Lea menyeret lengan Jinny saat mereka keluar dari gedung kampus bergaya industrial itu. Gadis berambut pink itu hanya mengikuti tanpa menolak, di susul maknae Zuu dari arah belakang.
Setelah kekacauan yang baru saja mereka buat hari ini, serta kejadian memalukan bagi mereka berdua di ruang studio dance membuat The Three Musketeer itu perlu berdiskusi sejenak.
Jinny telah berganti pakaian karena hoodie yang dipakai tadi terkena ceceran darah dari bibir yang kini tampak terdapat plester kecil di sudut nya. Lea membawa mereka untuk duduk di salah satu gazebo taman yang bernuansa Jepang di salah satu sudut kampus.
"Jinny pabbo-yaa, duduk kamu." perintah wanita berdarah Jepang itu.
"Apa? Kamu memanggilku pabbo? Dasar Nippon pain." Jinny tidak terima.
"Yaak!! Kamu malah mangataiku sekarang? Dasar adik tidak sopan." Lea mengeratkan gigi-gigi nya.
"Apakah kalian akan berkelahi sekarang? Aku tidak akan sungkan jika harus menjadi wasit untuk kalian berdua." Zuu duduk sembari menaruh tas nya.
"Yaaak!! Diam kamu anak kecil." Bentak Lea dan Jinny bersamaan.
Mereka bertiga telah duduk melingkar. Setelah masing-masing tampak mengatur emosi agar tidak berlarut, seketika Lea tersenyum dengan manisnya. Siratan matanya memandang wajah Jinny dengan heran.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu, eonni? Aku sekarang malahan menjadi takut." Jinny bergidig ngeri melihat kelakuan eonni yang sok manis itu.
"Kenapa kamu mendadak menjadi bodoh seperti itu, hah?" Lea memulai obrolan.
"Apa maksudmu, eonni? Dan kebodohan apa yang kamu maksud?" Gadis berambut pink itu masih bingung dengan arah pembicaraan Lea.
"Sejak kapan kamu menjadi seorang penurut seperti itu, Jinny-ah? Menurut kepada Dita lebih tepat nya. Dia adalah orang yang baru kamu kenal beberapa hari yang lalu." Lea menekankan intonasi nya.
Jinny tidak langsung menjawab. Kini ia mulai mengetahui arah pembicaraan sahabat nya itu. Zuu dan Lea kompak menatap matanya tanpa berkedip sekalipun.
"Hentikan tatapan menjijikan seperti itu eonni, Zuu." Jinny mengatupkan kedua telapak tangan di wajah nya.
"Haiiiss ... kamu ini." Lea menurunkan kedua telapak tangan Jinny.
"Kamu mencintai nya kan eonni?" Zuu langsung menembak tepat di jantung Jinny. Gadis berambut pink itu seketika ternganga.
"Kalian bicara apa?" Jinny masih tidak berminat menjawab pertanyaan kedua sahabat nya.
"Bicara apa? Kami bicara tentang sikapmu yang mendadak berubah seperti kucing rumahan. Menuruti permintaan majikan nya dengan sukarela. Selama setahun kamu kuliah disini, hanya dengan Dita lah kamu bisa seperti itu." Lea tersenyum.
"Aku tidak ingin membuat keributan lebih banyak lagi, makanya aku menurut dan tidak banyak protes. Sudah itu saja." Jinny menghembuskan nafas berat.
[LEA POV]
Kau masih saja berkelit dengan eonni mu, Jinny-ah. Gumam ku dalam hati.
Jujurlah padaku kalau kamu memang menyukai nya. Tatapan matamu tidak mampu menatap ku. Itu terjadi hanya jika kamu menyembunyikan sesuatu padaku, heeuh. Gumam ku dalam hati.
"Jinny, apakah kamu menganggap kami orang lain hah? Kamu tidak mau berkata jujur kepada kami?" aku berdecak heran.
Aku akan terus memprovokasi nya hingga dia keceplosan hahaha, gumamku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SACRED
FanfictionPark Jinny, seorang mahasiswa seni yang berasal dari Los Angeles California merupakan pewaris tunggal perusahaan global dan salah satu chaebol nomor wahid di Korea. Ia harus berjuang keras dalam menghadapi rasa trauma nya selama lima belas tahun te...