*
*
*Hari sudah malam, Langit baru saja mengantar Bulan untuk kembali dari TPU. Itu berarti mereka berdua telah bolos dua mata pelajaran. Sebenarnya, Bulan sudah meminta untuk balik dengan cepat tapi Langit tak mau.
Tanpa sadar, Langit malah membuat Bulan dalam masalah. Tidak masuk pelajaran dan pulang malam.
Sepanjang perjalanan Bulan hanya diam, hatinya ketar ketir, takut jika Mama tirinya akan memarahinya.
"Lo kenapa?" tanya Langit yang ternyata melihat ekspresi khawatir Bulan dari kaca spion.
"Gak!" jawab Bulan.
Langit pun hanya mengangguk, dia juga tak mau perduli kepada orang lain. Dia hanya perduli kepada kedua orangtuanya dan juga Lia. Walaupun Lia sudah tak ada, tapi dia masih tetap bertahta di hati Langit.
Langit memelankan laju motornya karena di depan ada lampu merah. Tapi entah kenapa, mobil pickup yang berada dibelakang mereka malah sengaja menabrak motor Langit membuat mereka hampir oleng.
Bulan yang kesal langsung menengok orang itu yang malah tersenyum remeh. Bulan juga tak mengenal laki-laki itu.
"Anj*!" umpat Langit.
Setelah lampu berganti hijau, Langit pun langsung kembali melajukan motornya, tak disangka, mobil pickup itu masih mengikuti mereka.
"Lang, mobil tadi ikutin kita," ucap Bulan gelisah.
"Mobil yang mana?"
"Yang nabrak motor kamu tadi," jawab Bulan yang membuat Langit mengernyit bingung.
"Ada masalah apa? Kenapa mereka mengejar?" tanya Langit dalam hati.
Langit pun langsung melajukan motornya di atas rata-rata. Hal itu, membuat Bulan langsung memegang baju Langit begitu erat.
"Langit! Jangan laju-laju. Aku takut," pekik Bulan tapi Langit tak perduli.
Mobil itu semakin melaju, entah apa tujuan mereka. Tiba-tiba mobil itu sudah berada disamping motor Langit lalu menghimpit mereka. Langit berusaha untuk tetap stabil. Namun, tak disangka, mobil itu langsung menyenggol motor Langit dan alhasil mereka ambruk.
Langit langsung bangkit. "Woyy!" teriak Langit ketika mobil itu melaju, meninggalkan mereka.
Langit lalu membalikan tubuhnya. Matanya melebar ketika melihat Bulan yang masih tergeletak di aspal dengan kaki kiri yang tertindih motor.
"Astaghfirullah!" Langit langsung berlari ke arah Bulan dan mengangkat motornya. Setelah itu, Langit langsung membantu Bulan untuk berdiri.
"Maaf," ucap Langit tiba-tiba.
.....
Sesampainya dirumah Bulan, Bulan pun langsung turun. "Makasih," ucap Bulan yang dibalas anggukan oleh Langit.
Bulan pun berjalan dengan kaki yang pincang, ia merasa begitu sakit karena motor Langit terlalu berat dan mengenai tukang yang berada di bagian pergelangan antara kaki dan betis. Tiba-tiba Bulan berhenti, ia lebih dulu memperhatikan rumahnya karena takut jika Mama tirinya mengetahui kepulangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Bulan dan Langit
Teen Fiction"Mungkin kamu tak akan melirikku walaupun sesaat. Tetapi setidaknya, jangan kamu tunjukkan sesuatu yang membuatku sakit" ~ Bulan Aisyah Willano