Brianna berangkat ke sekolah diantar sama Rossa yang mau berangkat kerja dan jalannya searah.
"Makasih kak," ucap Brianna saat mobil Rossa berhenti di depan sekolah.
Sebenarnya bisa saja Brianna diantar sampai depan lobi sekolah, tapi harus antri dulu karena banyak yang diantar sampai depan lobi.
"Semangat belajarnya," kata Rossa.
"Iy kak," kata Brianna dan mencium pipi Rossa.
"Kakak juga semangat kerjanya," kata Brianna.
Rossa menganggukkan kepalanya dengan senyuman lebar.
Setelah itu Brianna turun dari dalam mobil dan melangkahkan kaki masuk lingkungan sekolah.
Rossa kembali melajukan mobilnya untuk membelah jalanan untuk menuju tempat kerjanya.
Brianna menuju kelasnya yang berada di lantai 2 dan dia naik tangga karena di depan lift sedang antri.
Semua murid boleh mengguankan lift dari jam 6-8 pagi dan jam 4-5 sore. Selain dari jam itu para murid tidak diperbolehkan menggunakan lift dan harus mengguankan tangga.
Brianna masuk ke dalam kelasnya dan kondisi kelas tidak terlalu ramai karena baru 3 orang yang datang.
Brianna duduk di kursinya dan mengeluarkan buku bahasa Mandarin.
Brianna sedang belajar bahasa mandarin dan dia hanya belajar dari youtube dan juga buku yang dibelikan oleh Regan.
Brianna sedang dimasa pertumbuhan dan dia sangat suka mengekspor dan mencoba hal-hal baru untuk dia pelajari.
Tentu saja hal-hal baru itu adalah hal-hal positif dan tidak merugikannya orang lain.
Brianna terlalu fokus dengan bukunya, sampai-sampai dia tidak menyadari kalo kondisi kelas semakin ramai karena satu persatu murid penghuni kelas mulai berdatangan.
"Woyyy, fokus banget," kata Molly yang baru datang dan menggebrak meja Brianna.
"Aaa," teriak Brianna dengan refleks karena kaget.
"Bikin kaget," kata Brianna kelas dan menutup bukunya.
"Sorry sorry, habisnya lo fokus banget baca bukunya," kata Molly dengan cengirannya.
"Lo baca buku apa sampai fokus gitu?" Tanya Molly.
"Buku bahasa Mandarin," jawab Brianna dan memperlihatkan sampul buku yang dia baca.
"Lo belajar bahasa Mandarin?" Tanya Molly.
Brianna menjawab pertanyaan Molly dengan anggukkan kepala.
"Silahkan lanjut belajarnya," kata Molly dan berjalan menuju mejanya yang berada di belakang Brianna.
Brianna kembali membuka buku dan melanjutkan membaca buku itu sambil mengenali huruf-huruf mandarin.
Molly yang berada di belakang Brianna hanya memperhatikan saja dan dia tidak habis pikir dengan Brianaa. Sepagi ini dia malah baca buku bahasa mandarin dan membuat otaknya berpikir berat.
Molly memilih main game di hpnya daripada pusing melihat Brianna yang sangat fokus dengan buku yang dia baca.
Tidak terasa bel masuk berbunyi dan semua murid di dalam kelas itu menghentikan kegiatan mereka.
Semuanya duduk rapi di kursi masing-masing. Begitu juga dengan Brianna dan Molly yang sudah menghentikan aktivitas mereka.
Guru Fisika yang ngajar di jam pertama masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi anak-anak," sapa guru Fisika.
"Selamat pagi bu," sapa semua murid dengan semangat.
"Hari ini adalah pertempuran pertama kita dan ibu akan berikan beberapa soal untuk mengetahui seberapa pemahaman kalian tentang fisika," kata guru Fisika.
"Lama-lama gue berhenti juga sekolah di sini, baru pertemuan pertama sudah dikasih tes," kata Molly kesal dan dia bicara dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh Brianna.
Tidak hanya Molly saja yang ngelut, tapi hampir semua murid di dalam kelas ini ngeluh.
"Tenang saja, nilainya tidak akan ibu sebar. Tes ini hanya untuk melihat pemahaman kalian tentang fisika, biar ibu tahu sampai mana pengetahuan kalian," kata guru Fisika.
Akhirnya mereka semua bernafas lega karena nilanya tidak akan disebar seperti nilai tes materi kemarin.
Guru fisika mulai membagikan kertas yang sudah berisi beberapa pertanyaan tentang fisika dan semua pertanyaan itu masih materi dari SMP.
Kelas menjadi hening, semuanya fokus mengerjakan tes yang diberikan.
************* Skip *************
"Akhirnya," kata Molly dan berdiri.
Jam kedua sudah selesai dan sekarang waktunya buat mereka istirahat.
"Ayo ke kantain," ajak Molly dan menghampiri meja Brianna.
"Ayo," kata Brianna dan berdiri dri duduknya.
Molly menggandeng lengan Brianna dan mereka berdua jalan menuju kantin yang berada di lantai satu
"Eh anak beasiswa," panggil Jessi yang turun dari lantai 3.
Molly menarik tangan Brianna agar mereka tetap lanjut menuruni anak tangga.
Molly malas banget berurusan dengan geng bully itu dan kasihan Brianna yang kena bullying dari mereka.
"Mau kemana lo?" Tanya Laura yang ternyata sudah menghadang di lantai satu.
Molly kelas dua dan ruangan dia memang berada lantai satu.
"Minggir," kata Molly dan mendorong pelan tubuh Laura yang menghalangi jalan mereka.
Laura tidak menghiraukan perkataan dari Molly dan tetap menghalangi jalan mereka.
"Lo nggak punya telinga ya, gue itu manggil lo," kata Jessi yang sampai di lantai satu dan menyenggol bahu brianna dengan keras.
"Dia punya nama," kata Molly dengan sewot.
Brianna sudah menundukkan kepalaku karena malas buat berurusan dengan ketiga perempuan itu.
"Gue nggak peduli nama dia," kata Jessi.
"Lo anak beasiswa, jangan sok pintar deh," kata Jola.
"Aku nggak pernah gitu," kata Brianna dengan suara pelan.
"Wahhh merendah banget," kata Laura dengan tepukan tangan.
"Dia memang pintar, terus lo bertiga mau apa," kata Molly dengan emosi.
"Maaf kak, kami permisi," kata Brianna dan menarik tangan Molly untuk pergi.
"Enak aja main pergi," kata Jessi dan mencengkram lengan Brianna.
"Nih kerjakan tugas kami," kata Jola dan memberikan 2 kertas soal.
"Enak aja lo perintah Anna," kata Molly merebut 2 kerta dari tangan Jola dan melempar ke lantai.
"Hebat ya, lo bisa jadikan ratu Molly menjadi bodyguard," kata Jessi menyejek Brianna.
"Lama-lama gue di sini bisa naik darah," kata Molly dan menarik tangan Brianna untuk pergi.
Dengan sengaja Molly menginjak 2 kertas soal itu dan membuat Jessi kesal.
"Bangs*t lo," kata Jessi kesal karena kerta tes nya diinjak sama Molly.
"Sorry, gue pikir sampah," kata Molly dengan ekspresi wajah mengejek.
Molly dan Brianna melanjutkan langkah kaki mereka menuju kantin.
"Nggak boleh gitu Molly, itukan kertas tes mereka," kata Brianna dengan suara pelan.
"Biarin aja, salah mereka juga," kata Molly.
"Lo jangan terlalu baik gitu sama orang, nanti lo dimanfaatin," kata Molly.
"Iya," kata Brianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA (END)
Teen FictionSeorang remaja perempuan yang melakukan loncat kelas dan menjadi anak beasiswa di sekolah swasta menengah atas yang sangat terkenal dengan kemewahan dan elit. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa sekolah di sana karena biaya setiap bulannya yan...