"Akhirnya cucu perempuan opa kembali lagi, maaf ya butuh waktu lama buat menemukan kamu, tapi jangan salahkan opa, salahkan papah kamu yang memilih sibuk dengan kerjaannya dari pada mencari anak perempuan nya," kata opa Hendra dan memeluk Brianna.
"Kenapa jadi aku yang salah, selama ini aku nggak pernah berhenti mencari Queen, tapi memang belum takdirnya aja buat ketemu," kata Robert membela dirinya yang disalahkan.
"Nggak apa-apa opa, yang penting sekarang Anna sudah kembali bertemu dengan keluarga kandung Anna," kata Brianna dan membalas pelukan opa Hendra.
"Opa benar-benar senang, cucu perempuan opa tumbuh dengan sehat dan cantik," kata opa Hendra dan melepaskan pelukannya.
"Pokoknya nanti kamu ajak opa buat bertemu dengan keluarga yang merawat kamu selama ini, opa ingin ngucapkan terima kasih sama mereka," kata opa Hendra dan melepaskan pelukannya.
"Kenapa jadi sedih?" Tanya opa Hendra saat melihat ekspresi wajah Brianna.
"Sudah Queen jangan terlalu dipikirkan," kata Fenzo.
"Keluarga yang selama ini merawat Queen pindah dan tidak tahu di mana karena nyonya dari keluarga itu tidak suka dengan kehadiran Queen di dalam keluarga mereka, jadi semalam ini yang merawat Queen hanyalah kepala keluarga dan anak laki-lakinya" beritahu Kenzo.
"Beberapa bulan ini Queen dirawat oleh bang Vino dan kak Rossa yang bekerja di perusahaan" sambung Kenzo.
"Maaf sayang, opa tidak tau," ucap opa Hendra yang merasa bersalah sudah buat Brianna sedih.
"Tidak apa-apa opa," balas Brianna dengan senyuman yang kembali terbit di bibirnya.
Brianna juga berkenalan dengan kedua aunty dan kedua ancle nya, tidak lupa sama keempat kakak sepupunya.
Setelah itu mereka masuk kedalam rumah dan kembali berkumpul di ruang keluarga, Brianna duduk di antara kedua aunty nya.
"Mirip Robert," kata Bella (istri dari adam (anak pertama) dan mami dari Felix (25 tahun) dan Gio (20 tahun)).
"Iyalah, namanya juga anak aku pasti mirip," kata Robert.
"Kalian buat nya gimana sampai putih begini?" Tanya Clara (istri dari Edward (anak kedua) dan mami dari Lukas (18 tahun) dan Noam (16 tahun)).
"Pakai susu sama tepung, dicampur sampai jadi adonan," jawab Rosella yang sedikit kesal dengan pertanyaan kakak iparnya.
"Murid penerimaan beasiswa, tenyata anak dari pemilik sekolah, kayanya bagus dibuat cerita," kata Kenzo.
"Anak beasiswa?" Tanya opa Hendra.
"Iya opa, Queen itu anak beasiswa yang loncat dari kelas satu SMP ke kelas satu SMA," jawab dan beritahu Kenzo.
"Sudah cantik, pinter, mantu idaman banget nih. Seandainya saja kamu bukan anak Rosella sama Robert, sudah aunty jadikan kamu menantu," kata Clara dan mencium pipi Brianna karena gemas.
"Lukas mau mi, diminta buat nikah muda pun Lukas terima kalo calon istrinya seperti Queen," kata Lukas dan langsung mendapatkan jitakan dari Arsen.
"Bukan lo aja yang mau, gue pun dulu pernah kepikiran buat jadikan Queen pacar gue, syukur aja belum kejadian, kalo sampai kejadian bisa malu tujuh turunan. Seorang kakak memacari adik kandung sendiri," kata Kenzo dengan jujur dan ditambah sedikit dramatis.
'Plak'
Bukan jitakan lagi yang didapatkan oleh Kenzo, tapi pukulan keras dilengannya oleh Ray dan tatapan tajam.
"Sakit kak Ray, orang cuma mau bicara jujur. Lagian waktu itu aku tidak tau kalo Anna adalah Queen," kata Kenzo dan mengusap lengangnya yang terkena pukulan Ray.
"Kak Ray, kasihan kak Kenzo," kata Brianna.
"Queen, sakit banget," adu Kenzo dengan sedikit lebay.
"Yang mana sakit?" Tanya Brianna dan berdiri dari duduknya.
Brianna menghampiri Kenzo yang masih memasang wajah kesakitan.
"Yang ini Queen, rasanya sakit banget" jawab Kenzo dengan memegang lengannya dan ekspresi wajah yang dibuat-buat kesakitan.
"Kak Ray nggak boleh gitu sama adek sendiri, kasihan kak Kenzo kesakitan," nasehat Brianna dan mengusap lembut lengan Kenzo.
"Iya tuh kak Ray memang kasar dari dulu, kakak sudah sering kena pukul sma kak Ray," kata Kenzo yang masih memanas-manasi suasana biar Brianna menyalahkan Ray.
Selama ini belum ada yang berani menasehati Ray selain Rosella, Robert, oma Anggun, dan opa Hendra.
Tapi lihatlah sekarang, seorang Ray yang dingin dan keras kepala tiba-tiba diam saat dinasehati oleh Brianna karena memukul lengan Kenzo.
"Momen langka sosok Ray bisa diam saat dinasehati," kata Noam.
"Masih sakit kak Kenzo?" Tanya Brianna.
"Sudah enggak lagi habis diusapkan sama kamu," jawab Kenzo dan menarik Brianna buat duduk di pangkuannya.
"Ih lepasin kak Kenzo," kata Brianna saat Kenzo menahan pinggangnya pas mau berdiri.
"Sebentar aja," kata Kenzo.
"Nggak mau, lepasin," kata Brianna lagi dan berusaha buat turun dari pangkuan Kenzo.
Kenzo tidak mendengarkan Brianna dan tetap menahan Brianna agar berada di pangkuannya.
"Papah tolongi, kak Kenzo nakal," adu Brianna dan meminta tolong kepada papah nya.
"Kenzo lepasin Queen," kata Robert dengan tegas.
Akhirnya Kenzo melepaskan Brianna. Brianna langsung berdiri dan menjauh dari Kenzo.
Brianna kembali duduk, tapi sekarang dia duduk disamping Rosella.
"Mamah laper," kata Brianna dengan suara yang pelan.
"Kasihan putri mamah sudah kelaparan," kata Brianna dan mengusap lembut kepala Brianna.
Sekarang memang sudah waktunya buat makan malam dan mereka sedang menunggu pelayan selesai menyiapkan makanan.
"Permisi nyonya, tua, makanan sudah siap," beritahu pelayan yang datang ke ruang keluar.
"Ayo kita makan malam," ajak opa Hendra dan berdiri dari duduknya.
Semua orang ikut berdiri dan mereka pergi menunu ruang makan.
Brianna duduk di samping Rosella dan menu makan malam mereka adlaah steak daging sapi.
(Menu makan).
Opa Hendra sebagai tertua memimpin doa sebelum mereka makan.
Selesai doa, baru mereka menyantap makanan masing-masing yang sudah tersaji di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA (END)
Teen FictionSeorang remaja perempuan yang melakukan loncat kelas dan menjadi anak beasiswa di sekolah swasta menengah atas yang sangat terkenal dengan kemewahan dan elit. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa sekolah di sana karena biaya setiap bulannya yan...