Kai tidak asal menarik kesimpulan saat berasumsi kalau Res menyukai Nai.
Saat itu mereka masih kelas 9. Beberapa bulan sebelum kelulusan, Kai pertama kali sadar kalau Res melihat Nai dengan cara yang berbeda.
Pertamanya, Kai memergoki Res sedang menatap lama foto ulang tahun ke-10 mereka bertiga yang dipasang di salah satu dinding rumah dengan senyuman yang Kai sendiri sulit deskripsikan. Jarinya menunjuk bagian foto Nai yang saat itu memakai kostum cinderella, sedangkan Kai memakai kostum belle, dan Zai dengan kostum auroranya.
Lalu masih tentang menatap foto, kali ini Res melakukannya melalui instagram Nai sendiri. Tanpa sengaja Kai melihat cowok itu menggulir jarinya di halaman feed gadis itu. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.
Lalu pada saat kelulusan, Res juga memintanya memberikan buket bunga yang didalamnya juga diisi oleh boneka kecil pada Nai—sampai saat ini boneka tersebut masih ada dan Nai simpan dengan apik di lemarinya.
Tidak hanya itu, gestur malu-malu kucing Res setiap kali berhadapan dengan Nai pun jelas sekali terlihat. Apalagi pas masih awal-awal Kai tahu dan terang-terangan sering menggodanya. Res selalu mengalihkan pembicaraan dan kalau sudah terlalu kesal, ia akan mendiami Kai. Gestur malu-malu itu sedikit memudar satu tahun belakangan ini, Res lebih sering melengos malas saat Kai memprovokasinya. Atau seperti beberapa waktu lalu, Res malah balik mempermainkan godaan-godaannya terhadap perasaan cowok itu pada Nai.
Selain itu, Nai memiliki panggilan khusus untuk Res—Saka. Entah kapan dan dimana mereka meresmikan panggilan tersebut, tapi yang pasti Res sama sekali tidak keberatan. Kai juga tidak berniat bertanya lebih jauh. Itu urusan mereka. Sebagai seorang sahabat dan Kakak, Kai membiarkan mereka bersikap semaunya. Entah apa yang menahan keduanya untuk bersama, tapi yang jelas kalau nama Kai ada di tengah-tengah alasan itu, Kai tidak keberatan kalau harus membentangkan jarak dengan Res.
Intinya, mungkin karena terlalu peka akan sekitar, Kai selalu tahu. Ia tahu kalau Res menyukai Nai, ia juga tahu kalau Gish ternyata menyukai Zai. Mungkin untuk Gish bukan hanya ia yang tahu, nyatanya Gege juga sepertinya sadar akan hal tersebut. Terbukti dari pembicaraan pertama mereka tempo hari.
"Lo nggak mau masuk dulu?" Kai membetulkan letak ransel di bahunya.
Res menunjuk buku-buku pelajaran di lengan Kai. "Lo juga mau langsung berangkat lagi, kan, buat les? Gue balik aja."
"Gue udah bilang nanti gue bisa bawa sendiri bukunya ke rumah lo," protes Kai namun tak urung tangannya menerima sodoran buku non-fiksi karya Aime Nezhukumatathil dari Res. Semalam lewat pesan, Res sempat membicarakan buku barunya itu, dan Kai tertarik untuk meminjamnya. "Hobi banget ngeribetin diri sendiri."
"Yap, your welcome," sindirnya.
"Emang lo udah kelar baca?" Kai membolak-balik buku itu di tangannya. Menilik sampul buku tema alam tersebut dengan tertarik, lalu membaca judulnya dalam hati. World of Wonders.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradita; The Moment We Meet, We Fall.
Novela Juvenil[SEKUEL TRIPLETS SERIES #1 : EVERYTHING IN TIME] Kai benci mengatakan kalau kehidupan masa SMAnya akan berakhir seperti film-film bertema high school kebanyakan. Lingkungan pergaulan yang berlebihan, drama ini-itu, hingga terlibat dalam percintaan s...