Sudah terhitung empat hari Angkasa tinggal bersama dengan dua Kakek berperawakan luar negeri ini, dan selama empat hari itu pula Angkasa harus berlatih berburu, senjata, menyusun strategi, menjadi mata-mata, menembak jarak jauh, dan juga membaca karakter seseorang. Walaupun tidak sepenuhnya Anak itu bisa karena waktu yang sangat singkat tapi Angkasa sudah mempelajari semua teknik dasarnya, bahkan kemampuan Angkasa berhasil membuat Santa dan Ace merasa kagum karena kecerdasan yang dimiliki Anak itu dalam menyerap semua hal yang dipelajari.
Selama tinggal bersama mereka juga Angkasa menjadi sangat dekat dengan keduanya dan bahkan dirinya bisa mengetahui sifat serta karakter masing-masing dua Kakek tersebut.
Bahkan diantara keduanya Angkasa bisa satu frekuensi dengan Kakek yang bernama Ace, Angkasa sangat menyukai sifat Ace yang cukup jahil dan juga sangat suka ketika melihat Ace saat sedang memakan daging hewan yang terkadang masih hidup tanpa harus diolah terlebih dahulu.
Seperti sekarang ini karena saat ini Ace sedang memakan jantung Rusa yang baru saja Angkasa buru dengan Santa tadi.
"Apa enak Ace?" Tanya anak itu pelan sambil menatap berbinar Ace yang sepertinya sangat menikmati makanannya.
"Enak, kamu mau nyoba?" Angkasa yang mendengar itu menggeleng pelan sambil tersenyum, walaupun terkadang Angkasa penasaran bagaimana rasanya daging mentah itu tapi dia masih mempunyai otak untuk berpikir, lagian dirinya kan juga bukan kanibal seperti Ace.
"Sasa, ini Susunya." Angkasa yang mendengar itu menoleh dan berbinar saat melihat Santa menyerahkan satu botol susu kepada dirinya.
"Makasih Santa~" Ucap Angkasa dengan bernada sambil mengambil botol tersebut dan dengan segera dia meminumnya.
Santa yang melihat itu tersenyum lalu dia berjalan menghampiri Ace, duduk disebelahnya sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat miliknya untuk dimainkan.
"Anak itu sudah bangun?" Ace yang mendengar itu mengangguk, "Setelah ini kita serahkan Anak ini." Lanjut Santa sambil melirik Angkasa yang saat ini sedang merebahkan tubuhnya ditumpukan rumput sambil memeluk pohon.
"Oke, dan setelah ini kita harus bergerak. Oh ya, David sedang menggila karena Anaknya tidak diketahui keberadaannya." Santa yang mendengar itu mendengus pelan, "Biarkan dia, yang terpenting sekarang Anak ini aman dan kembali lagi ke keluarganya," Balas Santa yang membuat Ace mengangguk setuju.
Santa melirik Angkasa yang sudah tertidur lelap karena memang susu yang tadi dia buat sudah dicampurkan oleh obat tidur, "Hubungi anak itu Ace, kita bergerak sekarang." Ucapnya dengan datar dan segera berjalan menghampiri Angkasa.
"Apakah sudah saatnya?"
"Lebih cepat lebih baik." Jawab Santa sambil mengangkat tubuh Angkasa dan menggendongnya ala koala, lalu dia berjalan menuju luar hutan.
Sedangkan Ace, dia terlebih dahulu masuk kedalam rumah dan segera menghubungi seseorang untuk bertemu di suatu tempat, setelah semuanya beres barulah Ace keluar dari rumah dan menyusul Santa.
.
.
.
Kini dirumah sakit, lebih tepatnya disalah satu kamar suite room rawat inap terdapat seseorang yang sedang menyandarkan punggungnya di brankar sambil menatap kosong keluar jendela, Lalu setelah itu dia tersenyum simpul ketika teringat percakapannya dengan selingkuhan mantan istrinya beberapa hari yang lalu.
Flashback on
"Kamu tau kenapa Alana lebih memilih saya daripada kamu?" Jevan, dia yang mendengar itu hanya diam dan menatap tajam David.
Jadi saat ini Jevan sedang berada dimarkas Magenta. Alasan utama Jevan saat ini berada dimarkas Magenta bukan karena untuk menyerangnya, bahkan Jevan saat ini hanya datang sendiri dan tidak membawa pasukannya sama sekali, tapi alasannya karena dia kesini hanya untuk mencari tau sesuatu tentang ucapan istrinya dulu dan apa alasan utama istrinya memilih David. Walaupun saat istrinya dulu berkata dia lebih memilih David tapi Jevan tentu tidak sepenuhnya percaya, karena Jevan tau seberapa cinta istrinya dulu kepada dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Novela JuvenilAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...