Saat ini angkasa berada didalam mobil bersama dengan Dirga di kursi penumpang dan Jack yang menyetir mobil, dirinya tidak tau ingin dibawa pergi kemana karena tidak ada yang memberitahunya. Dan sedari tadi anak itu juga hanya diam menatap keluar jendela.
Angkasa kesal saat mengingat kejadian tadi pagi ketika dirinya baru bangun dan mulutnya tersumpal dengan pacifier, apalagi ketika selesai sarapan dia dipaksa harus meminum susu menggunakan dot. Hey mau ditaro dimana harga dirinya ini sebagai badboy sekolah dan jagoan kampung.
Angkasa melamun sepanjang perjalanan hingga tak terasa kendaraan yang mereka tumpangi memasuki kawasan hutan lalu terlihatlah sebuah mansion yang cukup besar dengan pagarnya yang menjulang tinggi, "Tuan kecil tidak ingin keluar?" Angkasa yang mendengar suara Jack menghela nafas kasar, melihat sekitar lalu keluar mobil dan berjalan menghampiri opanya yang sedang menunggunya.
Angkasa tidak heran dengan banyaknya bodyguard yang sedang menyambutnya, tapi dia tetap berdecak kagum dengan apa yang dia lihat saat ini, apalagi mansion besar di hadapannya ini dengan sekelilingnya, "Gila ni rumah. Gak kalah gede sama punya opa, bahkan kalo dilihat-lihat ni rumah jauh lebih gede cuy. Apalagi nyatu gitu sama alam, berasa dinegri dongeng" Serunya dalem hati sambil menggeleng-gelengkan kepala saking kagumnya.
"Ini rumah siapa opa?" Tanya asa tanpa menatap opanya, karena fokusnya saat ini mengacu pada seekor kelinci yang sedang meloncat menuju taman bunga yang berada tidak jauh didekat mansion.
"Jevan. Anak pertama opa" Angkasa yang mendengar itu hanya mengangguk, "Dan mulai sekarang kamu akan tinggal disini" Lanjutnya yang membuat angkasa seketika mendongak menatap heran opanya itu.
"Maksud opa apa?" Dirga menunduk dan mengusap lembut kepala angkasa, dia enggan menjawab pertanyaan cucunya dan memilih mengandeng tangan mungil asa lalu berjalan memasuki mansion tersebut. Angkasa mengedikan bahu tidak peduli dan berjalan santai mengimbangi langkah opanya.
Saat memasuki mansion, angkasa terpaku dan matanya membulat lucu ketika melihat interior didalam mansion ini yang hampir sama dengan milik opanya, tapi bedanya mansion ini terlihat lebih modern dan elegan.
Dan seketika pandangannya terhenti ketika melihat 2 orang berbeda usia berada di ruang keluarga sedang menatapnya tajam. Tapi jika diperhatikan lebih teliti mereka bukan menatapnya deng, tapi opanya.
Angkasa tau siapa mereka berdua karena paman Jack menceritakannya. Jevan Dario Lacava, anak pertama dari Opa. Dan disebelahnya ada anak keempat dari Jevan, yaitu Axelo Zondeps Lacava. Paman Jack bilang diantara anaknya Jevan hanya Axel-lah yang paling normal, angkasa tidak mengerti apa yang dimaksud normal. Dia hanya berpikir mungkin semua anaknya Jevan sudah gila.
Dirga melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dan diikuti oleh angkasa, "Apa kabar Jev?" Tanya Dirga menatap tajam anaknya dan sekilas melirik cucunya, duduk dengan angkuh, menyilangkan kakinya sambil menyenderkan punggungnya di sofa. Angkasa yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah opanya dan dia berpikir apakah semua mafia akan bersikap angkuh seperti itu?. Entahlah dirinya tidak peduli dan memilih duduk dengan santai sambil memuaskan mata melihat sekitar.
"Ada keperluan apa papa kesini?" Jevan berucap dengan suara rendahnya sambil melirik tajam angkasa. Angkasa sendiri tidak memperhatikannya dan dirinya juga tidak peduli karena saat ini anak itu sedang menikmati jus jeruk yang baru saja diberikan oleh maid dan menikmati berbagai cemilan.
"Jangan pura-pura gak tau Jev" Jevan yang mendengar itu hanya tersenyum sinis.
"Ahh pengin minum susu pake dot" Ucap angkasa dalem hati sambil mengerucutkan bibirnya, lalu dia melirik kesal Dirga, "Gegara nih orang gua jadi ketagihan, dan kenapa gua jadi kaya bayi gini ya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Fiksi RemajaAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...