Bab 30

13 4 0
                                        

Siang ini, langit terlihat mendung, bersama dengan itu, hujan pun turun cukup deras. Bulan dan Langit kini berteduh di sebuah halte sembari menunggu hujan reda. Awalnya Langit berniat meneruskan perjalanan, namun ia tak mau jika Bulan sakit hanya karena hujan.

"Bulan! Kamu kedinginan?" tanya Langit karena melihat tangan Bulan yang sedikit gemetar itu.

Bulan pun mengangguk, "Iya, sedikit," jawab Bulan sembari melipat kedua lengannya di dada.

Langit pun mendekat lalu membuka jaketnya tapi tidak sampai melepasnya. Dia hanya membuka res jaketnya lalu menutupkan pada tubuh Bulan. Dan posisi itu seperti berpelukan.

Bulan sedikit terkejut, dia masih tidak terbiasa dengan perlakuan Langit yang manis ini. Wajah Bulan sedikit merona.

Tak lama terdengar deruan motor dari kejauhan dan samar-samar Langit melihat segerombolan anak All Star tapi disana tak ada Alta.

Mereka dengan tubuh yang basah kuyup langsung turun dari motor dan menghampirinya Langit dan Bulan. Sontak kedua insan itu langsung berdiri dengan Langit yang langsung membawa Bulan untuk bersembunyi dibelakangnya.

Salah satu dari mereka melepas helm dan itu tentu saja membuat Langit terkejut karena dia ternyata seorang perempuan.

"Hooo ... jadi ini ketua BT,?" tukas gadis itu tersenyum remeh.

"Kalian kan yang buat kakak gue koma dan masuk rumah sakit, hah?" marah gadis itu yang tentu saja membuat Langit bingung.

"Kakak lo?" tanya Langit yang membuat gadis itu geram.

"Iya, Kaka gue. Alta," jawabnya.

Langit semakin dibuat bingung dengan jawaban gadis itu. Setelah kejadian kekacauan di sekolah, Langit dan temen-temen lainnya tidak mengetahui tentang Alta, apalagi Alta sudah tak pernah mengganggu mereka. Tentu saja mereka tidak tahu menahu yang dialami Alta.

"Tapi keknya lo salah paham. Gue ataupun teman-teman gue gak ada yang buat Alta masuk rumah sakit. Sedangkan yang dialami Alta kita gak tau sama sekali," jelas Langit.

Bukan menerima penjelasan itu. Gadis tersebut malah terlihat semakin kesal.

"Serang dia!" perintah gadis itu yang tentu saja langsung dituruti oleh anggota All Star lainnya.

Sebelum ia menghindar dari anggota All Star, Langit sempat berbisik kepada Bulan untuk menelpon Raja dan menyuruh Bulan untuk tetap diam di halte.

Belum sempat Langit melawan, tiba-tiba salah satu dari mereka menari Langit ke arah jalan yang memang sepi. Mereka menghempaskan Langit begitu saja. Bulan nampak terkejut melihat itu. Ia dengan tangan gemetar langsung menelpon Raja.

Baru saja menelpon tiba-tiba ponsel itu jatuh karena gadis tadi menarik Bulan.

"Lo mau ngapain, hah?" tanya gadis itu dingin.

Bulan hanya bisa menelan salivanya kasar. Takut jika ia kena pukul. Tapi karena melihat Langit yang sudah dikeroyok, mau tak mau, Bulan harus bisa melawan gadis tersebut.

Bulan lalu menatap gadis itu, beralih ke arah Langit lalu memalingkan wajahnya untuk melihat ponsel yang jatuh. Panggilan telepon tersambung, dengan cepat Bulan mendorong gadis itu dan dia berpura-pura jatuh agar bisa mendekati ponsel tersebut.

"Anj**! Mau main-main sama gue!" umpat gadis itu lalu menarik kembali lengan Bulan.

"JALAN MELATI!!" teriak Bulan cukup kencang yang membuat Langit langsung menoleh. Bulan sengaja berteriak karena tadi ia sempat melihat jika panggilan telepon itu terangkat.

Mata Langit membola melihat sang kekasih kini ditampar oleh gadis yang entah siapa namanya.

"JANGAN SENTUH CEWEK GUEE!!" teriak Langit lalu hendak berlari ke arah halte, namun dirinya malah di tahan yang lainnya.

Diantara Bulan dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang