Hi, selamat datang kembali di dunianya Kai!
Maaf yang udah nunggu lama, kesibukan di dunia nyata ternyata suzahhhh sekali buat dihindari🤧"Kamu gila." Rasi menyimpan botol serum wajah yang tengah dipegangnya ke atas meja rias. Sedikit menyentak hingga hampir membuat botol itu menumpahkan isinya. "Kamu pasti sudah gila, Mas. Kamu ngizinin anak kita terjun lenting... tens of meters from the freaking ground?! Hanya agar dia setuju untuk pindah sekolah?" Rasi menggeleng, menatap Mahessa ttidak percaya melalui kaca meja rias. "Nggak, aku nggak mau ngizinin. Bilang sama Kai, dia boleh nyoba activities apa saja, dimana saja, asal jangan yang ekstrem-ekstrem."
"Aku udah terlanjur bilang 'iya' sama Kai, aku nggak mau ingkar janji. She hates it. Lagipula..." Mahessa mengusap wajahnya dengan sebelah tangan, serba salah. "... It's not tens of meters with large numbers from the ground, sayang. Hanya sekitar 40 meter di atas pelabuhan Waitemata—i've done some research on that. Auckland Bridge Bungy—memang bukan yang paling rendah, tapi aku yakin aman. Teman aku ada yang udah pernah—"
"Aku nggak peduli sama pengalaman teman kamu! Our daughter is only 18 and i would not let her do that. Kamu dengar aku, Mas?"
"Aku tahu," ujar Mahessa dengan intonasi rendah. "Tapi setelah aku pikir-pikir, bungy jump bahkan terdengar lebih baik daripada skydiving. Kamu ingat Kai pernah bilang kalau dia berharap hadiah graduatenya nanti adalah Skydive from 7000ft all the way up to 15000ft with 60 seconds of freefall? That's even worse. Itu jauh lebih nggak masuk akal buat aku."
Rasi menggeleng. "Dua-duanya nggak ada yang masuk akal. Orangtua mana yang lapang dada ngizinin anaknya terjun dari ketinggian 40 meter dengan seutas tali di seluruh tubuhnya? Atau terjun bebas dari ketinggian ribuan kaki dalam seperkian detik? Ada orangtua yang rela? Kamu orangtua itu?"
"Tentu saja nggak. Dan sayang," Mahessa menegakkan posisi tubuhnya di atas tempat tidur, menatap Rasi dengan sorot yakin. "aku juga sempat berada di posisi yang sama, dimana aku meragukan safety equipment yang akan mereka gunakan. Tapi setelah research dan banyak bertanya pada teman—kamu tahu, yang pernah mencoba hal yang sama dan tentunya dia punya kenalan di sana... it's not exactly using 'seutas tali'. Ada harnesses, cords, ropes dan lain-lain. Aku yakin equipments mereka juga telah memenuhi atau bahkan melampaui spesifikasi CBA, NABA, BERSA---"
"Mas!" pekik Rasi gemas. Tentu saja dia tahu semua itu. Seutas tali hanya kiasan! Lagipula pemilik bisnis komersial bungy mana yang hanya menyediakan seutas tali sebagai single safety equipment? "Kamu jangan bikin aku makin emosi, ya!"
Mahessa terkekeh. Ia beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Rasi yang masih duduk gelisah di atas kursi meja rias. "Intinya, aku juga mengkhawatirkan hal yang sama. Apa aku sepenuhnya ikhlas memberi izin pada Kai? Tentu tidak. Kamu tahu aku paling anti kalau Kai sudah mulai membicarakan favorite activities-nya. Aku nggak pernah terbiasa dengan jiwa petualang putri kita yang satu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faradita; The Moment We Meet, We Fall.
Jugendliteratur[SEKUEL TRIPLETS SERIES #1 : EVERYTHING IN TIME] Kai benci mengatakan kalau kehidupan masa SMAnya akan berakhir seperti film-film bertema high school kebanyakan. Lingkungan pergaulan yang berlebihan, drama ini-itu, hingga terlibat dalam percintaan s...