Yey! Sudah sampai chapter 20. Di bab ini, bakal ada kejutan!
Siap-siap, ya.
Sebelum baca, vote dulu!
Lauren tidak bisa tidur semalaman. Entahlah, ia masih memikirkan apa yang telah terjadi dengan dirinya.
Pagi ini, dia terlihat lemas. Kantung matanya menghitam, rambutnya juga ia ikat menjadi satu.
''woi! Napa lo?'' Cia menepuk punggung Lauren dari belakang.
Lauren menoleh sekilas. Ia sedang malas berbicara, ia ingin segera tidur di kelas nanti.
''dih, ditanyain gak dijawab. Kesambet apa lo?'' Cia kesal, tidak mendapat respon apa pun dari sahabatnya ini.
Setelah sampai di dalam kelas. Lauren menangkupkan kedua tangannya, dan tidur di atas meja. Matanya sangat berat.
Cia semakin terheran-heran dengan sikap Lauren pagi ini. ''perasaan tadi malam, baik kok.'' ucap Cia, sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
''sakit?'' tanya Darrel, kepada Cia.
''mana gue tau, gue udah tanya tadi, tapi gak dijawab.''
Darrel keluar dari kelas. Ia menuju UKS, untuk mengambil obat. Setelah itu, dirinya pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman untuk Lauren.
''mas Darrel sakit?'' tanya bu Hartini, ketika tak sengaja melihat obat yang dibawa oleh Darrel.
''bukan buat saya, bu.''
''2 roti, sama 2 air.'' Darrel menyerahkan itu semua ke bu Hartini, agar dihitung dan diberi kantong plastik.
Bu Hartini menyerahkan pesanan Darrel kembali.
''10 ribu, mas.''Darrel menerimanya, dan membayar dengan uang pas. ''permisi bu,'' pamitnya.
''sami-sami, mas.''
Setelah semuanya selesai, Darrel kembali menuju kelasnya. Bell masuk sekolah, masih lumayan lama.
''Lauren bangun. Nih, minum obat lo.'' Darrel mengguncangkan tubuh Lauren, berharap ia bangun.
''ungh, hah?'' Lauren masih mengumpulkan nyawanya.
Darrel mengambil kursinya, dan duduk di depan Lauren. ''lo kenapa, Sakit?''
''kecapean mungkin.''
Darrel memberikan kantong plastik itu, di atas meja Lauren. ''makan, terus minum obat lo.''
Lauren membukanya, ia mengambil 1 roti, dan memakannya. Kebetulan, ia belum sarapan tadi.
''obat apa? Lo ngeracunin gue, ya?'' tuduh Lauren, sambil mengangkat obat itu.
Darrel mendelik tidak terima. ''fitnah aja, lo. Gak sekalian, rotinya tadi lo bilang ada racun?''
Lauren membuka obatnya, dan minum menggunakan air yang tadi. ''mungkin aja, kemarin kan, nilai gue di atas lo.''
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BACK [THE END]
Teen Fiction''Konon katanya, Laki-laki hanya jatuh cinta sekali seumur hidup, sisanya hanya melanjutkan hidup.'' Setiap manusia di bumi, pasti merasakan namanya jatuh cinta. Namun, Valenthyna Lauren Arcellio, belum pernah merasakan jatuh cinta dalam hidupnya. S...