''Dia memang manusia biasa. Tapi di mataku, dia semestaku. Tidak peduli di mata orang lain bagaimana.''
''Mbak Lala, Kiren udah pulang?'' tanya Lauren, saat berada di dapur.
''iya non, ada di kamarnya.''
Lauren mengangguk mengerti. Kemudian dirinya menuju kamar milik Kiren.
Lauren mengetuk pintu kamar Kiren beberapa kali.
''masuk.'' terdengar jawaban Kiren dari dalam. Lauren langsung membuka pintu kamar, dan menemukan Kiren sedang rebahan di atas kasur.
''Kakak!'' seru Kiren, ia melompat dari kasur, dan memeluk Lauren dengan erat.
Lauren mengelus surai Kiren dengan penuh kasih sayang.
''mau, jalan-jalan?'' tawarnya.''mau, mau!'' Jawab Kiren cepat.
Lauren melepas pelukannya, ia menunduk dan menatap mata adiknya.
''sekarang, Kiren siap-siap ya. Kakak juga mau siap-siap,'' perintah Lauren.Kiren mengangguk, dan pergi mengambil baju yang akan ia gunakan. Setelah dirasa sudah sesuai hatinya, ia pun memasuki kamar mandi.
Sama halnya dengan Kiren. Sekarang, Lauren kembali ke kamarnya dan bersiap-siap.
Tak sampai 7 menit. Kakak beradik itu sudah tampil rapi. Mereka menunggu taksi. Setelah taksi mereka datang, keduanya langsung meluncur ke taman kota.
Kiren mengedarkan padangannya, menatap semua yang ada di taman.
''yey!'' serunya, sambil berlari menuju salah satu penjual es krim.''Kiren! Tunggu, jangan lari-lari.'' kata Lauren panik, ia segera berlari menyusul adiknya itu.
Jantung Lauren hampir copot, ia takut adiknya, ketabrak seseorang yang tidak di kenal. Atau malah tersesat.
''kamu ini nakal! Tunggu Kakak dulu, kan bisa.'' Lauren menjewer telinga Kiren.
''ah, maap-maap kak.'' Kiren mengadu kesakitan, saat jeweran Lauren sudah lepas. Ia mengusap telinganya, ia yakin bahwa saat ini telinganya pasti merah.
''maaf, kakak cuma takut kamu kenapa-napa.'' Lauren menyesal telah menjewer Kiren. Apakah, dirinya terlalu berlebihan? Kiren terlihat kesakitan karena ulahnya.
Kiren menggeleng.
''ini salah Kiren. Sekarang, kita makan es cream, ya,'' pinta Kiren, supaya kakaknya tidak merasa bersalah.Lauren mengangguk setuju.
''pak, es creamnya 2 rasa coklat,'' kata Lauren, kepada penjualnya.''siap, neng duduk dulu aja di sana.'' penjual tadi, mempersilahkan Lauren dan Kiren duduk di salah satu bangku yang ada di kedainya.
Lauren dan Kiren menunggu pesanannya, sambil duduk. Mereka juga sedikit bercerita mengenai bagaimana bumi itu bulat. Sesekali, keduanya juga tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BACK [THE END]
Teen Fiction''Konon katanya, Laki-laki hanya jatuh cinta sekali seumur hidup, sisanya hanya melanjutkan hidup.'' Setiap manusia di bumi, pasti merasakan namanya jatuh cinta. Namun, Valenthyna Lauren Arcellio, belum pernah merasakan jatuh cinta dalam hidupnya. S...