Hari ini adalah hari sabtu dan waktunya buat Brianna bersantai dan tidur sepuasnya.
Brianna bangun jam 6 dan dia mulai lanjut bersih-bersih apartemen, membuat sarapan, dan mengurus cucian.
Vino tidak pernah memaksa Brianna buat melakukan itu dan Brianna sendiri yang ingin melakukannya, itu memang sudah menjadi kebiasaannya dan rasanya sangat aneh saat tidak melakukan itu.
Lagian apartemen ini tidak terlalu luas dan sebagian cucian juga diantar ke tempat laundry oleh Vino, jadi Brianna tidak akan kecapean.
Setelah selesai bersih-bersih, Brianna mandi dan setelah itu sarapan pagi.
Vino belum bangun, jadi Brianna sarapan sendirian dan hari ini dia hanya sarapan oatmeal.
Selesai sarapan, Brianna masuk ke dalam kamarnya dengan membawa sebotol air mineral dan beberapa cemilan.
Dia akan santai-santai di dalam kamar dengan nonton film menggunakan aipad dan lanjut tidur kalo capek.
———————Skip———————
Sekarang menunjukkan pukul 6 sore dan Brianna masih nyenyak tidur.
Dia nonton film sampai jam 2 siang, habis itu makan siang bersama Vino dengan makanan yang dibeli dari luar.
Selesai makan siang dan mencuci peralatan makan, Brianna masuk ke dalam kamar dan tidur siang.
"Mana Anna?" Tanya Rossa yang baru datang dengan penampilan yang sudah rapi.
(Pakaian Rossa).
"Masih tidur," jawab Vino.
"katanya dia tidak mau ikut pergi," beritahu Vino.
"Kamu siap-siap sana, aku bangunkan Anna dulu, pokoknya dia harus ikut biar nggak bosan diam di rumah aja hari libur," kata Rossa.
Rossa meletakkan tas nya ke atas sofa dan setelah itu melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar Brianna.
Pintu kamar itu terbuka dan hanya lampu tidur kecil saja yang menyala dan posisinya di atas meja belajar, pokoknya asal ada sedikit cahaya yang dia liat maka Brianna tidak akan takut dan traumanya tidak akan kambuh.
Brianna tipe orang yang tidak bisa tidur kalo terang, tapi takut sama gelap gulita, jadi harus ada lampu tidur kecil untuk memberikan sedikit cahaya di dalam kamar.
Rossa menghidupkan lampu kamar Brianna dan sosok Brianna masih tidur nyenyak dibawah selimutnya.
Rossa menghampiri Brianna dan duduk di sisi kasur.
"Anna bangun," kata Rossa dan menarik selimut yang Brianna gunakan.
"Masih ngantuk, sebentar lagi," kata Brianna dan memeluk gulingnya dengan erat.
"Kita harus pergi sekarang, jadi kamu cepatan bangun," kata Rossa.
"Nggak mau ikut, malas," kata Brianna dengan mata yang masih tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIANNA (END)
Teen FictionSeorang remaja perempuan yang melakukan loncat kelas dan menjadi anak beasiswa di sekolah swasta menengah atas yang sangat terkenal dengan kemewahan dan elit. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa sekolah di sana karena biaya setiap bulannya yan...