35. Interaksi

33.4K 3K 188
                                    

Angkasa saat ini sedang duduk dibangku yang ada di balkon kamarnya, memandangi ribuan bintang yang menghiasi langit malam. Udara cukup dingin, tapi Angkasa memilih mengabaikannya dan malah tersenyum sendu ketika melihat satu bintang yang sangat terang diantara beberapa bintang yang lainnya.

Angkasa terkejut ketika merasakan sebuah selimut membungkus tubuhnya dan segera menoleh lalu tersenyum ketika melihat sosok Abang sulungnya.

"Kenapa belum tidur hmm?" Tanya Luke sambil duduk disebelah adeknya, Angkasa tidak menjawab dan memilih menyandarkan kepalanya dibahu sang Abang. Pandangannya kembali menatap bintang tadi sambil tersenyum.

Tangan mungilnya bergerak dan menunjuk bintang tersebut yang membuat Luke mengikuti arah tunjuknya, "Bintang itu indah ya bang" Ucapnya pelan yang membuat Luke mengangguk setuju.

"Pasti itu mamanya Abang" Luke terdiam, menggulirkan matanya melirik adeknya yang masih setia bersandar dan pandangan sang adek tak lepas dari bintang tersebut.

"Kenapa gitu?" Luke memutuskan untuk bertanya.

"Karena mommy pernah bilang, kalo misalkan kita melihat bintang yang paling bersinar diantara bintang-bintang yang lainnya berarti bintang tersebut adalah orang yang paling kita sayang. Tapi orang tersebut sudah pergi jauh dan hanya mengawasi kita menyerupai bintang" Jelas anak itu dan menoleh untuk menatap abangnya, "Tapi sampe sekarang asa gak pernah ngerti apa maksud mommy, kalo Abang sendiri ngerti gak?"

Luke yang mendengar itu menatap dalam mata hazel adeknya yang sangat bersinar seperti bintang diatas, "Ngerti, tapi Abang gak mau jelasin ke kamu"

"Kok gitu?"

Luke mengusak lembut pucuk rambut sang adek, "Karena kapasitas otak kamu kecil"

Bugh

Angkasa mempoutkan bibirnya setelah memukul dada bidang sang Abang dan kembali menyenderkan kepalanya. Luke hanya tersenyum sambil mengusap dadanya yang tadi dipukul, lalu tangan besarnya mengusap lembut bahu sang adek sambil membenarkan selimutnya yang sedikit tersingkap.

"Asa kangen papa" Ucapan Angkasa membuat Luke terdiam, memeluk sang adek agar tidak kedinginan sambil sesekali mengecup keningnya.

"Tungguin aja"

Setelah itu tidak ada lagi ada obrolan karena sikecil sudah memejamkan matanya karena mengantuk, dan Luke yang tau itu segera memindahkan tubuh sikecil kepangkuannya sambil mengusap lembut punggung sempit adeknya. Dan tak lama Luke merasakan nafas adeknya yang mulai teratur dan terdengar suara dengkuran halus.

Luke mencium sekilas pipi gembul Angkasa dan beralih menatap bintang diatas yang entah kenapa berkelip.

"Ma.. Abang kangen, Jagain kita semua disini ya. Walaupun Luke marah karena mama tapi Luke sudah memaafkan semuanya" Lirihnya sebelum beranjak masuk kedalam untuk menidurkan si kecil.

Setelah membenarkan selimut dan meletakkan bantal dikedua sisi adeknya, Luke duduk dipinggiran kasur sambil mengusap lembut pipi gembul adeknya yang sedikit memerah, "Istirahat yang tenang ya" Gumamnya pelan.

Luke tersentak ketika merasakan ponselnya yang bergetar disaku celananya, melihat siapa yang mengirimkannya pesan dan segera membukanya, lalu dia tersenyum dan memasukkan kembali ponsel tersebut, mencium sekilas kening si kecil barulah dia beranjak keluar kamar.

.

.

.

Tok
Tok
Tok

"Abang buka pintunya!!"

"Bang Dean!!, Kavy juga mau liat adek"

Tok
Tok
Tok

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang