28. Muka Dua

37.4K 3.4K 271
                                    

Hari ini angkasa memutuskan untuk pergi ke sekolah karena terlalu bosan berada dimansion, dan dia juga beralasan kalo kangen dan ingin bertemu dengan teman-temannya. Dan Jevan yang mendengar itu hanya menurutinya saja selagi itu membuat anaknya senang.

Angkasa berangkat seperti biasa diantarkan oleh Tito. Dan saat ini anak itu sedang duduk santai dibangku dekat parkiran untuk menunggu teman, sahabat, sekaligus keluarga untuk dirinya, dan siapa lagi kalo bukan...

"Gilang!!" Angkasa berteriak cukup kencang ketika melihat siluet Gilang yang sedang memarkirkan motor sportnya. Gilang tidak membalas teriakan itu, dia meletakkan helmnya dan berlalu menyusuri koridor sekolah tanpa memperdulikan kehadiran angkasa.

"Gilang lu kenapa dah?" Tanya angkasa yang sudah berhasil menyusul Gilang dan mereka pun berjalan beriringan, angkasa diam dan memberhentikan langkahnya karena tidak mendapatkan balasan apapun dari Gilang. Angkasa terus memperhatikan punggung tegap Gilang yang terus berjalan hingga tidak terlihat karena Gilang sudah berbelok.

"Kenapa Gilang berubah ya? Apa salah asa sih?" Lirih anak itu sambil mencengkram kuat ranselnya dan menunduk sedih.

Sedangkan Gilang sendiri yang saat ini sedang berada dibalik tembok sedang tersenyum bahagia, dia mengintip dari balik tembok dan terus memperhatikan angkasa yang terlihat sangat menyedihkan.

"Ngeliat lu kaya gitu kocak juga ya sa" Gumamnya sambil terus tersenyum.

"Apa kamu mau hidup kamu saya bikin sesedih angkasa" Gilang yang mendengar ucapan bernada ancaman itu langsung menelan salivanya gugup, dengan perlahan dia menoleh dan langsung membelalakkan mata saat tau ternyata suara tersebut adalah milik Axel, kakak keempatnya angkasa.

"Anak bungsu keluarga Kendryz"

"Gua mohon jangan sentuh keluarga gua bang" Gilang menautkan kedua tangannya dan menatap lekat mata tajam Ax yang sedang menatapnya.

"Apa perlu saya bikin hancur keluarga kamu?"

"Engga bang gua mohon" Pinta Gilang terus memohon.

"Keluarga Kendryz adalah musuh Lacava bukan?, Ahh dengan mudah saya bisa menghancurkannya"

"Bang gua mohon jangan pernah sentuh keluarga gua"

Ax yang mendengar nada putus asa itu langsung menampilkan smirknya.

"Ucapkan selamat tinggal pada keluarga kamu"

"Bang.." Gilang diam dan menatap sendu kepergian Ax setelah mengucapkan itu.

Dia dengan buru-buru langsung mengambil ponselnya disaku celana dan segera menghubungi seseorang.

"Kenapa Lang?" Pertanyaan itu terdengar dari sebrang ketika panggilan tersebut terhubung.

"Daddy.. dad"

"Kamu kenapa Lang?" Terdengar balasan yang terdengar khawatir dari sebrang.

"Dad, tadi Gilang gak sengaja mau jailin Sasa, tapi nyatanya ketauan sama salah satu abangnya. Dan dia ngancem buat ancurin keluarga Kendryz dad, dad Gilang takut"

"Kamu sih ada-ada aja Lang, gak usah khawatirin itu. Sekarang kamu minta maaf sama baby asa, dan pikir dua kali kalo mau isengen baby. Sekarang kehidupan baby udah beda Lang"

Gilang yang mendengar itu hanya mengangguk dan terus berkata maaf berkali-kali.

"Yaudah Daddy matiin ya, nanti urusan itu biar Daddy dan Abang kamu yang urus. Kamu gak usah khawatir ya"

"Sekali lagi maafin gilang ya dad"

"Iya iya Daddy maafin kamu"

Panggilan pun terputus, Gilang memasukan kembali ponselnya ke saku celana dan melihat tempat tadi angkasa berdiri, tapi nyatanya anak itu sudah tidak ada. Setelah menghela nafas gilang pun berlalu menuju ke kelasnya.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang