Hari ketiga mpls telah selesai, saat ini semua murid sudah berhamburan pulang kerumah masing-masing.
Begitupula dengan Angkasa, tapi anak itu lebih memilih ketaman yang kemarin dia kunjungi. Dia tidak berniat untuk pulang apalagi setelah kejadian kemarin yang dia harus dihukum, dia juga tidak peduli jika pulang nanti harus dihukum kembali. Yang penting saat ini dia bisa melepas penat karena seharian tadi dia harus keliling mengumpulkan tanda tangan dan menerima hukuman lagi karena tidak membawa name tag.
Angkasa mengambil korek dan rokok yang disimpan ditempat kemarin, menyalakan 1 batang rokok dan mulai menikmatinya.
"Jacob Antonio" Angkasa menegang mendengar itu dan dengan gerakan perlahan dia menoleh, dia tersentak saat tau siapa pemilik suara tersebut.
"Gi-gilang" Gugupnya ketika melihat temannya yang sedang menatapnya dengan seringai diwajahnya, tapi tak ayal angkasa senang melihat kehadiran Gilang.
Gilang dan Rendi adalah orang yang sangat penting bagi angkasa, mereka berdua ibarat ayah dan ibunya yang selalu memberikan nasihat, omelan dan juga kasih sayang yang tidak pernah angkasa dapatkan dari siapapun.
Gilang memutari bangku dan duduk disebelah angkasa yang masih saja menikmati rokoknya.
"Siapa suruh ngerusak tubuh Sasa"
"Ck, Gilang!!" Angkasa berdecak kesal ketika Gilang mengambil paksa rokok yang ada ditangannya.
"Bang J. Gua seharusnya yang kesel sama Lu! Kenapa hah? Kenapa Lu jadi kaya gini sih!!" Kesal Gilang sambil menatap tajam angkasa yang juga sedang menatapnya. "Dari kapan?" Lanjutnya bertanya setelah berhasil mengontrol emosinya dan menginjak rokok tersebut.
Angkasa yang paham pertanyaan singkat tersebut berdeham sebentar, "Semenjak angkasa dijual sama bundanya"
Gilang menoleh dan menatap tidak percaya angkasa yang saat ini sedang menatap air mancur dihadapannya.
"Angkasa dijual?"
"Hmm"
"Siapa yang beli?"
"Lacava"
Gilang berdiri saking terkejutnya dan menggelengkan kepalanya saking tidak percaya.
"Jangan main-main bang" Ujarnya pelan.
Angkasa yang mendengar itu terkekeh pelan.
"Buat apa gua main-main! Semua ucapan gua itu selalu serius lang" Balasnya remeh sambil menatap Gilang yang sudah duduk kembali, "Dan lu kenapa ada disini? Bukannya lu pindah keluar negeri?"
Gilang menggeleng, "Gak penting itu, yang penting sekarang Angkasa, Kenapa lu sekarang malah nguasain tubuh sasa sih bang?" Tanyanya sambil memicing menatap angkasa tepat dimata anak itu.
Angkasa yang ditatap seperti itu memalingkan wajahnya, "Ck, rese Lo!!" Angkasa berdecak kesal mendengar jawaban itu,"Karena Ini satu-satunya cara buat ngelindungin angkasa" Lanjutnya sambil menatap langit sore yang sepertinya akan turun hujan.
Gilang mendengus, "Ngelindungin lu bilang?, Ini namanya nguasain bang!!" Ucapnya sedikit emosi mendengar jawaban itu, "Kalo Rendi tau dia pasti marah sama lu!"
Angkasa menunduk dan berdecih, "Marah aja, ni tubuh punya angkasa. Kalo lu berdua lukaian yah paling angkasa yang ngerasain sakit" Ujarnya Sedikit tidak tau diri.
"Ini yang gua benci dari lu bang. Kalo lu gak mau disalahin pasti selalu ngelimpahin ke angkasa, lu tuh cuma kepribadian ganda sasa dan cuma numpang ditubuhnya, jadi tau diri dikitlah"
Jacob Antonio, dia adalah kepribadian ganda milik Angkasa. Gilang tau angkasa memiliki kepribadian lain ketika anak itu duduk dibangku sekolah dasar atau saat angkasa berusia 10 tahun. Dan penyebab Gilang tau adalah ketika angkasa dicambuk oleh bundanya saat dia ketahuan bolos sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...