36. Daxon Antonio

28.9K 3.2K 255
                                    

"EVAN!!"

Kyson, dia berteriak tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Anaknya, anak sulungnya Evan tepat dihadapannya saat ini sedang bersimpuh tidak berdaya dengan darah yang terus mengalir dibagian paha dan bahunya. Pandangannya teralih dan melihat siapa yang sudah menyebabkan anaknya menjadi seperti ini. Jenia, pelaku utama yang membuat anaknya menjadi seperti itu hanya diam dan masih tetap mengarahkan revolver yang dia gunakan ke arah anaknya.

"Berani kamu mendekati iblis ini maka dia akan mati" Ucapan bernada sarkas itu membuat Kyson menghentikan langkahnya untuk menghampiri sang anak sambil mengepalkan tangannya untuk meredam amarahnya yang kapan saja bisa meledak.

"Dia anak saya Oma" Kyson berucap dengan suara datarnya sambil menatap Jenia tajam, dan Jenia yang mendengar itu terkekeh pelan, mengalihkan pandangannya dan menatap Kyson tak kalah tajam.

"Kamu tau apa yang anak ini lakukan terhadap saya?"

Dan keterdiaman Kyson membuat Jenia menampilkan smirknya, "Dia berencana membunuh saya Kyson!!" Jenia berteriak diakhir kata ketika menyebutkan nama Kyson yang membuat orang-orang langsung tersentak. Ahh tidak, yang tersentak hanya beberapa orang seperti bodyguard, maid, dan juga Angkasa yang sedang tertidur, tapi Galen dengan sigap berusaha untuk menenangkannya agar Angkasa kembali tertidur, tapi nyatanya gagal dan menunduk sambil memperhatikan mata bulat itu yang secara perlahan terbuka.

"Abang ada apa?" Pertanyaan dengan suara parau dan pelan itu membuat Galen tersenyum dan menggeleng.

"Gak ada apa-apa, kamu tidur lagi aja ya" Angkasa mengabaikan perkataan Galen dan mengalihkan pandangannya kedepan, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Evan sedang bersimpuh dengan banyaknya darah yang berada disekitarnya. Angkasa langsung memeluk Galen sangat erat dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher sang Abang, dan Galen sendiri yang melihat tingkah Angkasa hanya mengeryitkan keningnya.

"Bawa ke kamar" Perintah itu membuat Galen menoleh dan melihat papanya yang sedang mengangguk kecil, dan Galen tanpa banyak bicara langsung beranjak ke lantai 2 menggunakan lift tanpa memperdulikan tatapan semua orang yang sedang mengarah kepadanya.

Setelah Kyson memastikan Galen sudah tidak terlihat dirinya langsung bergerak cepat menghampiri sang anak tanpa memperdulikan Jenia yang mungkin saja akan melesakkan peluru ke dirinya, memeluk sang anak yang sudah tidak berdaya sama sekali.

"Hey, Evan?, Kamu gak papa nak?" Kyson bertanya dengan sangat lembut dan berhati-hati memegang bahu sang anak agar tidak memperparah lukanya, mengapit dagunya untuk bersitatap dengan anaknya, tapi apa yang dia lihat? Tatapan tajam dengan seringai yang bertengger diwajahnya.

"Rey?"

"Lihat bukan?, Anak itu masih dikuasai oleh iblis sialan itu" Sahutan Jenia membuat Kyson menoleh, lalu mengabaikannya dan kembali menatap sang anak.

"Apa sakit?" Tanya Kyson sambil mengusap lembut wajah sang anak, dan Rey yang mendapatkan perlakuan lembut itu terkekeh pelan.

"Anda tenang saja tuan, saya menjamin nyawa anak anda baik-baik saja" Jawab Rey lirih dengan sisa-sisa tenaganya.

"Saya percaya sama kamu" Balas Kyson berbisik tepat ditelinga sang anak dan mengusap lembut pucuk rambutnya.

Kyson menggulirkan matanya untuk melihat sekitar dan pandangan jatuh kepada tangan kanan Opanya Dirga yang bernama Jack. Sedangkan Jack yang ditatap langsung beralih menatap tuannya dan segera berlalu menghampiri Kyson ketika mendapatkan persetujuan.

"Mau bawa kemana iblis itu?" Pertanyaan Jenia menghentikan pergerakan Jack dan Kyson yang akan membawa tubuh Evan. Tapi Kyson mengabaikannya dan tetap membawa tubuh sang anak menuju lift untuk kelantai 2.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang