"hei Cici"
"Cici jangan jauh-jauh loncatnya"
"Cici tungguin asa"
"Asa udah cape ci"
"Haha, kelincinya lucu semua"
Angkasa saat ini sedang berada ditaman belakang mengejar kelinci yang sedang berlari kesana-kemari, dia bahagia mengejar kelinci itu walaupun sedari tadi tidak ada satu pun yang berhasil dia tangkap. Dan entah kenapa dia memanggil nama kelinci itu dengan panggilan Cici, Nini juga gak ngerti.
"CICI JANGAN MASUK HUTAN" Angkasa berteriak ketika melihat 2 ekor kelinci sedang meloncat ke arah hutan, angkasa juga merasa heran kenapa di belakang mansion ini terdapat hutan yang cukup lebat.
Angkasa mengikuti ke arah mana kelinci tadi pergi, tapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara aneh dari semak-semak yang tidak jauh dari tempatnya saat ini berdiri.
Grr.. guk
Angkasa mematung saat mendengar suara lolongan anjing tersebut dan matanya mengerling gelisah, "Sialan. Kenapa harus ada anjing sih" Gumamnya sepelan mungkin sambil menelan salivanya gugup.
Guk guk
Angkasa semakin mundur dengan perlahan ketika melihat seekor anjing yang sama persis seperti logan berada dibalik semak-semak dihadapannya saat ini, angkasa berdoa dalam hati agar anjing itu tidak melihatnya dan sesekali menahan nafasnya agar tidak diketahui keberadaannya oleh anjing tersebut.
Krek
"Sial" Angkasa mengumpat saat tidak sengaja menginjak ranting pohon dan dia menatap takut ketika anjing tersebut menoleh kepadanya.
"Kabur" Pekiknya dan berlari terbirit-birit menghindari anjing tersebut yang ternyata sedang mengejarnya.
Guk guk guk
"Ayo bentar lagi sampe ke mansion asa"
Bugh
Baru saja dia mengucapkan itu tapi naas, dirinya terjatuh dengan tidak elit yang membuat seluruh tubuhnya sakit, tapi karena rasa takut lebih mendominasi dari rasa sakitnya, akhirnya angkasa memaksakan dirinya untuk berdiri dan melanjutkan berlari mengabaikan tubuhnya yang sakit itu. Dia tersenyum ketika melihat salah satu abangnya keluar dari mansion, lalu
Hap
Angkasa melompat dan masuk kedalam gendongan abangnya, dan abangnya yang kaget langsung menahan tubuh angkasa dan tubuhnya yang hampir oleng karena perbuatannya itu.
"Abang ayo masuk ada anjing angkasa takut" Angkasa berucap dengan cepat sambil memeluk erat abangnya, dan saking takutnya dia sampai menyatukan kakinya dibelakang tubuh abangnya.
"Dolly, pergi" Ucap orang itu datar sambil menatap anjing tersebut yang bernama Dolly, dan Dolly yang tau jika itu salah satu majikannya langsung kembali menuju hutan.
"Turun!" Titah orang itu membuat angkasa menggeleng ribut, "Gak mau, asa takut"
"Hitungan ketiga kamu gak turun saya masukin ke kandang bareng Dolly" Angkasa yang mendengar ancaman itu segera turun dan meringis menahan sakit di kakinya, lalu mendongak untuk menatap orang tersebut. Dia tau orang dihadapannya ini adalah Abang ketiganya, Louis Damian Lacava.
"Angkasa udah turun, jadi jangan masukin ke kandang bareng anjing itu" Mohonnya sambil mencebik lucu.
"Siapa nama kamu?"
"Angkasa" Jawabnya sambil menunduk untuk melihat luka di lututnya.
"Tua Bangka itu yang ngirim kamu kesini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Fiksi RemajaAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...