12. Gara-gara Soto

41.7K 3.3K 86
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana seharusnya semua orang menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya ataupun mengistirahatkan diri dirumah karena telah melakukan aktivitas selama hari kerja diluar rumah.

Tapi itu semua tidak berlalu untuk angkasa, yah walaupun dia masih bisa sih mengistirahatkan diri. Tapi yakali dia tiduran mulu, lagian selama ini juga dia tidak pernah beraktivitas diluar kecuali manjat pohon dan bermain dikolam ikan. Waktunya terlalu banyak untuk makan, minum susu, tidur dan seterusnya seperti itu hingga badannya kini sekarang menjadi seperti ikan buntel peliharaan baru papanya.

Angkasa ingin sekali menghabiskan waktu bersama keluarganya, keluarga barunya ini. Tapi sepertinya harapannya itu sia-sia karena tadi saat dia bertanya kepada salah satu maid kenapa gak ada yang ikut sarapan, maid tersebut berkata jika semuanya sudah pergi dari pagi kecuali tuan Jevan yang saat ini berada diruang kerja.

Ah ternyata masih ada papanya, tapi kenapa dia tidak ikut sarapan. Dirinya jadi bingung sendiri, tapi kini dia bertekad untuk meluluhkan hati tembok China itu dan mendekatkan diri.

Angkasa Berjalan dengan santai menuju lantai 3 tapi langkahnya terhenti oleh bodyguard yang berjaga dilantai tersebut.

"Tuan kecil ada keperluan apa?"

"Asa pengen ketemu papa paman" Ucap asa menatap bodyguard tersebut.

"Apa tuan jevan menyuruh tuan kecil untuk bertemu?"

Angkasa menggeleng.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Ken datang dan menatap asa sekilas lalu menatap bodyguard yang berjaga.

"Paman Ken, asa mau ketemu sama papa. Boleh ya~" Pintanya menatap Ken dengan nada yang dibuat selebay mungkin.

Ken yang mendengar nada manja dan melihat mata bulat yang berbinar itu jadi gemas sendiri dan tidak tega untuk menolaknya.

"Baiklah tuan kecil boleh masuk" Ajak Ken dan menggandeng tangan mungil asa.

"Silahkan tuan kecil" Angkasa tersenyum dan dengan ragu masuk kedalam ruangan pribadi papanya itu.

Angkasa melihat papanya sedang merebahkan tubuhnya dikursi kebanggaannya itu sambil menutup mata, "Apa papa sakit ya" Pikir asa dalem hati sambil terus melangkah masuk dengan pelan agar tidak menganggu ketenangan papanya.

"Ada apa Ken" Suara berat dari papanya itu berhasil membuatnya tersentak dan menghentikan langkahnya sambil menatap takut papanya.

Jevan sendiri yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari asisten pribadinya itu merasa heran dan memutuskan untuk membuka mata. Tapi nyatanya yang dia lihat bukanlah asistennya, melainkan anak angkatnya yang sedang menatapnya dengan tatapan seperti maling ketahuan mencuri.

"Hehe, Pa-pa kebangun ya. Maaf ya" Gugup asa salah tingkah sambil cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jevan membenarkan duduknya dan merubah raut wajahnya menjadi datar, "Ada apa?" Tanyanya dengan suara bariton yang membuat asa bergidik ngeri.

"Gila sih nih orang, aura mafianya keluar Cok.." Batin asa kagum ketika melihat perubahan papanya itu.

"Hmm.. asa, itu pa.. hmm"

"To the point" Jengah Jevan mendengar kegugupan anak itu.

Angkasa menarik nafas pelan dan membuangnya kasar, "Asa bentar lagi kan sekolah pa, boleh gak asa dibeliin motor buat berangkat sekolah"

"Motor sport?"

Angkasa melambaikan tangannya yang mengisyaratkan bukan.

"Motor matic aja pa, kalo motor sport asa gak nyampe" Ucapnya sambil tersenyum.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang