BAB 24

219 12 0
                                    

Brianna bersama kedua orangtua nya sedang duduk di ruang keluarga setelah makan malam.

Brianna duduk di tengah tengah Robert dam Rosella.

"Besok Anna boleh sekolah kan?" Tanya Brianna kepada kedua orangtuanya.

"Kamu sudah benar benar sehat?" Tanya Robert.

"Sudah papah, Anna sudah sehat," jawab Brianna dan menatap wajah Robert.

"Serius sudah sehat?" Tanya Robert.

"Dua rius," kata Brianna dan memeluk Robert dari samping.

"Boleh ya besok sekolah, nanti Anna banyak ketinggalan materi," kata Brianna merayu Robert untuk mengizinkannya besok pergi ke sekolah.

"Ya udah iya," kata Robert.

"Makasih papah," ucap Brianna dan mencium pipi Robert.

"Sama-sama sayang," balas Robert dan mencium puncak kepala Brianna.

"Mamah juga mau dicium sama Queen," kata Rosella.

"Boleh," kata Brianna dan mencium pipi Rosella.

"Makasih sayang," ucap Rosella dan mencium puncak kepala Brianna.

"Mau juga dicium" kata Kenzo yang keluar dari lift.

Kenzo turun ke bawah bersama dengan Fenzo dan Ray. Tadi habis makan malam, mereka naik ke atas sebentar.

"Nggak mau," tolak Brianna.

"Sekali aja," kata Kenzo.

"Nggak mau," kata Brianna yang masih menolak permintaan Kenzo.

"Sudah Kenzo, kamu jangan paksa Queen kalo dia tidak mau," kata Robert membela putri kesayangannya.

"Ini hp kamu," kata Fenzo dan memberikan hp Brianna.

"Kenapa hp Anna sama kak Fenzo?" Tanya Brianna dan menerima hp nya yang dari masuk rumah sakit sudah menghilang.

"Kemarin lupa kasih pas kamu di rumah sakit," jawab dan beritahu Fenzo.

"Makasih kak Fenzo," ucap Brianna.

Brianna meletakkan hp nya ke atas meja dan memeluk Fenzo yang berdiri di dekat meja.

Fenzo dengan senang hati membalas pelukan Brianna dan dia memberikan tatapan mengejek kepada Kenzo dan Ray yang menatapnya dengan kesal.

"Sama-sama Queen," balas Fenzo dan mencium puncak kepala Brianna.

Brianna melepaskan pelukannya dan mencium pipi kanan Fenzo sebagai ucapan terima kasih.

Tidak masalah juga Brianna mencium pipi kakak kandung nya sendiri. Selagi masih ditempat yang wajar dan mereka juga tidak melakukan hal negatif.

"Queen nggak adil," kata Kenzo dan menghempaskan tubuh nya duduk di sofa.

Brianna melangkahkan kaki menghampiri Kenzo dan duduk di samping Kenzo.

"Anna adil kok," kata Brianna dan mencium pipi kanan Kenzo.

"Nah ginikan baru enak," kata Kenzo dan mengusap lembut kepala Brianna.

"Kakak mana?" Tanya Ray yang juga mau diberikan ciuman di pipi nya.

Semua mata langsung tertuju kepada Ray yang duduk di sofa single. Mereka sangat kaget saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Ray.

Sosok pemilik wajah datar dan sifat dingin kulkas pintu dua bisa mengatakan kalimat seperti itu.

"Pah, kayanya Fenzo lagi dialam mimpi," kata Fenzo yang tidak percaya kalo Ray yang mengatakan itu.

"Sungguh keajaiban, seorang Queen bisa mengubah si dingin Ray," kata Kenzo.

"Kenzo yang sopan, panggil kakak," tegur Rosella.

"Maaf mah, terlalu kaget soal nya," ucap Kenzo.

Brianna berdiri dari duduk nya dan menghampiri Ray yang tidak memperdulikan tatapan keluarga nya.

Saat Brianna berdiri di depanya, Ray menarik tangan Brianna dan meminga Brianna untuk duduk di pangkuan nya.

"Kakak sayang sama kamu, kamu jangan pergi lagi," kata Ray dengan suara pelan agar Brianna saja yang mendengar.

Brianna tersenyum dan menatap kedua mata Ray.

"Anna nggak akan pergi lagi," kata Brianna dan mencium pipi Ray.

Setelah itu Brianna memeluk Ray dan menyandarkan kepalanya di dada Ray.

Ray mengusap lembut kepala Brianna dan mencium puncak kepala Brianna.

"Kembalinya Queen, mengubah kehidupan kita lebih berwarna," kata Rosella mendekatkan tubuhnya kepada sang suami.

"Queen adalah warna keluarga kita dan sekarang dia sudah kembali," kata Robert merangkul bahu istrinya.

Rosella menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

"Mamah senah lihatnya, Ray kembali pulang ke rumah dan tatapan hangat Ray kembali muncul setelah sekian lama menghilang," kara Rosella.

Dari keempat anak laki-lakinya, Rosella sangat merasakan perubahan dari Ray saat Brianna menghilang.

Ray yang dulunya adalah anak cerita dan penuh kasih sayang. Seketika langsung berubah menjadi anak pendiam dan dingin.

Mungkin karena waktu itu Ray yang sudah besar dan lebih mengerti dengan situasi terjadi.

Apalagi Brianna adalah adik yang paling dia sayang. Adik perempuan yang kehadirannya sudah dia tunggu lama.


BRIANNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang