[Park's Mansion, Seoul - 09.00 KST]
[Author POV]
Lea dan Park Jinny sudah berkeliling area taman belakang Park mansion sebanyak tiga kali. Mereka memutuskan untuk melakukan joging di sekitar danau angsa yang berada di belakang mansion sebelum kembali ke Rumah Sakit tempat Zuu dirawat.
Kedua bersahabat itu sudah tampak benar kelelahan. Mereka menenggak air minum dari tumbler masing-masing dengan sangat cepat. Bahkan baju yang dikenakan Lea sudah sangat basah dengan keringat yang membanjir di sekujur tubuh. Lea sengaja meminjam baju adik nya karena menginap di mansion itu adalah di luar rencana.
"Aku rasa sebaiknya kita mulai mencari clue itu, Jin. Lebih cepat lebih baik." Lea mengelap peluh yang mengalir deras di dahi.
"Itu yang masih aku bingungkan, eonni. Apakah clue itu mengarah kepada benda-benda tertentu? Di dalam mansion ini ada banyak sekali benda, tidak mungkin kita memeriksa nya satu persatu." Jinny mendudukan pantat nya di atas rumput. Lea mengikuti duduk di sebelah nya.
"Kalau mendengar dari ucapan mu itu, dibawah lindungan dewi fortuna pasti mengarah kepada benda. Bisa berupa patung, lukisan atau apapun koleksi appa Hyun Bin." Lea menatap jauh ke sekumpulan angsa yang sedang berenang di tengah danau.
"Ini akan menjadi pekerjaan rumah yang terlalu berat, eonni. Mungkin kita bisa memulai nya sekarang?" Jinny menghela nafas panjang.
"Ayo jika memang harus, aku akan membantumu." Lea terlihat bersemangat.
Kedua gadis cantik itu kembali beranjak untuk berlari menuju ke dalam mansion. Mereka mulai menyisir satu per satu ruangan dimana benda-benda yang memungkin kan menjadi clue kunci itu untuk segera mereka periksa.
Son Ye Jin yang sedari tadi melihat anak dan sahabat nya tampak sibuk mondar-mandir di dalam mansion sedikit dibuat bingung. Ia masih menikmati green tea kesukaan nya di meja makan sembari memantau perkembangan perusahaan melalui ipad yang tidak pernah jauh darinya .
"Seperti nya kalian sudah sangat sibuk sedari pagi. Apa yang sedang kalian kerjakan?" Son Ye Jin memperhatikan Jinny dan Lea yang mondar mandir di sekitar nya sedari tadi.
"Kami sedang mencari clue kunci brankas itu eomma. Di bawah lindungan dewi fortuna itu." Jelas Jinny.
"Betul eomma, aku hanya membantu adik ku agar kunci itu bisa segera di temukan." Lea tersenyum.
"Cobalah kalian cari di gudang bawah tanah. Di sana banyak koleksi benda-benda appa mu yang tersimpan, Jin Hee." Son Ye Jin memberikan saran. Seketika kedua bola mata Jinny membulat.
"Anda benar sekali, eomma. Aku akan segera memeriksa nya disana. Albert." Panggil Jinny
"Yee, princess." Lelaki yang sudah terlihat sangat rapi itu datang tergopoh-gopoh kemudian segera membungkukan badan.
"Tolong buka gudang bawah tanah. Aku akan mencari clue kunci itu disana." Pinta Jinny.
"Baik nona, mari ikut dengan saya." Ajak Albert.
Kedua gadis itu segera berlari mengikuti Albert. Mereka berjalan ke arah belakang mansion menuju ke sebuah taman bunga. Beberapa spesies bunga disana terlihat mulai bermekaran, semerbak harum segera tercium di kedua hidung mancung gadis itu. Albert segera membuka pintu akses dengan memencet tombol di salah satu obelisk yang berdiri di tengah taman.
Jegleg ....
Sebuah pintu yang terletak di bawah tanah segera membuka perlahan. Pintu itu akan terlihat samar karena diatas nya dipasang sebuah rumput sintetis untuk menyamarkan. Sebuah anak tangga menurun segera terlihat. Albert turun terlebih dahulu dan menyalakan saklar lampu yang berada tidak jauh dari pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SACRED
Fiksi PenggemarPark Jinny, seorang mahasiswa seni yang berasal dari Los Angeles California merupakan pewaris tunggal perusahaan global dan salah satu chaebol nomor wahid di Korea. Ia harus berjuang keras dalam menghadapi rasa trauma nya selama lima belas tahun te...