33. Berbeda

25.7K 3K 259
                                    

"Eughh" Angkasa menggeliat ditidurnya dan merasakan pusing yang membuatnya menangis dalam diam, dengan perlahan matanya terbuka dan merasa asing dengan kamar yang dia tempati saat ini, ah dirinya ingat jika bang Evan sudah melempar dan mencekiknya tadi malam, lalu dia tidak lagi mengingat apa yang selanjutnya terjadi.

"Kenapa nangis hmm?" Pertanyaan itu membuat Angkasa menoleh dan melihat Abang sepupunya Eden yang sedang duduk disebelahnya sambil menatapnya.

"Pusing.. mau papa" Lirih anak itu pelan yang membuat Eden merapatkan tubuhnya.

"Papa Jevan sama yang lainnya belum pulang, sama Pipinya Abang mau gak?" Angkasa menatap lekat Eden yang saat ini sedang sibuk mengusap air matanya, dirinya tidak menyangka jika seorang Eden bisa bersikap lembut seperti ini. Berbeda sekali ketika pertama kali dirinya berhadapan dengannya saat dikamar mandi waktu itu.

Angkasa mengangguk sebagai jawaban, dan Eden yang melihat itu langsung menghubungi pipinya melalui ponsel.

"Tunggu dulu ya" Angkasa yang mendengar itu hanya diam hingga pintu kamar Eden tiba-tiba terbuka dan terlihatlah Kyson yang masuk dengan wajah datar andalannya.

"Ada apa?" Tanya Kyson menatap anaknya dan bergantian melirik keponakannya yang sedang menatapnya dengan wajah yang terlihat sembab.

"Gendong~" Pinta Angkasa menatap Kyson yang langsung mengernyitkan keningnya, lalu dia melirik Eden yang sedang mengangguk agar menuruti kemauan anak itu. Kyson yang melihat itu menghela nafas dan mengangkat tubuh gembul itu kedalam gendongan koalanya.

Dan Angkasa yang digendong langsung meletakan kepalanya dibahu Kyson, "Keluarga asa kapan pulang Pi?" Tanya Angkasa pelan tapi masih dapat didengar oleh mereka berdua.

"2 hari lagi mungkin" Jawab Kyson tidak yakin karena yang dia tau jika keluarga Dirga termasuk Jevan beserta anak-anaknya sedang sibuk mengurus para tikus-tikusnya yang berbuat ulah dibeberapa negara.

"Kenapa papa ninggalin asa sendiri?"

"Pipi juga gak tau"

"Badan asa sakit semua" Lirih anak itu yang membuat Kyson merasa bersalah karena penyebab anak ini sakit karena ulah anaknya yang sedang dikuasai alter egonya.

"Angkasa mau susu Pi" Pinta anak itu yang membuat Kyson berjalan menuju pintu dan menyuruh bodyguard disana untuk membuatkan susu, "Didot ya paman" Bodyguard yang mendengar permintaan Angkasa mengangguk dan segera berlalu.

"Sambil nunggu susunya jadi gimana kalo kamu mandi?" Tanya Kyson yang hanya mendapatkan anggukan dari sang empu.

Kyson segera membawa Angkasa ke kamar mandi dan membersihkan tubuh anak itu, Kyson merasa dia seperti balik ke 12 tahun yang lalu ketika memandikan Eden sewaktu berusia 4 tahun. Dan dia sangat senang ketika melakukan itu karena memang istrinya terkadang sibuk dengan aktivitasnya sebagai CEO di brand makeup dan butiknya.

Dan perasaan itu kini kembali muncul lagi karena keponakannya yang saat ini sedang berendam didalam bathtub. Yah walaupun yang dia mandikan saat ini seorang anak berusia 14 tahun, tapi dia tidak mempermasalahkannya dan dengan senang hati jika keponakannya ini ingin dimandikan olehnya.

Setelah selesai Kyson menggendong kembali anak itu yang sudah dibalut dengan bathrobe dan meletakkannya dikasur disebelahnya Eden, dan Eden yang melihat Pipinya sibuk dengan sepupunya itu hanya menatapnya heran dan berpikir Pipinya persis sekali seperti babysister-nya anak itu.

"Uhmm wanginya" Ucap Kyson setelah mengirup aroma citrus dari tengkuk Angkasa setelah anak itu sudah rapih dan wangi.

"Itu susunya udah jadi" Sahut Eden sambil menunjuk botol dot diatas nakas, Kyson melihat itu dan segera memberikannya kepada Angkasa yang sudah merebahkan tubuhnya sambil menunggu susu tersebut.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang