Angkasa menggeliat ditidurnya karena merasakan sesuatu yang basah diwajahnya, dan saat matanya perlahan terbuka dia langsung menatap Kola yang sedang asik menjilati pipi dan juga bibirnya.
Perlahan Angkasa ingin menggerakkan tangannya, tapi nyatanya sangat susah karena merasakan ada sesuatu yang sedang menindih seluruh tubuhnya, dan saat dia berusaha untuk melirik kekiri dengan ekor matanya dirinya malah terkejut ketika melihat sosok Abang Ax yang sedang memeluknya.
Angkasa terdiam dan memandangi langit-langit kamarnya karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat, dan saat dia ingin kembali melirik sang Abang dirinya malah merasakan pergerakan disebelah Kanannya yang membuatnya langsung melirik kekanan dan kembali merasakan keterkejutan ketika melihat sosok Abangnya Kavy yang juga sedang memeluknya.
Kembali Angkasa melihat langit-langit kamarnya, tiba-tiba matanya mulai berkaca-kaca dan dengan perlahan air matanya mengalir dari ujung matanya.
"Tuhan, Asa gak lagi mimpi kan? Ini beneran Abang-abangnya Asa kan?, Kalo Asa lagi mimpi tolong jangan bangunin Asa dulu Hiks.. Asa ngerasa nyaman, dan jangan dulu ambil kebahagiaan Angkasa saat ini ya Tuhan." Batinnya mengucapkan syukur sambil terus menangis dalam diam dengan air matanya yang terus mengalir diujung matanya.
Kola yang melihat airmata itu terdiam sejenak sebelum menjilati air mata Angkasa yang membuat sang empu bergerak tidak nyaman karena merasa geli dan pergerakan Angkasa berhasil membangunkan kedua Abangnya.
"Angkasa?" Angkasa yang mendengar suara parau dari sisi kirinya langsung terdiam dan menatap sayu Abangnya Ax.
"Kenapa nangis hmm?" Kembali Ax bertanya dengan raut wajah yang terlihat khawatir, Angkasa sendiri hanya menggeleng sebagai jawaban sambil tersenyum.
"Abang~ peluk," Ax yang mendengar itu tanpa pikir panjang langsung membawa tubuh sang Adek ke dalam dekapannya.
Angkasa kemudian menangis didalam pelukan Ax, Kavy yang melihat itu merubah posisinya dan dengan telaten mengusap lembut kepala sang Adek. Angkasa sendiri yang merasakan itu melirik sang Abang dan tersenyum yang membuat Kavy gemas sendiri dan mencium pipi Adeknya itu yang telah basah karena air matanya.
Cukup lama mereka berada diposisi tersebut hingga Ax melepaskan pelukannya karena melihat Angkasa yang juga terlihat baik-baik saja, "Kita mandi ya, abis itu sarapan." Angkasa yang mendengar ucapan Ax hanya mengangguk.
"Boleh sama Kavy aja gak bang?" Permintaan Kavy membuat Ax menoleh menatap sang empu kemudian mengangguk yang membuat Kavy tersenyum, beranjak turun dari kasur dan mengangkat tubuh Adeknya kedalam gendongan koala.
Sedangkan Angkasa yang digendong hanya menyenderkan kepalanya dibahu sang Abang hingga masuk kedalam kamar mandi. Ax sendiri yang melihat kedua Adeknya sudah masuk hanya menatapnya sendu, tiba-tiba satu air matanya lolos tanpa dia minta, menghapusnya kasar sambil berusaha untuk tersenyum.
"Terimakasih Ma, terimakasih sudah menghadirkan Angkasa. Walaupun cara Mama salah tapi Ax tidak pernah menyalahkan Mama sedikit pun, Ax tau pasti Mama mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan ini semua." Setelah mengucapkan itu dia beranjak keluar dari kamar menuju dapur untuk melihat apakah ada sesuatu yang bisa dimasak. Ax berniat untuk masak karena memang rumah ini tidak memiliki maid satupun, dan sekalinya ada juga hanya dipanggil untuk membersihkan rumah ini.
.
.
.
Angkasa baru saja menyelesaikan sarapannya dan kini Anak itu sedang bermain dihalaman depan bersama dengan Kola, tak lupa dia juga membawa botol susu yang sudah disiapkan oleh Ax.
Dirumah ini hanya ada mereka bertiga dengan Ax dan Kavy, karena untuk yang lainnya Angkasa tidak tau keberadaannya ada dimana, ingin bertanya tapi dia takut mendapatkan jawaban yang tidak dia inginkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...