41. Air Mata

27.3K 2.7K 258
                                    

Angkasa saat ini sedang berada didalam mobil dan memandangi sebuah mansion yang cukup besar dari jarak yang cukup jauh bersama dengan Jayden.

"Baby takut?" Angkasa yang mendengar itu menoleh dan mengangguk. Jay tersenyum dan tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala Angkasa.

"Ada J, jadi gak usah takut ya"

"Tapi Abang-" Angkasa menjeda ucapannya lalu menunduk.

Jayden melepas seatbeltnya dan menangkup wajah Angkasa agar menatapnya, "J udah janji akan selalu ngelindungin kamu, Abang yakin semuanya baik-baik aja. Walaupun nanti terjadi sesuatu sama kamu pasti J akan bertindak terlebih dahulu, Angkasa percaya sama bang J bukan?" Angkasa mengangguk pelan setelah mendengar itu.

"Kalo gitu kamu turun dan temuin mereka ya, pastiin mereka orangtua kandung kamu atau bukan" Angkasa kembali mengangguk, menghela nafas panjang dan mencium pipi tegas Jay yang membuat sang empu tersenyum dan mencium balik Angkasa.

Jay membantu Angkasa melepaskan seatbeltnya dan membuka pintu mobil, "Jangan gugup oke, bersikap seperti biasa aja dan keluarin jurus kamu" Angkasa yang mendengar itu terkekeh pelan dan mengangguk, berjalan meninggalkan mobil Jay dan berjalan santai menuju mansion tersebut.

Jay yang melihat kepergian Angkasa langsung menghela nafas berat, "Abang harap semuanya baik-baik ya baby Sasa" Gumamnya pelan dan berlalu pergi meninggalkan area kompleks tersebut.

"Permisi?" Tanya Angkasa kepada salah satu bodyguard yang berjaga di pintu gerbang mansion milik Deandra.

"Cari siapa ya dek?" Tanya bodyguard tersebut sambil memperhatikan Angkasa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Tuan Hendra ada didalam tidak paman?" Ujar Angkasa kembali bertanya.

Sebelum bodyguard tersebut menjawab ada sebuah mobil hitam yang datang dan ingin masuk kedalam mansion, bodyguard tersebut langsung membuka terlebih dahulu gerbangnya dan menunduk hormat ketika mobil tersebut berlalu masuk.

Angkasa yang melihat itu hanya diam sambil memperhatikan siapa orang yang berada didalam mobil tersebut. Dan ketika orang tersebut keluar Angkasa langsung terkejut dan otaknya bekerja dengan cepat untuk mengingat siapa nama orang yang dia lihat saat ini.

"Bang Max" Gumamnya pelan ketika berhasil mengingat namanya.

Maxime, dia menutup pintu mobilnya dan menoleh ke arah gerbang ketika melihat bodyguard yang berjaga sedang berbincang dengan seorang anak kecil. Berjalan menghampirinya dan sedikit terkejut ketika melihat anak tersebut.

"Ada apa ini?" Suara itu sangatlah berat dan dingin, Angkasa yang mendengarnya bahkan langsung bergidik ngeri.

"Anak ini sedang mencari Tuan besar, Tuan Max" Jawab bodyguard tersebut sambil menunduk hormat.

"Ada apa kamu mencari tua bangka itu?" Angkasa terdiam ketika mendengar itu dan berpikir siapa tua bangka yang dimaksud, dan max yang melihat keterdiaman Angkasa seakan paham dan langsung berucap kembali, "Tuan Hendra"

"Ahh, saya disuruh datang kesini" Max yang mendengar itu mengernyitkan keningnya heran, lalu pandangannya tidak sengaja melihat kalung yang sedang dipakai anak itu, "Kalung itu?" Kagetnya dalam hati sambil bergantian menatap lekat kalung tersebut dan Angkasa.

"Biarkan dia masuk" Bodyguard yang mendengar itu langsung mempersilahkan Angkasa masuk, dan Angkasa yang sudah masuk hanya mengekor mengikuti Max yang berjalan masuk kedalam mansion.

"Nama kamu Angkasa bukan?" Tanya Max sambil menoleh kesamping menatap Angkasa yang sedang berjalan mengikuti langkahnya.

"Uhmm, ternyata Abang masih inget ya sama asa" Jawab anak itu ceria sambil menganggukkan kepalanya semangat.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang