17. Ngompol

36.4K 3.2K 136
                                    

Angkasa sudah sadar dari pingsannya sekitar 2 jam yang lalu, dan dia cukup terkejut ketika melihat Gilang berada disampingnya. Bahkan anak itu menangis dan memarahinya karena Gilang pergi keluar negeri tanpa memberinya kabar.

Gilang yang mendengar omelan angkasa hanya diam dan pasrah saja, toh sebenernya h-1 sebelum keberangkatannya dia pergi mengunjungi anak itu kerumah bundanya dulu. Tapi nyatanya anak itu tidak ada dan bundanya juga tidak ada dirumahnya, yah jadi dia memutuskan untuk pergi tanpa memberi anak itu kabar.

Dan karena ingin menebus kesalahannya sebagai bentuk tanda permintaan maaf dan juga ingin menghentikan tangisan anak itu yang tak kunjung reda akhirnya Gilang mentraktir anak itu untuk makan disebuah kedai ice cream.

Dan disinilah mereka berada, disebuah kedai yang tidak jauh dari area sekolah. Dan sudah hampir 2 jam mereka menghabiskan waktu berada disini, bahkan yang tadinya diluar hujan sekarang sudah berhenti dan anak itu tidak kunjung berniat untuk pulang.

"Pulang yuk, udah sore banget nih. Ujan juga udah berenti" Ucap Gilang yang lama-lama juga jengah menghadapi tingkah angkasa saat ini, bagaimana tidak. Isi dompetnya dikuras habis oleh anak yang saat ini sedang asik menikmati ice creamnya yang entah sudah cup keberapa.

"Nanti dulu Lang, gua juga gak mau pulang. Takut Lang" balas asa sambil terus menikmati ice creamnya tanpa memperdulikan aura tidak mengenakkan yang dikeluarkan oleh Gilang. Angkasa mempunyai sifat lebih ngeselin daripada Jacob, mangkannya jika harus berhadapan dengan mereka berdua gilang hanya bisa pasrah dan ngelus dada.

"Gimana kalo gua ke mansion lu aja Lang, gua kangen sama mommy dan Daddy" Usul angkasa sedikit berbinar dengan idenya itu.

"Gak ya, gua tau itu alesan lu doang biar bisa ngehindar dari keluarga angkat lu itu"

"Ahh Gilang, engga kok. Seriusan deh gua kangen sama keluarga lu"

"Gua bilang engga yah engga, pulang sekarang" Gilang berdiri dan berlalu pergi meninggalkan angkasa yang sedang mendengus kesal. Dan dengan tidak rela angkasa berjalan mengikuti gilang yang sudah masuk kedalam mobil.

"Pake seatbeltnya" Angkasa menurut dan dengan patuh memakai seatbelt.

"Gua takut Lang" Cicit angkasa yang masih bisa didengar oleh Gilang.

"Ucapan Jacob gak pernah main-main. Gua yakin mereka bakal nerima lu" Angkasa menoleh menatap Gilang dengan tatapan sendu.

"Kalo engga gimana?"

"Lu ngeraguin ucapan bang J?" Angkasa menggeleng, "Mangkanya sekarang lu pulang buat buktiin ucapan bang J bener apa kaga"

Gilang yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari anak itu mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, jalanan lumayan lenggang karena habis hujan.

Sedangkan angkasa hanya diam sambil memandangi langit sore yang mendung.

Angkasa mengingat ucapan Gilang tadi setelah dia sadar, bang J berkata jika dia tidak akan muncul lagi untuk menganggu hidupnya. Angkasa yang mendengar itu cukup senang, tapi dilain sisi dia juga sedih karena tidak ada yang bisa melindunginya lagi ketika dia akan mendapatkan siksaan ataupun hukuman. Tapi Gilang bilang jika bang J akan muncul jika dirinya benar-benar dalam masalah yang menyangkut hidup dan matinya.

Bang J juga bilang jika keluarga angkatnya yaitu Lacava sudah menerimanya sebagai anak angkatnya, dan angkasa yang mendengar itu cukup terkejut karena setau dia keluarga angkatnya itu membencinya mangkannya dia pernah disiksa hingga hampir meregang nyawa. Tapi bang J kali ini bisa yakin jika Lacava bisa menerimanya dan memastikan jika dirinya akan baik-baik saja.

"Ngelamun bocahnya, Sana turun cil" Angkasa tersadar dari lamunannya dan terkejut saat mobil yang dikendarai Gilang ternyata sudah sampai didepan mansion milik keluarga angkatnya.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang