"Langit lo gak pa-pa?" teriak Riky lalu berlari ke arah Langit dan memeluknya erat. Sedangkan Bulan langsung mundur.
"Saakkitt!!" teriak Langit yang membuat Riky melepaskan pelukan itu.
"Hehe sorry ... gue khawatir sama lo. Apalagi kita udah gak satu sekolah," ucap Riky cengengesan dan diakhiri dengan suara lirih.
Bulan yang mendengar itu tiba-tiba. "Maaf, karena aku, kamu jadi dipindahin," ucap Bulan yang tentu saja langsung mendapat gelengan dari Riky.
"Gak ... semua ini murni kesalahan gue. Hanya karena cinta, gue buat lo dalam masalah dan buat Shena masuk rumah sakit," sesal Riky lalu tiba-tiba ia langsung berlutut.
"Eh?" Bulan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Riky.
"Gue minta maaf, Lan. Gue bener-bener minta maaf!" titah Riky.
Plak!
"Awwuu ... sakit ogep. Lo ngapain mukul-mukul gue?" tanya Riky jengkel karena Langit yang tiba-tiba memukul kepalanya.
"Yah, lo sih, lebay kayak emak-emak," ledek Langit.
"Bo doh amat."
Riky lalu kembali menatap Bulan, menunggu jawaban dari Bulan.
"Trus gimana?" tanya Riky.
"Apanya?"
"Hedeeh ... lo maafin gue apa gak? Kalo gak yah, gak pa-pa sih, gue sadar kalo gue salah."
"Hmm, aku maafin," ucap Bulan sembari menganggukkan kepalanya.
"Beneran lo maafin gue?" tanya Riky yang masih tak percaya jika Bulan semudah itu memaafkannya.
Bulan pun mengangguk mantap, sontak Riky langsung berdiri lalu memeluk Bulan dengan begitu erat membuat Bulan terkejut. Tak lupa dengan reaksi Langit.
Langit kini menatap Riky dengan mata melotot.
"RIKY!!" teriak Langit begitu keras membuat Riky langsung melepas pelukannya.
"Hehe, sorry, Lang. Gue gak sengaja."
Sedangkan Langit kini menatapnya sinis lalu memanggil Bulan untuk mendekatinya. Bulan pun hanya menurut dan tiba-tiba tangan Langit menariknya agar duduk di pinggiran ranjang rumah sakit itu. Dan Langit langsung memeluk pinggang Bulan dengan posisi Langit yang masih berbaring.
"Ekhmm, gue gak bakalan bawa lari Bulan. Sensitif amat lo," ledek Riky.
"Biarin."
****
Disisi lain, Raja kini tengah mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi. Ia juga sudah menanyakan kejadian tadi sama Bulan. Bulan pun menjelaskan semua tanpa ada yang kurang dan juga tak dilebih-lebihkan.Raja bingung sendiri, kenapa gadis itu tiba-tiba menuduh geng BT yang telah membuat Alta masuk rumah sakit? Padahal mereka tidak pernah berniat untuk membuat lawan mereka sampai masuk rumah sakit.
Raja pun mengendarai motornya menuju tempat yang tentu saja tempat itu selalu ditempati oleh geng All Star. Sesampainya disana mata Raja memicing karena melihat gadis itu sedang duduk bersama wakil ketua All Star.
"Lo harus buat BT hancur ... gara-gara mereka, kakak gue jadi kayak gini," geram gadis itu yang dapat didengar oleh Raja.
Mata Raja kembali menatap keduanya, sampai akhirnya ia berhenti karena melihat wakil ketua All Star tersenyum smirk. Panggil saja Revan.
"Tenang aja, Can. Gue bakalan buat mereka hancur, tapi ada syaratnya!" ucap Revan yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Raja.
"Apa?" tanya gadis itu yang mengaku sebagai adik Alta, yang bernama Cana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Bulan dan Langit
Teen Fiction"Mungkin kamu tak akan melirikku walaupun sesaat. Tetapi setidaknya, jangan kamu tunjukkan sesuatu yang membuatku sakit" ~ Bulan Aisyah Willano