BAB 52

191 9 0
                                    

Setelah mendapatkan penanganannya dokter hampir 2 jam, akhirnya Brianna dinyatakan mengalami kritis dan dokter tidak bisa memastikan kapan Brianna akan sadar.

Tadi detak jantung Brianna berhenti berdetak, tapi akhirnya kembali berdetak walaupun kondisi sangat lemah.

Setelah diskusi panjang dengan dokter dan mencari rekomendasi rumah sakit yang bagus, Robert memutuskan untuk membawa Brianna ke Singapore untuk mengobatannya dan dia sudah menghubungi rumah sakit di sana.

Untuk menjaga keamanan Brianna selama terbang ke Singapore, Robert lebih dulu terbangkan dokter dan 2 suster dari Singapore ke Indonesia untuk mengawasi Brianna selama penerbangan dari Indonesia ke Singapore.

Robert akan melakukan apapun untuk kesembuhan putrinya dan anggota keluarga yang lain juga menyetujui keputusan Robert.

Mereka tidak ingin kehilangan Brianna untuk kedua kalinya dan masih banyak hal yang ingin mereka lakukan bersama Brianna.

Yang akan ikut terbang ke Singapore Robert, Rosella, opa Hendra, oma Anggun, Ray, Nina, Helwa, dan 4 pengawal.

Kenzo tidak bisa ikut karena dia sekolah dan harus persiapan buat menghadapi ujian. Sedangkan Arsen 2 hari lagi ada sidang skripsi dan dia tidak bisa mengundur itu.

Tapi Arsen akan menyusul ke Singapore kalo dia sudah selesai skripsi dan Kenzo juga akan terbang ke Singapore pas weekend.

Nanti yang akan menetap tinggal d Singapore cuma Robert, Rosella, pelayan, dan juga pengawal.

Sisa nya akan kembali pulang ke Indonesia untuk menjalani kehidupan mereka dan mengurus pekerjaan.

"Aku boleh ikut ke Singapore?" Tanya Shaka.

Shaka ingin ikut mengantarkan Brianna ke Singapore, setidaknya dia melihat secara langsung kalo Brianna sampai di sana dengan selamat dan mendapatkan penanganan yang sangat baik.

"Jangan Shaka, kamu sudah kelas tiga dan harus fokus belajar untuk menghadapi ujian," kata Rosella.

"Tapi tante," kata Shaka.

Rosella memegang tangan kanan Shaka dan menatap kedua mata Shaka yang memancarkan kesedihan.

"Kamu jangan khawatir, kami akan melakukan apapun itu kesembuhan Queen di sana. Kalo kamu mau tahu kondisi Queen, kamu bisa chat atau telpon tante," kata Rosella dengan lembut.

"Jangan gara-gara kamu khawatir sama Queen, kamu sampai melupakan kewajiban belajar kamu," sambung Rosella.

"Kalo libur aku boleh datang ke sana?" Tanya Shaka.

"Silahkan saja," jawab Rosella.

"Boleh aku masuk ke dalam?" Tanya Shaka meminta izin untuk masuk ke dalam ruang ICU di mana Brianna terbaring lemah.

Semua orang sudah masuk ke dalam, tinggal Shaka dan Zaidan saja yang tidak masuk.

"Boleh," jawab Rosella dan melepaskan tangan Shaka.

Shaka masuk ke dalam ruang ICU dan dia menggunakan pelapis pakaian untuk menjaga kebersihan di dalam ruangan.

Shaka menghampiri tubuh Brianna yang terbang lemah dengan banyak kabel yang terpasang di badannya.

Air mata Shaka menetes turun dengan sendirinya. Kedua kaki Shaka berhenti melangkah karena dia tidak sanggup melihat kondisi Brianna.

Shaka menghapus air matanya dengan kasar dan kembali melangkahkan kakinya.

Shaka berdiri di samping Brianna dan menatap wajah pucat Brianna dengan kedua mata yang tertutup.

"Aku cengen banget ya?" Tanya Shaka saat merasa ada air mata yang kembali mengalir turun.

BRIANNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang