46. Fakta Sebenarnya

21.2K 1.9K 182
                                    

Ace masuk kedalam rumah dengan santainya, lalu dia mengambil kursi dan meletakkannya tepat dihadapan kedua orang yang saat ini sedang menjadi tahanannya, duduk dengan angkuh sambil menyilangkan kakinya kemudian dia dengan lahap memakan kepala yang sedari tadi dia bawa tanpa ada rasa jijik.

"Psycho" Batin Dean dan Max.

"Kenapa?, Kalian mau?" Tawar Ace sambil menjulurkan kepala tersebut yang langsung dibalas gelengan ribut oleh keduanya.

"Hahaha, Ini sangat nikmat loh~"

Max langsung mual saat melihat kakek tersebut yang dengan santainya memakan mata dengan sekali lahap hingga air liur yang bercampur dengan darah meluber dari mulutnya.

Tak jauh berbeda dengan Max, Dean saat ini berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan isi perutnya. Dean merasa sangat mual dan jijik karena melihat secara langsung seorang kanibal yang sedang memakan organ manusia. Dean sebenarnya sudah biasa melihat hal-hal kejam seperti memutilasi ataupun menguliti manusia, karena Adeknya Louis juga merupakan dokter yang sedikit psycho, tapi adeknya tidak kanibal dan tidak memakan organ seperti kakek yang ada dihadapannya saat ini dan hanya menjadikan organ tersebut sebagai bahan penelitiannya. Dean berpikir jika orang-orang yang sedang menahannya saat ini adalah bukan orang sembarangan dan tidak dapat diremehkan.

"Hoeekkk" Max sudah tidak tahan dan langsung memuntahkan semua isi perutnya saat Ace memakan otak kepala tersebut dengan santai dan seperti menikmatinya, sedangkan Dean langsung meremat celananya dengan sangat kuat agar tidak memuntahkan isi perutnya saat melihat itu apalagi saat melihat muntahan yang dikeluarkan oleh Max.

"Fake mafia, melihat hal seperti ini saja kalian sudah muntah"

Max dan Dean yang mendengar itu benar-benar mengutuk kakek dihadapannya ini dan berjanji akan memberinya pelajaran jika mereka sudah bebas.

"Jangan harap kalian bisa menyentuh saya"

Ace yang melihat keterkejutan diantara keduanya hanya menampilkan seringai. Hey, jangan meremehkan dirinya apalagi jika yang dia hadapi saat ini hanyalah anak bau kencur yang bahkan menurutnya belum dewasa.

Ceklek

Pintu terbuka dan muncullah seorang kakek lagi? Yang terlihat lebih normal dibandingkan dengan yang saat ini sedang duduk dihadapan mereka berdua.

"Ace, makan diluar" Ucap Santa yang hanya dibalas anggukan oleh Ace, "Mau?" Santa yang mendengar tawaran itu hanya menggeleng.

Setelah Ace keluar kini Santa-lah yang menggantikan tempat dimana tadi Ace duduk, menatap datar kedua orang yang kini sedang menjadi tahanannya. Santa tersenyum sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat yang selalu dia simpan di saku celananya.

"Sedikit saja sepertinya tidak masalah"

Dean yang melihat pergerakan orang yang ada dihadapannya saat ini langsung memundurkan tubuhnya walaupun susah karena posisinya yang sedang diikat.

"Mau apa?" Panik Dean saat melihat kakek tersebut mengarahkan pisau lipat tersebut ke lehernya, Dean memberontak tapi nyatanya sia-sia karena rantai yang mengikatnya. Dean meringis saat merasakan ujung pisau tersebut mulai menyentuh disepanjang lehernya dan keluarlah darah segar yang segera dijilat oleh Santa.

Max yang melihat itu ingin sekali membantu Dean, tapi nyatanya dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tubuhnya juga sedang diikat.

Setelah puas dengan Dean kini Santa beralih kepada Max, Max yang tau dia menjadi target yang berikutnya langsung meningkatkan kewaspadaannya dan memundurkan tubuhnya, tapi hal itu juga sia-sia karena dia juga tidak bisa bergerak samasekali.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang