue emang nggak semenarik itu buat dibalas, ya?"

Kai meraih minuman itu sambil mengucapkan terima kasih. 

"Gue jarang buka hp. Sekalipun buka, gue selalu baca dan bales pesan-pesan yang penting doang," ujar Kai lengkap dengan kerlingan jenaka. "Gue jarang bales pesan yang isinya cuma nanyain 'Kai, lagi apa', 'Kai, lo besok berangkat jam berapa', atau 'Kai, menurut lo lebih bagus warna item glossy atau matte'."

Gege terlihat mengulum senyum. "Apa yang salah dari pertanyaan-pertanyaan itu? Itu normal ditanyain pas lagi pdkt, ya. Basa-basi kayak gitu kadang diperlukan buat melancarkan beberapa rencana."

"Not with a plan to get to know me of course." Kai membuka segel minumannya. Sepasang alis yang terpahat sempurna tanpa memerlukan banyak polesan sana-sini itu bergerak naik turun pada Gege. "Lo kayaknya perlu manuver yang lebih kreatif, Ge. Yang menarik. Sesuatu yang bisa bikin gue rela nyisihin waktu belajar buat ngecek hp dan balas pesan dari lo. Gue suka liat effort yang beda soalnya."

Kai menyembunyikan senyum kecilnya dibalik permukaan kaleng minuman yang isinya tengah ia sesap ini. Gege tidak mempan ditolak terang-terangkan, bukan? Jadi mari kita coba metode sebaliknya.

Percayalah, radar Kai dalam mendeteksi usaha-usaha pendekatan dari cowok kelebihan janji manis ke setiap gadis seperti Gege Tranggana ini terlalu kuat untuk diabaikan. Gege bukan yang pertama... bukan pula yang akan berhasil menerobos pada akhirnya.

"Well, Kai." Gege menatap Kai dengan senyumnya yang selalu terlihat senang itu. "Sekadar informasi... gue selalu tertarik sama cewek yang tahu benar apa yang mereka mau. Lo suka liat seseorang dengan effort yang beda? Your wish is in good hands. Kalau komunikasi via teknologi nggak cocok buat lo, gimana kalau face to face? Kita atur waktu buat hangout bareng?"

Astaga...

Kai menggeleng sambil terkekeh kecil.

Metode ini juga sepertinya akan gagal. Entah metode mana yang cocok untuk menghadapi cowok yang sepertinya tidak pernah menerima penolakan ini. Ditolak terang-terangan malah merasa seperti sedang ditantang, dihadapi dengan cara yang sama malah semakin menjadi.

Faradita; The Moment We Meet, We Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang