Di Pagi hari yang cerah ini disalah satu kamar terdapat dua orang yang masih menyelam di alam mimpi hingga salah satunya merasa terganggu dan membuka matanya secara perlahan karena merasakan sesuatu yang basah diwajahnya.
"Kola stop,"
Suara parau nan berat itu membuat Kola, kucing yang memiliki ras Maine coon dengan bulunya yang berwarna abu kehitaman langsung berhenti dan langsung terduduk dengan tenang.
"Pagi." Dean, dia bergumam sambil mengusap lembut kucing kesayangannya itu.
Kola merupakan kucing yang Dean pelihara 10 tahun yang lalu saat umurnya menginjak 15 tahun, dan kucing tersebut juga merupakan pemberian seseorang kepadanya saat dirinya masih berlatih di Amerika untuk mengenal dunia bawah. Karena Dean yang terlanjur sayang dengan kucing tersebut akhirnya dia membawanya pulang dan memeliharanya dirumah sederhananya ini.
Miauu~ miauu~
"Dia Angkasa, lucu bukan?" Ucap Dean saat melihat Kola merasa antusias dengan Angkasa yang sedang tertidur sangat pulas dengan pacifier yang menyumpal dimulutnya dan bergerak naik turun seirama.
Ang~ ang~ miauu~
Dean hanya tersenyum melihat tingkah Kola saat menganggu Angkasa yang sedang tertidur, bahkan Anak itu mulai menggeliat tidak nyaman di tidurnya karena Kola menggoyang-goyangkan buntutnya di wajah Angkasa.
"Angkasa adalah Adek kandung kamu Dean, Anak dari Tuan Jevan dan juga Mama kamu Nyonya Alana."
Dean tersenyum tak kala mengingat ucapan K saat menceritakan tentang siapa Angkasa yang sebenarnya, rasanya seperti mimpi jika Angkasa adalah benar-benar Adek kandungnya, disatu sisi dirinya juga merasa sangat bersalah karena hampir membuat Adeknya itu celaka dan bahkan berniat untuk membunuhnya saat tau jika Angkasa adalah Anak dari selingkuhan Mamanya, tapi nyatanya itu semua salah karena terbukti jika Angkasa Nick Lacava adalah benar keturunan dari Lacava, Anak kandung dari Papanya dan juga Mamanya.
"Kola itu bukan tempat kamu pup." Peringat Dean saat melihat Kola mengusap pantatnya di wajah Angkasa yang membuat sang empu berbalik arah membelakangi Dean. Dean juga terkekeh pelan sambil memperhatikan wajah Angkasa dan terus mengusapnya sayang.
"Adek gak mau bangun?" Tanyanya pelan sambil berbisik ditelinga Angkasa yang membuat sang empu kembali menggeliat. Kola yang melihat itu juga menepuk-nepuk wajah Angkasa dengan tangannya berniat untuk membangunkan Anak itu.
"Eughhh, makhluk berbulu?" Gumam Angkasa dengan suara yang sangat parau saat matanya sedikit terbuka dan melihat makhluk berbulu yang menghalangi pandangannya.
Dean yang tidak tahan melihat tingkah Adeknya itu yang menurutnya sangat menggemaskan langsung menciumi kedua pipi Anak itu yang entah kerena apa telah kehilangan bobotnya.
Cup. Cup.
"Bang Dean?" Tanya Angkasa pelan sambil tersenyum manis, "Angkasa lagi mimpi indah." Sambungnya dan kembali memejamkan matanya karena berharap jika mimpinya saat ini tidak akan hilang.
Dean tersenyum dan kembali mencium pipi Anak itu, lalu dia meletakkan wajahnya diceruk leher sang Adek, "Kamu gak mimpi sayang," Ucapnya seduktif, "Ini beneran Abang."
Angkasa yang mendengar itu langsung bergidik geli dan segera bangun merubah posisinya menjadi duduk yang membuat Dean dan juga Kola yang sedang asik menjilati tubuhnya disebelah Anak itu langsung terkejut hingga terjatuh dari kasur.
"Bang Dean?" Tanya Angkasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat dihadapannya saat ini, "Angkasa gak lagi mimpi?" Dean menggeleng mendengar itu yang membuat Angkasa tersenyum dan langsung memeluk erat sang Abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Nick. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, tinggal hanya berdua bersama bundanya tapi tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hingga suatu hari dia dijual oleh bundanya dan dibeli oleh seseorang yang sedikit merubah hidupnya. Kelua...