BAB 45

212 11 0
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Brianna dan keluarganya tidak ada rencanakan buat pergi. Mereka hanya akan diam di rumah untuk istirahat sebelum besok kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Brianna menuruni anak tangga dengan perasaan kesal dan dia menuju kamar kedua orangtuanya.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Brianna langsung membuka pintu kamar.

"Papah, mamah," rengek Brianna saat masuk ke dalam kamar.

Robert dan Rosella yang sedang duduk santai di sofa sambil ngobrol dibuat kaget dengan kehadiran putrinya yang tiba-tiba.

Ekspresi wajah Brianna terlihat sangat kesal dan dia berjalan dengan menghentakkan kakinya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Rosella.

"Kak Arsen nyebelin," jawab Brianna dengan kesal.

Brianna membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi tengkurap dan menyembunyikan wajahnya.

"Kamu diapain sama kak Arsen?" Tanya Rosella dan berdiri dari duduknya.

"Kak Arsen jahat," jawab Brianna.

Rosella duduk di sisi kasur dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepala putrinya.

"Papah telpon kak Arsen dulu," kata Robert dan mengambil hp nya.

Robert menelpon Arsen dan minta untuk datang ke kamar nya.

Tidak lama Arsen masuk ke dalam kamar dengan ekspresi wajah biasa-biasa saja karena dia tidak merasa berbuat salah.

"Kamu apaain Queen sampai kesal gitu?" Tanya Robert dan menatap Arsen.

"Dia kesal karena nggak aku kasih coklat," jawab Arsen dengan santai.

"Kak Arsen pelit," kata Brianna dan mengubah posisi menjadi duduk.

Brianna menatap Arsen dengan kesal dan setelah itu memalingkan wajahnya.

"Tadi malam kamu sudah makan tiga bungkus coklat kakak," kata Arsen.

"Queen," kata Rosella dan menatap putri nya.

"Maaf mamah," ucap Brianna yang tahu kalo mamah nya sedang marah.

"Selama seminggu kamu nggak boleh makan coklat ataupun es krim," kata Rosella dengan tegas.

Brianna menatap Rosella dengan tatapan berkaca-kaca dan dia beralih menatap sang papah.

"Papah nggak ikut campur," kata Robert dan mengangkat kedua tangannya.

"Ih nyebelin, ini gara gara kak Arsen," kata Brianna kesal dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Daripada kamu kesal gitu, lebih baik kita pergi jalan-jalan," kata Arsen mengajak sang adek bungsu untuk pergi keluar.

"Kemana?" Tanya Brianna.

"Gimana kalo kita pergi ke mall, sekalian beli keperluan buat kamu kemah minggu depan," jawab Arsen dan memberikan saran.

BRIANNA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang