Never Say Goodbye

290 104 8
                                    

[Incheon International Airport - 15.00 KST]

[Author POV]

           Lamborghini Urus berwarna kuning baru saja terparkir di basement terminal dua Incheon International Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           Lamborghini Urus berwarna kuning baru saja terparkir di basement terminal dua Incheon International Airport. Dengan sedikit bergegas, pengemudi mobil mengambil beberapa troly yang akan ia gunakan untuk mengangkut koper - koper besar milik orang tua Dita. 

          Setelah mendapatkan dua troly, ia segera berlari kembali ke arah mobil dimana kekasih dan kedua orang tuanya telah keluar dari dalam mobilnya. Mereka tampak tengah bersiap dan memeriksa kembali barang - barang yang akan dibawa.

          Park Jinny segera menurunkan beberapa koper besar dan tas tambahan yang berisi oleh - oleh dari dalam bagasi mobil. Candra Karang dan Park Jinny dengan kompak nya bahu membahu menaikan koper dan beberapa bag berukuran besar. Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, mereka segera naik ke area keberangkatan terminal dua bandara tersebut.

          Candra Karang masih merangkul gadis berambut pink yang tengah sibuk mendorong satu troly. Mereka terlibat obrolan yang hangat, bisa dilihat dari tawa lebar di tengah obrolan - obrolan mereka. Sementara Dita dan nyonya Karang sudah berjalan terlebih dahulu sembari memeriksa perlengkapan beberapa dokumen. 

"Jinny, karena kamu yang lebih sering menemani Dita disini jadi ajik benar - benar mohon sama kamu sekarang. Jadilah orang yang bisa membuat dia nyaman dalam keadaan apapun. Jadilah teman, sahabat, pacar atau apapun itu yang tidak pernah menyakiti dan meninggalkan dia sendiri. Dia putri yang paling ajik sayangi, tolong berjanjilah kepadaku." Candra Karang menghentikan langkah nya dan berganti menatap mata gadis berambut pink itu.

"Saya berjanji, ajik. Saya sudah berkomitmen dengan ajik dan mamah, saya akan memenuhi komitmen saya." Jinny tersenyum.

"Good, ajik percaya sama kamu." Candra Karang tersenyum.

          Lelaki paruh baya itu kembali menepuk bahu lebar Jinny dan kembali mengajak nya untuk bergegas menyusul putri dan istrinya yang semakin terlihat jauh. 

          Setelah menyelesaikan boarding, Dita dan Jinny saling melayangkan pelukan kepada Candra dan Mega Karang secara bergantian. Dengan mata sendu, Dita harus melepas kepergian orang tua nya hingga bayangan mereka tidak terlihat lagi.

          Gadis berponi itu memeluk kekasih nya dengan erat ketika langkah nya terasa berat untuk meninggalkan airport. Jinny yang mengerti akan kondisi Dita yang sedih karena ditinggal kedua orang tuanya kembali ke Indonesia hanya bisa menenangkan sembari membelai rambut nya perlahan.

"Gwenchanayo? Apakah kita akan langsung pulang atau kamu ingin meminum segelas Americano sebentar disini, babe?" Jinny mencoba memberikan penawaran.

"Aku hanya ingin bersamamu. Itu cukup bagiku." gumam Dita yang masih berada di dalam dekapan gadis berambut pink itu.

"Hei, ayolah kita menyegarkan pikiran dengan meminum kopi sebentar. Itu akan sedikit mengurangi rasa penatmu, sayang." Park Jinny tersenyum menatap Dita. Sementara gadis berponi itu mengangguk pelan.

THE SECRET OF SACREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang