24. Perjanjian Batal

40.6K 3.6K 162
                                        

"Sana gih turun" Ucap Gilang sambil melirik angkasa yang saat ini hanya diam memandang kosong mansion keluarganya itu.

Iya, Gilang sama angkasa sudah pulang sekolah. Setelah acara nangis-nangisan tadi yang membuat mereka berdua tertidur, dan saat bangun ternyata waktu sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.

Angkasa melirik Gilang dan menghela nafas, "Seharusnya tadi ke mansion lu dulu Lang"

"Ngapain?" Tanya Gilang heran.

"Gua kangen cake lemon buatan mommy"

Gilang yang mendengar itu tersenyum, "Besok gua bawain gimana?" Angkasa yang mendengar itu menatap gilang dengan berbinar.

"Janji ya" Gilang mengangguk, dan angkasa yang melihat itu tersenyum, membuka seatbeltnya dan keluar dari mobil, lalu masuk kedalam mansion dengan santai.

Setelah memastikan angkasa masuk barulah gilang pulang meninggalkan mansion Jevan yang luasnya diluar nalar itu.

"Tuan kecil, apa yang terjadi?" Tanya Almo yang sedang menyambut angkasa dan menunduk hormat. Almo sedikit terkejut ketika melihat keadaan tuan kecilnya itu yang terlihat tidak baik-baik saja. Baju seragamnya yang berwarna orange dan berantakan, dan juga muka tuan kecilnya itu yang sedikit pucat.

"Dimansion ada siapa aja bang?" Angkasa tidak membalas pertanyaan Almo dan malah bertanya sambil menatap asistennya pribadinya itu.

"Ada tuan jevan, tuan Luke, tuan Dean, dan tuan Louis" Angkasa yang mendengar itu mengangguk dan berjalan menuju dapur meninggalkan Almo yang menatapnya penuh khawatir.

"Bibi asa mau susu" Maid yang mendengar permintaan tuan kecilnya itu segera membuatkannya.

Dan sambil menunggu susunya jadi angkasa berusaha untuk melepaskan sepatunya, tapi dia sedikit kesusahan karena merasakan nyeri di bagian perutnya ketika sedang menunduk.

"Sini saya bantu tuan kecil" Tawar Almo sopan ketika melihat tuan kecilnya itu yang sepertinya sedang kesusahan dan kesakitan. Angkasa yang mendengar itu tersenyum dan mengangguk.

"Tuan kecil ini susunya sudah jadi" Angkasa yang mendengar itu mengambil dotnya dan berlalu kelantai 2 menggunakan lift setelah mengucapkan terima kasih kepada Almo dan maid.

Angkasa berjalan disepanjang lorong lantai 2 dengan santai, dan saat dia melewati kamar abangnya Dean dia seketika berhenti karena mendengar percakapan dari dalam. Dengan mengendap-endap angkasa mendekatkan kupingnya keambang pintu kamar abangnya itu yang sedikit terbuka, dan dengan santai dia mendengarkan obrolan orang-orang yang ada didalam kamar tersebut.

"Bawa kerumah sakit aja"

"Dean gak selemah itu ya pa"

"Dipastiin keadaan kamu bener-bener baik atau engga"

"Dean baik-baik aja bang, jangan lebay"

"Ck, sok iye banget. Disenggol dikit juga langsung ngeluh sakit"

"Berisik!!"

"Kalo besok keadaan kamu tidak membaik dan tubuh kamu tidak bisa digerakkan papa dengan terpaksa membawa kamu Dean!!"

"Kalo papa khawatir kenapa ngelakuin ini sama Dean?"

"Karena kamu harus merasakan apa yang adek kamu rasakan"

Angkasa yang mendengar itu mengernyitkan dahinya bingung, bang Dean sakit, tapi kenapa? Kemarin abangnya itu baik-baik saja kok. Angkasa memikirkan itu sampai tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit dan..

Bruk

Angkasa terjatuh ketika ingin menyandarkan tubuhnya ke pintu kamar abangnya itu, tapi nyatanya kamar abangnya itu kan pintunya tidak tertutup.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang