Enjoy🌹
Kalo nemu typo(s), tolong comment in line, yaa
\(^o^)/"Gimana? Gini masih aman, kan?"
Zai menatap Kai dengan raut menanti. Dia berdiri tegak di ruang tengah lantai dua dengan sepasang mata Kai yang bergerak menelitinya dari atas kepala hingga ujung kaki. Mulai dari jaket jins, tas selempang, dress, kalung, hingga sepatu. Mata penuh penilaian itu sempat berhenti lama di bagian dress yang malam ini Zai kenakan.
Kai melirik Zai dengan sebelah alis terangkat. "Kalau lo emang niat buat jualan paha... ya, outfit ini aman."
Zai berdecak kesal. Sebenarnya ia sadar kalau dress ini akan mengundang pelototan tidak setuju dari orangtuanya dan penilaian sarkasme dari Kai, tapi Zai merasa perlu berusaha untuk menawarnya. Maksudnya, ini adalah dress cantik oleh-oleh dari Tante Na-nya yang belum pernah ia pakai sama sekali. Sayang rasanya kalau hanya dijadikan sebagai pemanis interior lemari saja.
"Ini bisa gue turun-turunin sampe lutut, kok. Liat nih," tawar Zai sambil menurunkan dress hitamnya yang semula sebatas pertengahan paha kini menjadi lebih turun lagi hingga menyentuh lutut.
"Itu mini dress bakal kesingkap sampe pangkal paha kalau lo duduk, Velamita. Lo pikir gue bego?" Kai menunjuk kamar Zai dengan dagunya. "Ganti sana. Lo punya midi dress dengan model dan warna yang sama persis kayak gitu. Pake yang itu kalau lo mau Papi ngizinin kita keluar malam ini."
"Tapi, Kai—"
Kai menggeleng tidak ingin dibantah. "Lo coba sekarang turun ke bawah dan liat reaksi Mami sama Papi begitu liat lo pake dress itu. Kalau mereka setuju, gue nggak akan ngomong apa-apa lagi."
Zai melorotkan kedua bahunya lemah. Tahu pasti reaksi mereka tidak akan jauh beda dengan apa yang sekarang sedang Kai berikan, bahkan bisa jadi lebih parah. Membuang baju ini dan melarang Tante Na memberinya baju-baju aneh lagi, misalnya.
"Terus lo sendiri? Masa mau pake baju gitu doang, sih? Lo mendadak lupa definisi pergi ke pesta sama pergi ke supermarket apa?"
Zai berjalan memasuki kamarnya setelah melirik masam baju yang malam ini Kai pilih untuk dikenakan. High waist jeans gelap dan cropped top sama gelapnya tanpa adanya aksesoris tambahan. Kecuali jam tangan, mungkin. Kai terlihat begitu polos, gelap, dan... membosankan. Rambut panjangnya bahkan hanya dikuncir tinggi di belakang kepala tanpa gaya menarik apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradita; The Moment We Meet, We Fall.
Teen Fiction[SEKUEL TRIPLETS SERIES #1 : EVERYTHING IN TIME] Kai benci mengatakan kalau kehidupan masa SMAnya akan berakhir seperti film-film bertema high school kebanyakan. Lingkungan pergaulan yang berlebihan, drama ini-itu, hingga terlibat dalam percintaan s...