BAB 55

175 9 4
                                    

Seminggu Kemudian

Kondisi kesehatan Brianna sudah lebih baik dan dia juga sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu.

Hari ini mereka akan pulang ke Indonesia dan minggu depan akan berangkat ke Amerika untuk pengobatan kaki Brianna.

Sekarang mereka sudah berada di dalam pesawat dan Robert pesan first class buat keluarganya.

Brianna duduk bersebelahan dengan Arsen.

Arsen sudah 3 hari berada di Singapore, sekalian menggantikan Fenzo yang harus kembali ke Amerika untuk mengurus semua keperluan Brianna dan kedua orangtuanya yang akan terbang ke Amerika.

"Akhirnya kamu pulang ke Indonesia," kata Arsen dan menatap Brianna.

"Iya, Anna senang banget," kata Brianna dan menatap Arsen.

Brianna memang terlihat senang dan baik-baik saja. Tapi tidak dengan hati Brianna yang masih ada perasaan sedih karena dia tidak bisa berdiri dan melakukan aktifitas seperti biasanya.

Sekarang Brianna hanya bisa bergantung hidup dengan anggota keluarga dan pelayan saja untuk membantunya. Itu membuat Brianna sangat sedih dan tidak enak karena dia merepotkan banyak orang untuk membantunya.

Untuk sekedar pakai baju saja Brianna harus dibantu karena dia tidak bisa pasang bagian celana dan kalo pakai dress harus tetap dibantu untuk merapikan dress nya.

Rosella selalu siap siaga membantu Brianna untuk menggunakan pakaian dan Rosella membelikan banyak dress  biar lebih gampang buat Brianna gunakan.

Seperti tadi saja, Rosella yang bantu Brianna ganti baju sebelum mereka berangkat ke bandara.

************* Skip ***********

Setelah menempuh penerbangan selama 1 jam 50 menit, akhirnya mereka sampai di Indonesia.

Di bandara mereka sudah ditunggu oleh para sopir dan pengawal yang akan mengantar mereka pulang ke rumah.

Para pengawal berjaga ketat saat Brianna dibawa ke mobil. Mereka tidak ingat sesuatu yang buruk terjadi, apalagi identitas Brianna sudah terbongkar.

"Makasih kak Arsen," ucap Brianna saat dia sudah duduk dengan aman di dalam mobil.

Arsen yang mengurus Brianna dari dalam pesawat sampai ke mobil. Arsen juga menggendong Brianna ke kursi roda dan ke mobil.

Brianna satu mobil dengan Arsen dan kedua orangtua mereka berada di mobil depan.

Sekarang mereka akan iring-iringan dengan 2 buah mobil Alphard dan 1 buah bus mini yang didalamnya diisi oleh pelayan dan pengawal.

Setelah menempuh perjalanan panjang karena jalanan yang macet, akhirnya mereka sampai di rumah.

Pengawal menurunkan kursi roda Brianna dan meletakkan di teras rumah.

Arsen rurun dari mobil dan kembali menggendong Brianna. Mereka harus menaiki lima anak tangga dulu untuk menuju teras rumah.

"Hati-hati," kata Rosella.

"Iya mah," kata Arsen dan dengan hati-hati menaiki anak tangga.

Di sebelah kanan kiri Arsen ada pengawal yang yang berjaga. Arsen menurunkan Brianna di kursi roda.

"Makasih kak Arsen, maaf ngerepotin," ucap Brianna.

"Sama-sama, nggak tepot sama sekali," kata Arsen.

"Ayo masuk," ajak Robert.

Arsen mendorong kursi roda Brianna dan mereka mengikuti Robert dan Rosella yang sudah berjalan di depan mereka.

2 pelayan dengan sigap membuka pintu rumah dan Robert sama Rosella menyingkir ke samping.

"WELCOME HOME BRIANNA," teriak semua orang yang sudah menunggu di dalam rumah.

Bahkan mereka membuat spanduk untuk menyambut kepulangan Brianna ke rumah dan sekalian merayakan kesadaran Brianna.

Brianna yang tidak tahu apapun dengan sambutan itu sangat kaget. Brianna tidak bisa berkata apa-apa selain tersenyum dengan lebar karena bahagia.

"Anna," panggil Molly dan melangkahkan kaki menghampiri Brianna.

Moly menunduk dan memeluk Brianna dengan erat.

"Akhirnya lo bangun jua, gue senang banget," kata Molly dan air matanya mengalir turun.

"Maaf waktu itu gue nggak jagain lo dengan baik. Seandanya saja gue nggak maju ke depan buat nanya jalan, mungkin lo nggak akan kaya gini," kata Molly.

Selain Kenzo, Molly juga salah satu orang yang merasa sangat bersalah atas kejadian yang dialami oleh Brianna. Selama satu bulan ini Molly tidak memiliki semangat untuk menjalani hidupnya, bahkan dia tidak memiliki nafsu makan sampai-sampai berat badan tubuh menurun.

"Ini bukan salah kamu, jadi kamu nggak perlu minta maaf," kata Brianna dan membalas pelukan Molly.

"Tetap saja gue merasa bersalah karena terakhir kali lo sama gue," kata Molly.

"Jangan ingat itu lagi," kata Brianna.

Kedua perempuan itu melepaskan pelukannya. Bergatian dengan yang lain, mereka semua mengucapkan kata maaf karena tidak bisa menjaga Brianna dan ucapan selamat karena Brianna sudah kembali pulang ke rumah walaupun cuma satu minggu saja.

Selesai acara sambutan dan tangisan, mereka semua masuk ke dalam dan berkumpul di ruang keluarga.

"Kak Zayyan ngapain liatin aku dari tadi?" Tanya Brianna.

Brianna duduk di samping Molly dan Shaka duduk di sofa seberangnya. Dari tadi Shaka menatap Brianna dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kak Shaka itu kangen sama lo, makanya dari tadi lihatin lo terus," kata Molly dan Brianna menganggukkan kepalanya.

"Papah mau ke kamar, capek," pinta Brianna kepada Robert.

"Biar aku yang antar ke kamar," kata Shaka dengan sukarela menawarkan dirinya.

"Ya udah sana," kata Robert.

"Kamu istirahat sayang," kata Rosella dan Brianna menganggukkan kepalanya.

Shaka menghampiri Brianna dan langsung mengangkat ke gendongannya.

"Pakai kursi roda," kata Brianna karena takut Shaka keberatan.

"Nggak usah," kata Shaka dan melangkahkan kaki menuju lift.

Nina dengan sigap mengikuti dan menekankan tombol lift. Nina ikut sampai ke atas untuk membukakan pintu kamar Brianna.




BRIANNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang