Bulan baru saja keluar dari toilet guna mengganti kamejanya yang basah. Tapi Bulan sedikit merasa tak nyaman karena baju Langit terasa kebesaran di tubuhnya. Bulan pun memilih untuk ke kelas karena jam pelajaran akan di mulai lima menit lagi.
Sepanjang koridor, semua pasang mata yang ada disana terus menatap Bulan. Bulan tak tahu apa yang salah dengan dirinya saat ini. Apa karena bajunya kebesaran atau apa.
"Bulan!"
Bulan pun menoleh karena mendengar namanya di panggil. Seorang gadis dengan rambut ikal menghampirinya. Dia adalah Sita teman sekelas Bulan dan juga Langit.
"Lo tau gak kalau saat ini, lo jadi topik pembicaraan di sekolah loh," ucap Sita yang sudah sampai disamping Bulan.
Bulan mengernyit bingung. Memangnya apa yang menarik pada Bulan sampai-sampai ia menjadi topik pembicaraan.
"Hah? Memangnya apa yang salah dengan ku?" tanya Bulan bingung.
"Ini!" tunjuk Sita pada baju yang Bulan kenakan.
"Memangnya kenapa kalo aku pake baju ini?"
"Huffh ... Lo gak sadar ya? Baju ini kan baju Langit. Mereka penasaran dengan hubungan lo sama Langit. Apa jangan-jangan lo pacaran sama Langit?" selidik Sita yang membuat Bulan gugup sendiri.
Jika dia mengaku pacar Langit, tapi Langit tak menganggapnya itu akan membuat Bulan malu, dan tidak mungkin jika Bulan mengatakan yang sejujurnya, sudah pasti Bulan akan dikeluarkan. Bukan cuma Bulan melainkan Langit juga.
"Gak. Aku sama Langit gak ada apa-apa. Lagi pula, aku kan duduk bareng dia, dan kita hanya temenan," jawab Bulan sedikit mempercepat cara bicaranya.
"Masa?" Sita memicingkan matanya. Berusaha mencari kebohongan dalam mata Bulan.
Namun, tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik tangan Bulan hingga membuat Sita semakin yakin kalau Bulan ada sesuatu dengan Langit.
"Lepasin, Lang!" cicit Bulan sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Langit.
Langit pun melepas tangan Bulan setelah mereka sampai di depan kelas. Saat Langit masuk dan disusuli Bulan, semua pasang mata terus menatap keduanya membuat Bulan menunduk.
"Jangan lihat-lihat gitu," ucap Langit kepada penghuni kelas.
"Lang, apa benar lo pacaran sama Bulan?" tanya salah satu gadis.
"Iya!" jawab Langit singkat yang tentu saja membuat Bulan terkejut.
Semudah itu Langit mengatakan hal tersebut. Setelah menyakiti hatinya dia dengan mudah mengakui hubungan mereka yang memang dekat?
Setelah sampai di tempat duduk mereka, Bulan pun mendudukkan dirinya dan beralih melirik Langit.
"Kenapa kamu ngomong gitu sama mereka?" tanya Bulan.
"Yang mana?"
"Yang tentang kita pacaran?"
"Memangnya harus jawab apa? Apa aku harus bilang kalau kamu istriku?" tanya Langit yang langsung membuat Bulan refleks menutup mulut Langit dengan tangannya.
Seketika pandangan mereka bertemu membuat Bulan langsung melepas tangannya dari mulut Langit dan beralih menatap ke arah depan.
"Maaf, Bulan," ucap Langit tiba-tiba.
Namun, Bulan hanya diam. Tak lama, dari luar kelas terlihat Karang yang sedang berdiri sembari mengangkat sebuah tulisan.
(Semangat Bulan!!!)
Itulah kata yang tertulis di papan yang cukup besar itu. Semua pandangan beralih kepada Bulan.
"Sebenarnya Bulan pacaran sama siapa? Sama Langit apa sama Karang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Bulan dan Langit
Teen Fiction"Mungkin kamu tak akan melirikku walaupun sesaat. Tetapi setidaknya, jangan kamu tunjukkan sesuatu yang membuatku sakit" ~ Bulan Aisyah Willano