EPILOG #2

798 111 85
                                    

[Park Mansion, Seoul - 02.00 KST]

[Author POV]

"Eaaakk ... Eaaakkk ... Eaaakk ...."

          Suara tangisan bayi terdengar melengking dari kamar tidur anak yang bersebelahan dengan kamar sang tuan rumah. Dita beringsut perlahan sembari mengerjapkan matanya beberapa kali. Terlihat sang suami masih tertidur dengan pulas di samping nya. Suara dengkuran yang cukup keras beradu dengan tangisan putri pertama mereka malam itu.

Plakkk!!

          Dita memukul pantat suami nya beberapa kali. Wanita berambut pink itu tidak juga bergeming dari posisi nya yang sangat pulas sembari memeluk guling.

"Sayaang, sekarang giliran mu. Bangunlah." Dita berusaha membangunkan suami nya.

Plaaak!!

        Dita kembali memukul pantat suaminya. Kali ini cukup lumayan keras hingga suara dengkuran Park Jinny berhasil berhenti. Wanita berambut pink itu tampak menggeliat beberapa kali meregangkan otot - otot tubuh nya.

"Sayaaang bangunlah, jangan biarkan Jee Han menangis terlalu lama. Bangunlah." Dita dengan suara serak kembali menepuk punggung suami nya.

"Hhhmmpphh ...." gumam Jinny masih berusaha mengumpulkan nyawanya.

         Park Jinny yang tengah mengerjapkan mata beberapa kali segera membangunkan tubuh nya. Ia menguap beberapa kali dengan meregangkan otot - otot nya.

"Tenanglah aku akan mengurusnya. Lanjutkan lagi tidurmu sayang."

Cup ....

          Jinny mengecup bibir isterinya. Dita hanya tersenyum dengan perlakuan suami nya itu. Wanita berambut pink itu segera beranjak menuju kamar tidur putrinya. Terlihat putri pertama mereka yang baru berusia empat bulan masih menangis dengan nyaringnya.

          Park Jinny segera menyalakan lampu kamar itu. Dia tersenyum melihat bayi yang sudah empat bulan ini selalu membuat rumah mereka selalu ramai dengan tawa dan tangisan nya. Dia masih menguap ketika telah sampai di box bayi tempat putrinya terbaring.

"Heiii ... sweetheart. Apakah kamu mengalami mimpi buruk huh? Tenanglah buddy, dada sudah disini. Tidak perlu takut lagi." Jinny menggendong putrinya dengan hati - hati.

          Ia segera membawa putrinya ke arah dimana baby tafel berada. Dengan hati-hati ia meletakan putrinya yang tampak nya belum berniat untuk menghentikan tangisan nya.

"Mari kita lihat apa yang membuatmu konser tengah malam seperti ini." Jinny segera memeriksa diapers yang dikenakan putrinya.

          Sesuai dengan dugaan nya, putrinya jelas akan menangis karena merasa tidak nyaman dengan poop sudah memenuhi diapersnya. 

"Ini dia masalah nya. Dada juga tidak mau jika tidur penuh dengan poop di celana. Ayoo segera kita bersihkan dulu sebelum kamu melanjutkan tidurmu sayang." Celoteh Jinny mencoba mengajak berbicara dengan putri kecil nya.

           Dengan cekatan Jinny segera membersihkan dan mengganti pakaian putrinya dengan pakaian dan diapers baru. Perlahan tangisan bayi lucu itu mulai memelan. Samar - samar terdengar cekikikan dari mulut mungilnya ketika Jinny mencoba mengajak nya bermain.

"Baby Park dududududu ... baby Park dududududu ... baby Park dududududu ... baby Park hahaha." Jinny menyanyikan cover lagu baby shark yang ia ciptakan sendiri. Bayi mungil itu segera tergelak tawa dengan riang.

          Dita yang tidak langsung melanjutkan tidurnya hanya bisa tersenyum dari posisi tidurnya mendengar gelak tawa dua orang yang ia cintai. 

          Park Jinny sang suami selalu berhasil menangani putrinya yang hampir setiap malam terbangun di jam yang sama. Dita hanya menghembuskan nafas panjang dan memilih untuk kembali melanjutkan tidurnya.

THE SECRET OF SACREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang