21. Berniat Memiliki?

40.7K 3.5K 130
                                    

Angkasa menggeliat ditidurnya dan dengan perlahan matanya pun mulai terbuka, dia sedikit heran ketika merasakan beban diperutnya dan memicingkan matanya ketika melihat tangan besar yang sedang memeluknya, dan saat menoleh dia sedikit terkejut karena pemilik tangan itu tak lain dan tak bukan adalah milik ayahnya Jourell.

"Ayah" Gumam asa sambil berusaha menyingkirkan tangan Jo, tapi bukannya menyingkir tangan itu malah memeluknya semakin erat, "Nih orang mimpi meluk cewe kali ya, kenceng banget meluknya. Gak tau apa kalo ini tuh sakit" Batinnya kesal.

"Ayah bangun" Ucap angkasa sambil menoel-noel wajah Jo, tapi sepertinya Jo samasekali tidak terusik. Dengan perasaan kesal angkasa membuang nafas perlahan, Dan...

Bugh

"Shhh" Ringisan itu keluar dari mulut Jo ketika merasakan tangannya dipukul.

"Sial sakit banget, berasa nonjok batu eyy" Dumel asa dalem hati sambil mengibaskan-ngibaskan tangannya yang sedikit nyeri.

Jo manatap angkasa yang juga sedang menatapnya, "Udah bangun?"

"Belum, lagi semedi" Jo yang mendengar itu terkekeh pelan sambil berusaha untuk duduk, "Lagian kok ayah ada disini sih? Ini kan kamar asa" Lanjut asa, bangkit dan duduk sambil menatap Jo kesal.

"Emang gak boleh?"

"Yah gak gitu juga sih, tapi kan ayah juga punya kamar. Kenapa juga harus tidur disini, mana gak izin lagi" Ucap asa sambil mengerucutkan bibirnya yang membuat Jo tersenyum melihat itu dan mengusak pelan rambutnya.

"Ayah mau minta maaf"

"Hah?" Angkasa yang mendengar itu menatap heran Jo sambil memiringkan kepalanya yang membuat angkasa semakin menggemaskan dimata Jo. Ahh seandainya anak ini bukanlah anak angkat kakaknya, pasti Jo akan membawanya ke Brooklyn untuk tinggal bersama dimansionnya, sepertinya dia juga akan meminta kepada papanya untuk mencarikan anak yang menggemaskan dan pemberani seperti angkasa.

"Karena kejadian di hutan kamu jadi kaya gini" Jawab Jo sambil mengusap bekas air liur yang menempel dipipi gembul anak itu.

"Kenapa ayah minta maaf?, Ayah gak salah kok, lagian kan kalo gak ada ayah mungkin asa udah diserang sama serigala itu" Balas anak itu yang tidak mengerti maksud ayahnya.

"Ahh anak ini terlalu polos" Ucap Jo dalem hati.

"Kamu sengaja ayah tinggal biarin kamu diserang sama serigala itu" Jelas Jo yang membuat angkasa mendengar itu membelalakkan mata tidak percaya.

"Jadi ayah mau asa mati?" Cicit asa pelan sambil menunduk, Jo terkekeh dan mengusap pelan rambut anak itu.

"Bukan. Ayah cuma gak mau kamu jadi anak lemah"

"Maksud ayah?" Tanya asa penasaran dan mulai mendongak menatap Jo.

"Kamu tau kan Lacava itu mafia?" Angkasa yang mendengar pertanyaan itu mengangguk, "Nah karena itu banyak orang yang berusaha untuk menghancurkan Lacava, Lacava mempunyai musuh dimana-mana. Dan kamu mau tau kenapa ayah ngelakuin itu ke kamu?" Angkasa mengangguk pelan dan dengan setia mendengarkan apa yang akan diucapkan oleh Jo, bahkan anak itu juga sudah mengikis jarak yang membuat Jo tersenyum.

"Karena banyak musuh mangkannya opa kamu, Dirga. Dia berusaha untuk mendidik anak beserta keturunannya untuk setidaknya menguasai ilmu bela diri dan mengerti cara menggunakan senjata. Dan karena ayah takut Jevan dan Abang-abang kamu memanjakan kamu mangkannya ayah ingin mengetes kemampuan kamu" Lanjutnya sambil menatap anak itu yang saat ini sedang mengedipkan matanya berkali-kali.

"Nah karena kamu memiliki badan yang sangat kecil mangkannya ayah tidak membiarkan kamu ikut bela diri, apalagi tangan kamu yang mungil ini, mana mungkin ayah biarin kamu memegang senjata. Semuanya setuju dengan itu, karena kamu tidak pantas menguasai itu. Kamu itu lebih pantas dilindungi daripada melindungi" Angkasa yang mendengar itu sangat kesal, apa-apaan maksud ayahnya ini sih. Mentang-mentang badannya kecil jadinya dia harus selalu dilindungi gitu? Hey, angkasa laki-laki dan bukan perempuan. Dia juga ingin kali ikut bela diri dan memegang senjata.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang