Yogyakarta to be Witness

295 109 23
                                    

         Tiga minggu berselang, Dita Karang menghabiskan waktu liburan di Yogyakarta dengan mengisi berbagai kegiatan yang cukup menyibukan. Setidak nya ia telah memuaskan hasrat jalan - jalan dan berbelanja yang tidak bisa ia lakukan dengan bebas ketika berada di Seoul.

         Terkadang beberapa kali ia diminta oleh sang ayah untuk membantu Kirana mengurusi usaha keluarga nya di showroom yang selalu ramai dikunjungi customer setiap harinya. 

         Terpantau seorang Dita masih fokus menginput beberapa data di laptop nya, sementara Kirana sedang menerima beberapa customer yang sedang bertanya terkait produk - produk usaha mereka.

         Gadis berponi itu sejenak meregangkan otot - otot nya yang mulai terasa kaku. Di ambilnya handphone yang sedari pagi ia biarkan tidak terjamah. 

         Terlihat waktu di display layar handphone sudah menunjukan pukul 14.00 WIB. Pantas saja perut nya sudah protes untuk minta diisi karena ia melupakan jadwal makan siang nya.

         Ia melihat sang kakak tengah berjabat tangan dengan customer dari Jakarta. Sepertinya sebuah order pemesanan akan kembali masuk hari itu. 

         Sang kakak berjalan mendekat ke arah adik yang sedari tadi memperhatikan nya. Kirana tampak tersenyum lebar dengan sedikit bersenandung lirih.

"Apakah ada berita bagus yang akan aku dengar?" Dita memandang ke arah kakak nya dengan penasaran.

"Orderan dari Jakarta untuk sebuah hotel berbintang lima. Aku akan mengirimkan jumlah orderan ini ke manajer operasional pabrik terlebih dahulu." Kirana mendudukan pantat nya di meja kerja adik nya. "Hei ini sudah jam 14.00 WIB, apakah kamu sudah makan? Beristirahat lah dahulu jangan sampai kena magh. Aku tidak ingin di hujat kekasih ghoib mu jika sakit di masa liburan mu." 

         Kirana terkekeh sembari mengetikan sebuah pesan kepada seseorang. Sementara Dita hanya menghembuskan nafas panjang mendengar sindiran sang kakak.

"Yuuck, kamu bilang kekasih ku ghoib? Kalau ghoib kenapa dia membelikan ku sebuah mobil sebagai hadiah di saat status kami masih pacaran." Dita sedikit tidak terima dengan ucapan sang kakak.

"Hhmm ... pamer." Kirana menjulurkan lidah. "Segeralah makan, jangan membantah lagi."

"Ckckck ... sebentar lagi, aku akan order makanan terlebih dahulu. Apakah kamu mau?" Dita menawari kakak nya.

"Yah, mau ... mau. Samakan saja dengan pesanan mu." Kirana tersenyum.

"Oke, baiklah." Dita mengacungkan ibu jarinya.

          Kirana segera meninggalkan sang adik ke meja kerja nya. Dia segera melakukan panggilan telefon kepada manajer operasional pabrik nya terkait beberapa orderan produk tegel mereka yang masuk hari ini.

          Sementara Dita Karang telah selesai memesan makan siang yang sebenarnya sudah sangat telat ini melalui sebuah aplikasi pesan antar.

         Dia kembali memeriksa pesan - pesan chat dimana tidak ada pesan sama sekali dari sang kekasih. Ia mencoba membuat panggilan internasional kepada Jinny berharap gadis berambut pink itu bisa mengangkat panggilan nya.

My Love ❤️

Calling ....

Operator 🎶: The number your calling ....

Tut ... tut ... tut ... tutt ....

         Dita mematikan panggilan nya. Gadis berponi itu kembali menghembuskan nafas panjang sembari memanyunkan bibir nya. Demi apa dia tidak pernah menyangka jika sekarang kekasih nya menjadi manusia paling sibuk di dunia adalah hal yang paling menyebalkan.

THE SECRET OF SACREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang