[Author POV]
Sebuah foto kunci berbentuk cross segera Park Jinny tunjukan kepada kekasih nya. Dita yang menatap gambar itu di layar tampak mengamati dengan seksama.
Keduanya tengah berjalan kembali ke arah dimana mobil mereka terparkir. Gadis berambut pink itu tampak menendang batu-batu kerikil di jalan yang mereka lintasi.
Gadis berdarah Indonesia itu kembali menatap ke arah kekasih nya. Dia menyerahkan handphone yang ia pegang sedari tadi ke empunya. Jari-jari panjang Jinny kembali menggenggam tangan lembut seorang Dita Karang.
Semburat langit senja diatas kepala mereka terukir dengan indah nya. Semilir angin lembut sore itu memainkan rambut panjang mereka. Jinny tak henti-henti nya menatap gumpalan awan jingga yang bergerak perlahan diatas mereka.
"Berarti kamu akan berangkat kembali ke Swiss?" Dita menatap dengan wajah sedikit sendu.
"Yuph ... hanya saja aku belum tahu kapan. Menunggu kabar dari eomma dan oppa Min Ho karena dia yang mengurus disana." Jinny menatap wajah kekasih nya yang mendadak tidak semangat. "Waeyo, babe?"
"Kita akan kembali berjauhan." Dita tertunduk.
"Babe, aku disana cuma sebentar. Tidak akan memerlukan waktu yang lama." Jinny tersenyum.
"Arraseo." Dita tersenyum.
Mereka telah sampai dimana mobil mereka terparkir. Mobil Lea yang berada di sebelahnya sudah tidak terlihat. Tampak nya ia telah lebih dahulu meninggalkan kampus karena akan menyelesaikan urusan nya dengan Karina.
Jinny telah membukakan pintu mobil untuk kekasih nya. Dita segera masuk ke dalam dan terlihat merapikan kembali penampilan nya.
Gadis berambut pink itu kembali berlari menuju kursi sisi kemudi. Ia segera memasang sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobil itu dengan segera.
"Babe." Jinny menatap Dita.
"Yuph? Wae?"
"Setelah mengantarmu pulang mungkin aku akan mampir sebentar ke Rumah Sakit. Aku mendapat kabar jika Minji telah siuman dan sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Setelah dari Rumah Sakit aku akan menjemput kalian kembali untuk dinner. Apakah kamu tidak keberatan?" Jinny meminta izin dengan hati-hati. Tampak Dita menghela nafas panjang.
"Oke, aku tidak masalah." Dita menekuk kedua tangan nya di depan dada.
"Sungguh?" Jinny menatap kekasih nya sembari menggigit bibir bawah nya.
"Yes honey, sungguh aku tidak masalah." Dita tersenyum sembari menepuk-nepuk pipi kekasih nya. "Tapi ...."
Park Jinny yang sedari tadi tersenyum segera memasang wajah datar. Dia kembali menunggu sang kekasih menyelesaikan ucapan nya.
"Tapi kenapa?" Jinny penasaran.
Dita segera memperlihatkan jari manis nya dimana sebuah cincin berlian sudah melingkar disana.
"Tapi kamu harus selalu ingat ini, oke good girl?" Dita tersenyum lebar.
"Hahaha apakah kamu cemburu dan takut jika cinta lama kami bersemi kembali?" Gadis berambut pink itu terkekeh.
"Park Jinny, jaga ucapan mu!! Ya aku cemburu, wae?" Dita menatap dengan tajam.
"Just kiding, Hon. I'm not serious. Bahkan jarimu lah yang sudah memakai cincin dariku, kenapa kamu harus takut?" Jinny melajukan mobil nya.
"Mola ... aku akan mengadu kepada ajik dan eomma jika kamu macam-macam." Ancam Dita.
"Hahaha kamu tidak akan mengadu karena itu tidak akan pernah aku lakukan. Apakah kamu tahu kalau Lea eonni juga sedang dipertanyakan keseriusan nya oleh daddy Karina?" Jinny memperhatikan jalan yang di lalui nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SACRED
FanfictionPark Jinny, seorang mahasiswa seni yang berasal dari Los Angeles California merupakan pewaris tunggal perusahaan global dan salah satu chaebol nomor wahid di Korea. Ia harus berjuang keras dalam menghadapi rasa trauma nya selama lima belas tahun te...