a Surprise

341 108 42
                                    

[Korea National University of Arts - 16.00 KST]

[Dita POV]

"Bisa-bisa nya dia tidak berangkat ke kampus tanpa keterangan dan ratusan pesan serta puluhan panggilan telefon ku tidak juga di jawab nya?"

         Entah kenapa dua hari ini terasa sangat mengaduk-aduk emosi ku. Masih dengan rasa kesal yang memenuhi dada, aku memandang ke arah layar handphone yang terasa sepi tanpa adanya pesan dari Jinny disana. 

         Tubuh yang masih sangat berkeringat karena ekstrak dance kali ini benar-benar menguras tenaga. Disamping battle dance keempat dimana group dance Lisa lah yang terpilih sebagai pememenang, hari itu juga aku harus menjadi mentor bagi adik-adik yang akan melaksanakan lomba di event junior dance.

"Eonni, apakah kamu tidak akan berganti pakaian?" Soodam menatapku dengan heran karena sedari tadi tubuhku tidak bergeming dari sisi loker.

"Eoh ... Damii-yaa. Apakah pesan yang kamu kirim kepada Jinny sudah di balas?"

"Sudah, eonni. Dia mengatakan sedang ada urusan jadi tidak bisa melihat Lisa tampil." Soodam memperlihatkan pesan wanita menyebalkan itu kepadaku.

"What? Bisa-bisa nya dia lebih memilih membalas pesan mu daripada pesanku?" Aku terkekeh tidak percaya.

"Entahlah, apakah dia masih marah dengan kejadian kemarin? Apakah kalian belum baikan?" Soodam kembali dengan tatapan penasaran.

"Jika kami telah baikan tentu aku tidak sepusing ini, Damii-yaa." Aku mendengus kesal.

"Yah kamu benar, eonni. Aku tahu kamu wanita kuat eonni, maka bersabarlah." Soodam tersenyum manis.

"Hei, Damii-yaa. Apakah kita jadi akan pergi hari ini?" Zuu sang maknae telah hadir di tengah obrolan kami.

"Kalian akan kemana?" Aku segera mencecar nya.

"Eoh ... eonni, aku hanya akan mengajak Soodam menonton. Apakah kamu mau ikut?"

          Soodam terlihat langsung memukul perut Zuu dengan sikunya. Maknae lincah itu tentunya langsung bereaksi dengan memegangi perut nya.

"Aaaah kalian. Tidak, aku tidak mungkin mengganggu quality time kalian. Aku akan langsung ke studio Ten Million saja." aku tersenyum.

"Eonni, kamu sudah terlalu lelah dengan kegiatan disini. Apakah tidak salah jika kamu langsung mlanjutkan kegiatanmu lagi disana?" Soodam tampak khawatir.

"Damii-yaa betul, eonni. Kamu akan terlalu kelelahan." Zuu juga terlihat khawatir. Aah beruntung nya aku mempunyai adik-adik yang selalu mengkhawatirkan ku setiap saat.

"Zuu, Damii-yaa. Aku tidak lelah. Aku disana hanya sebentar untuk berdiskusi tentang project cover dance ku dengan Lia Kim eonni." Aku berusaha agar kedua adik ku tidak khawatir.

"Benarkah? Baiklah aku akan memberitahukan kepada Jinny agar dia bisa menjemput mu nanti." Zuu segera mengambil handphone.

"Tidak Zuu, jangan menghubungi nya. Aku tahu dia sedang sibuk. Aku tidak ingin mengganggunya." Aku tersenyum simpul.

"Tapi eonni, sesibuk-sibuk nya dia jika urusan menyangkutmu pasti itu akan menjadi prioritas untuk nya." Zuu terlihat mendengus kesal.

"Sudah ... sudah, aku benar-benar tidak apa-apa. Kalian lebih baik segera berangkat, jangan sampai terlambat. Go!" Aku tersenyum sembari mengusir halus Soodam dan Zuu.

"Yasudah eonni, kami pergi dahulu." Soodam mencium kedua pipi ku.

        Kulepas kepergian mereka berdua dengan senyum terumbar di bibir. Entah kenapa melihat Zuu yang selalu berusaha menjaga Soodam hatiku tenang melihat nya. 

THE SECRET OF SACREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang