57. Kesempatan?

21.5K 1.5K 190
                                    

Harshendra Deandra dinyatakan telah mati, Max yang mengetahui siapa pelaku penembakan tersebut langsung menghampirinya ke mansion Dirga setelah pemakaman selesai. Dirga menceritakan semuanya dan Max cukup terkejut mendengarnya, awalnya Max tidak mempercayai cerita Dirga, tapi melihat keputusasaan yang terpancar jelas dimata Dirga membuat Max menjadi percaya, dan Kini kepemimpinan Deandra telah jatuh ke tangan Max karena memang Max adalah satu-satunya keturunan Deandra yang berhak memimpin.

Kini juga sudah terhitung hampir dua minggu dari terakhir kali pertempuran berdarah itu terjadi, dan dua minggu itu pula pencarian Angkasa dan Evan dilakukan. Semua tenaga Jevan kerahkan untuk pencarian, bahkan keluarga Jerdan turun tangan langsung untuk mencari keberadaan keduanya terutama Evan.

Selama dua minggu itu pula semuanya terasa berbeda. Dean menceritakan kebenaran awal mula tentang dendam Deandra kepada Lacava. Semua terkejut mengetahui fakta tersebut dan mulai membenci Dirga yang bahkan belum sempat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Dirga ingin menjelaskannya tapi semuanya terlihat kecewa dan pergi meninggalkannya begitu saja di mansion miliknya.

"Jack, Apa yang harus saya lakukan?" Jack, tangan kanan Dirga hanya diam menatap Tuan besarnya itu yang terlihat putus asa.

Dirga akhirnya mengambil keputusan untuk keluar dari Lacava, dan tanpa dia duga ternyata semua Anak-anaknya melakukan hal yang sama, yaitu keluar dari Lacava tentunya kecuali Foster dan keluarganya.

Jenia juga sudah pulih, dan memutuskan untuk menunda penyerahan kekuasaan kepada si kembar hingga waktu yang tidak ditentukan karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melakukannya. Karena berita tentang keluarnya Dirga, sang penerus asli Lacava sempat menggemparkan beberapa kolega Lacava, dan jika dia langsung menunjuk si kembar menjadi pemimpin Lacava takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dari para koleganya Lacava.

Lalu keluarga Jevan juga mengalami perubahan yang sangat besar setelah kehilangan sosok matahari mereka, yang biasanya terdapat kebahagiaan jika ada kehadiran sosok mataharinya itu kini semuanya terasa sangat berbeda dan terasa sangat hampa setelah kepergiannya. Mansion Jevan juga terasa sangat suram karena tidak ada lagi matahari yang menjadi penerangan di kehidupan mereka.

Perubahan yang paling jelas terlihat terjadi adalah kepada Dean, mental Dean hancur dan bahkan dia selalu mengunci dirinya sendiri di kamar sambil meluapkan semua emosinya. Jevan selalu berusaha untuk membujuknya keluar untuk sekedar makan atau menenangkan pikirannya, tapi nyatanya Anak itu tidak mendengarkannya dan selalu terus menyalahkan dirinya jika kepergian sang Adek adalah karena perbuatannya.

Begitupun dengan Anaknya Jevan yang lain, Luke tidak pernah pulang setelah dua hari melakukan pencarian Adeknya dan tidak mendapatkan titik keberadaan sang Adek. Luke pergi ke berbagai tempat dibelahan dunia untuk meluapkan semua emosinya, dan kini Anak itu menetap di penjara Hell snow untuk mengeksekusi langsung bahan ekperimennya dan meluapkan semua emosinya disana tanpa peduli berapa nyawa yang telah dia eksekusi.

Louis pun sama, dia tidak pernah lagi pulang ke mansion bahkan setelah pertemuan tersebut karena selalu berada di rumah sakit tempat biasa dia melakukan eksperimen gilanya, memilih tinggal di rumah sakit karena tidak ingin mengingat kembali moment bersama Adeknya yang membuat dadanya terasa sangat sesak karena Louis tidak menyangka jika Adeknya telah menjadi korban dipertemuan sialan itu.

Ax dan Kavy juga menjadi pribadi yang tertutup, dingin dan tidak tersentuh. Yang biasa mereka lebih tenang, terbuka dan peduli dari Abang-abangnya kini mereka bahkan menjadi orang yang sangat cuek terhadap sekitar melebihi Abang-abangnya.

Lalu tak jauh berbeda keadaannya dengan Dean. Eden juga mengalami mental health yang buruk, dia selalu mengunci dirinya didalam kamar karena telah kehilangan sosok Abangnya yang melompat kedalam laut bersama dengan Angkasa. Eden selalu berpikir kenapa Abangnya itu melakukan hal tersebut, apakah Angkasa lebih penting daripada dirinya sehingga Abangnya itu rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Angkasa.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang